3. Telfon Dia

211 17 0
                                    

My Star
MY Boyfriend
°

Dewasa itu sebenarnya bukan tentang umur, bukan tentang jabatan, bukan juga tentang sebanyak apa materi yang orang itu punya. Dewasa itu adalah sebuah sifat yang mengerti akan keadaan.

Mengerti akan keadaan, seperti contoh nya tidak berucap 'ih durian bau nya gak enak banget' didepan orang yang sedang lahap-lahap nya makan buah durian.

Dewasa menceritakan tentang bagaimana kehidupan yang selalu menghargai perasaan orang lain. Kedewasaan sendiri tidak dapat diukur dengan jumlah usia.

Namun, agak nya pikiran Ocha kali ini sedang tidak baik. Ia selalu memikirkan omongan teman-temannya, dan jika dipikir-pikir oleh nya benar juga apa yang dikatakan oleh teman-temannya bahwa dirinya terlalu polos dalam usia yang sudah lumayan dewasa.

"Apa cowok itu bisa bantu aku, ya? " monolog nya saat berada di toilet khusus perempuan. Tepat nya ia sedang berdiri di depan cermin besar.

Otak nya mencerna bagaimana bisa ia meminta bantuan kepada Zein? Jangan kan untuk dimintai tolong, bertemu saja sudah tidak pernah. Terakhir mereka bertemu adalah di kamar mandi khusus lelaki kemarin.

Saat pikiran nya sedang melayang tak menentu ada dua gadis berpenampilan sungguh feminim berdiri disebelah kanan nya. Si gadis yang berambut curly pirang itu membuka tas nya dan mengambil bedak khusus yang sering ia pakai.

"Gue udah dandan maksimal kayak gini, tapi Zein tetep milih Verin? Oh my god! " ucap Lina sambil menekan-nekan pelan wajah nya menggunakan spons bedak.

Teman yang disebelahnya hanya melirik jengah ke arah Lina, "Please deh, Lin. Verin itu leadish disekolah ini sekaligus tenar banget dimana-mana. " ujar Celine.

Ocha hanya mencuci tangannya sambil terus mendengarkan apa yang dibicarakan oleh kedua gadis itu. Saat Lina menyebut nama Zein, Ocha segera menatap kedua gadis itu.

"Kalian kenal, Zein? " tanya nya.

Lalu Lina menutup bedak nya hingga berbunyi nyaring dan memasukannya ke dalam tas kembali, "Kenal. Lo cupu, ada urusan apa sama Zein? "

"Boleh aku minta nomor telfon dia? " Lalu Ocha mengambil ponsel nya disaku dada nya. Ponsel nya pun masih yang kuno, tidak tipis apalagi full layar. Hanya bermerek Esia dan tombol-tombol yang masih menonjol.

Seketika tawa dari kedua nya meledak saat Ocha memberi ponsel itu guna agar Lina mengetikan nomor telfon milik Zein.

"Gue kasih aja, lagian gak mungkin Zein suka sama cewek model nya kayak lo. " sinis Lina lalu mengambil kasar ponsel dari tangan Ocha.

Saat mengetik nomor telfon Zein pun, Lina menahan tawa nya. Bahkan Celine sudah tertawa hingga kepala nya mendongak ke atas. Ia baru tahu bahwa ada juga yang bersekolah di sini dengan ponsel kuno seperti punya Ocha.

"Nih, "

Ocha tersenyum, baru saja ia ingin menangkap ponsel nya namun Lina langsung melepas nya begitu saja. Alhasil ponsel nya jatuh ke lantai. Lalu kedua gadis itu meninggalkan Ocha yang sedang memungut ponsel kesayangannya.

"Aduh, untung hape ini kuat. "
"Yes! Aku udah punya nomer cowok itu! " girang nya saat melihat kontak bernama 'ZeinMilikLina'.

My Star My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang