My Name is Joshua

13 2 0
                                    

Sekolah ini sungguh membosankan,
tidak ada yang bisa aku lihat semuanya biasa saja, seandainya ada pria tampan dikelas ini, mungkin masa sekolahku menjadi lebih berwarna, begitulahh pemikiran wanita pecinta oppa tampan... Hehehe.

Saking bosannya, aku ingin sekali cepat lulus SMA, agar bisa lanjut kejenjang perguruan tinggi dan bertemu dengan pria tampan dari seluruh Korea Selatan.

Ctaaakkkk....

Suara sentilan  jari yang mendarat tepat di keningku yang putih mulus.

"Kyaaaa sakit.." keluhku sambil memegang dahi yang nampak sedikit merah.

"Kau pasti menghayalkan pria tampan lagi kan?" sambil mengelengkan kepalanya.

Aku memanyunkan bibirku dengan rasa yang sedikit kesal.

"Hei hei Eunha" dengan semangatnya, ku condongankan sedikit tubuhku kedepan mengarahkannya kepada Eunha yang duduk tepat didepanku.

"Kau kan ketua kelas, apakah ada info akan ada pangeranku?" kataku sambil sedikit menjahilinya.

"Kyaa Y/n, berhentilah bersikap seperti anak kecil" jawabnya ketus.

Eunha memang terkenal dengan sikap tegasnya, walaupun begitu Eunha merupakan Wanita tercantik dikelas ini, ya.. Setidaknya itu yang dikatakan siswa laki-laki, padahal aku selalu merasa akulah yang paling cantik hehehh.. Eunha adalah ketua kelas kepercayaan kami dan dia juga adalah sahabat yang paling kusayangi.

Mendengar jawabannya aku langsung kembali keposisi awalku dengan sedikit rasa kesal akan sikapnya.

"Sepertinya mimpimu akan terwujud" ujar Eunha setelah melirik wajahku.

"Hah apa? Betulkah ada?" dengan senangnya.

Eunha hanya mengangguk dengan mantap.

"Dia akan datang sebentar lagi" lanjutnya.

Aku yang senang hanya menopangkan kedua tanganku di dahu menunggu sesuatu hal yang dikatakan Eunha. Semoga saja itu betul.

Pelajaran pertama pun sudah selesai, namun tidak ada tanda-tanda pria tampan sedikitpun.

"Kau pasti menipuku kan?" berbisik kearahnya.

Namun Eunha tidak menjawabnya justru ia hanya mengangkat bahunya dan berlalu pergi ke ruang guru.

"Uhhh sial" gerutuku sambil mengatur posisi paling nyaman untukku tidur.

Terlalu lama aku tidur sampai jam pelajaran selanjutnya pun aku tidak tahu.

"kyaa Y/n bangun.. Kyaaa" Eunha membangunkanku.

"Pangeranmu disini" bisiknya.

Dengan seketika itupula aku terbangun, bisikkan itu sungguh mujarab, kulihat didepan sana bersama Pak Guru seorang lelaki yang sangat tampan, tinggi, kulitnya yang putih, hidung mancung, dan senyuman yang sungguh mematikan, tanpa sadar aku memperhatikannya beberapa saat, mataku tidak berkedip sekalipun, sungguh Pangeran yang aku mimpikan.

Dalam lamunan itu, mataku hanya terfokus padanya bahkan semua yang dikatakan oleh Pak Guru pun aku tidak mendengarnya.

Lelaki itu kearahku lalu duduk disabelahku aku yang masih belum sadar itu hanya mengikuti arah pergerakkannya.

"Hallo" sambil tersenyum manis.

Wajahku berubah menjadi merah padam, jantungku berdegup sangat cepat deg.deg.deg.deg.deg.

"Ahh itu" lelaki itu menunjukku sontak saja membuat aku tersadar.

"Air liurmu" sambil menunjuk bibirnya sendiri.

"Ahhh" aku langsung sadar dan seketika itu pula mengelap yang ia katakan, "Aahh sial" gerutuku setelah tahu bahwa itu betul ada disana.

Pria itu justru tersenyum melihat tingkahku, aku kembali terpaku dengannya, aku tidak kuat menahannya lagi

Dreeeetttt

"Pak Guru, aku mau ke toilet" kataku lalu berlari sekuat mungkin.

Eunha yang mengetahui alasan mengapa aku begitu hanya bisa mengelengkan kepalanya.

Sesampainya di toilet aku membasuh wajah dengan sedikit lebih kasar, kali ini terasa sangat panas.

"Aahhh panas sekali wajahku, ..... Aahh sial ..air liur ini memalukan sekali" sambil sesekali memukul kepalaku.

Setelah menenangkan perasaanku, akhirnya kuputuskan untuk kembali lagi kekelas, tidak baik terlalu lama ditoilet saat pelajaran sudah dimulai.

Perlahan tapi pasti aku memberanikan diri untuk duduk dengan sikap yang harus lebih tenang lagi, aku harus bisa mengontrol perasaan ini, ujarku didalam hati.

Cukup lama tidak ada pergerakan apapun, semua siswa sibuk memperhatikan penjelasan Pak Kim, hari ini adalah pelajaran Matematika percayalah aku sungguh tidak menyukainya.

Sreeeett.

Kertas itu sudah ada didepanku dengan tulisan yang sedikit aneh, kulihat wajah pria itu tidak ada tanda-tanda ia akan mengajakku berbicara.

Tulisan dikertas
~My name is Joshua.
What your name?~

Hah bahasa inggris aku sedikit berfikir apa artinya, aku memang peringkat terakhir dikelas ini tapiaku tidak sebodoh itu, aku masih mengerti bahasa inggris walaupun hanya dasarnya saja.

"Aaahhh namaku?" kataku lirih.

~Y/n, Hallo, bicaralah menggunakan bahasa yang aku mengerti~

Lalu aku menyerahkan lagi buku itu kearahnya.

Terlihat jelas bahwa ia membacanya, aku memang mengharapkan lelaki tampan datang kepadaku sebagai keberuntungan luar biasa. Namun jika tingkat ketampanannya seperti Joshua aku tidak sanggup.

"Semoga kita bisa berteman dengan baik" kataku padanya yang dibalas dengan anggukan dan senyuman yang luar biasa manisnya.

"Aku berharap bisa mengimbangi perasaanku terhadapmu. Joshua!" kataku didalam hati.

~~~~¥£¥£¥£~~~~

Bagaimana readernim?🤭🤭, semoga suka yaaa.....

Jagan lupa vote dan comentnyaa yaa

Atau jika ada yang punya ide mau dibikin alurnya bagaimana bisa kok, coment ajah yaa

IMAGINE SEVENTEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang