Prolog

318 18 0
                                    

Dear Diary..

Sekarang tanggal 12 juni 2020. Tepatnya hari senin terakhir aku bersekolah di sekolah yang berarti sekolah para bintang.

Tuhan, apa aku pantas disebut bintang?

Tuhan, tolong turunkan satu orang saja yang bisa menjadi bagian dari hidupku. Aku terasa hampa hidup didunia ini, ibuku pergi, ayahku pergi tanpa meninggalkan jejak apapun.

Zein, aku berharap kamu bisa menjadi pengganti dari Ayah dan Ibu ku kelak.

Aku jadi mengingat tentang kita ditahun 2017 lalu, suka duka kita jalani bersama. Namun aku tidak ingin ada ending kehilangan mu di kehidupan ku ini. Semoga terwujud.

Rosalina (Ocha) 

12 Juni 2020

-------

12 Juni 2017

Motor ninja hitam pekat itu membelah jalanan dengan kencang nya. Tidak memperdulikan teriakan orang-orang yang terkena dampak dari kebut-kebutan nya itu.

Zeinal Hernanta- itu dia.

Dari mata elang nya ia melihat gadis berkaca mata sedang berjalan kaki, namun bersebelahan dengan genangan air yang bekas hujan tadi malam. Sebenarnya tidak ada niatan sama sekali untuk mencipratkan air tersebut ke gadis lugu berkaca mata itu.

Drumm

“Aah--, seragam ku. ” jerit gadis itu saat melihat seragam putih abu-abu nya noda akan air tanah. Siapa yang melakukan ini? Ia tidak akan mengampuni nya!

Zein!!...

Teriakan itu menghentikan langkah seorang lelaki yang sedang berjalan menuju kelas nya. Ia menoleh dan terlihat lelaki menghampiri dirinya dengan terengah-engah.

“Apaan, Set? ” balas Zein cuek.

“Ada.. Anak.. Baru.. ” ucap Setyo masih dengan nafas yang terengah-engah. Sudah biasa bagi sekolah menengah akhir bernama BELSTAR ini jika kedatangan murid baru pasti akan heboh.

“Cewek, cowok? ”

“Cewek, ”

“Oke. ”

Lalu Zein melanjutkan berjalan ke arah kelas nya, Setyo masih berdiri ditempatny, tangannya mengepal dan menonjok udara.

Memang siapa yang berani menonjok seorang Zein?

Bugh

Adaw.. ” ringis Zein saat pinggang sebelah kirinya dipukul kencang oleh seseorang dari belakang. Ia buru-buru menoleh.

Terlihat gadis memakai seragam yang sama seperti dirinya dengan rambut yang di kepang menjadi dua kiri dan kanan.

“Udah jelek, bandel, ngotorin seragam aku lagi! ” cerocos gadis yang berada di depannya saat ini.

Zein membulatkan mata saat ada seorang gadis yang mengatai fisik nya 'jelek'.

“Dih, gak jelas lo. ” ucap Zein sambil menjauh dari gadis itu. Sebenarnya Zein mengingat gadis ini, gadis yang tadi ia cipratkan air kotor dijalan.

“Buka seragam kamu! ”

“Ngapain? Modus lo jadi cewek. ”

Gadis itu mengerutkan dahi tidak paham, “Modus apa? Udah deh buka seragam kamu. ”

“Ya buat apaan? ”

“Buat aku, aku gak mungkin belajar dengan seragam kayak gini. ” ujar gadis itu sambil menunjuk seragam nya yang basah dan kecoklatan.

“Terus gue gak pake baju gitu? ”

“Itu si der--, ”

“Derita lo! Gue gak bakal sudi ngasih seragam gue buat cewek cupu kayak lo! ” teriak Zein didepan wajah gadis itu, bahkan ia sampai menutup matanya.

“Nih, buat beli seragam. ” final Zein mengambil uang di saku baju nya sebesar dua ratus ribu. Lalu menaruh nya di atas kepala gadis itu.

Lalu Zein berbalik badan dan berjalan ke arah kelas nya kembali tanpa memperdulikan gadis yang masih berdiri ditempatnya.

Dikira nya aku ini apa? Aku gak butuh uang ini!

Gadis berkaca mata itu meninggalkan tempat dirinya berdiri tanpa mengambil uang yang sudah jatuh dilantai.

oooooooooooooooooooooooooo

©copyright.2020

My Star My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang