Dua - Dia Vanilla

20 8 0
                                    

Kay merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Setelah membersihkan piring kotor tersebut, Kay akhirnya memilih masuk ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Besok adalah hari selasa. Hari dimana Kay bertugas untuk menjaga dan membersihkan ruang musik. Bukan hanya dirinya, Kay selalu di temani Vanilla di sana. Di sana juga ada beberapa murid yang ikut membersihkan.

Memang sudah menjadi tugas untuk murid yang mengikuti ekstrakurikuler musik. Suara Kay bisa di bilang hampir sempurna dengan Vanilla yang mahir memainkan gitar dan biola.

Kay menaruh telapak tangannya di keningnya. Hangat. Itu yang ia rasakan. Kay sudah menduganya. Siapa coba yang bisa bertahan setelah hampir dua setengah jam kehujanan. Kay harus tetap sekolah besok. Kalau tidak, Vanilla pasti tidak mau ikut membersihkan ruang musik.

Kay mengambil obat yang ia simpan di laci meja belajarnya. Obat untuk meredakan sakit kepala. Kay mengambil satu biji obat tersebut, lalu menyiapkan air putih lalu mulai memasukan obat itu ke mulutnya, dibantu oleh air putih yang tadi ia minum.

Getaran di ponselnya membuat Kay menaruh air putihnya di atas nakas.

Unyil
Beb, liat jawaban fisika dong

Kaylestlla
Bentar gue ambil dulu

Itu pesan dari Vanilla. Kay memang memanggil Vanilla dengan sebutan Unyil. Ya karena Vanilla itu pendek dan terlihat seperti anak kecil dengan pernak pernik di kepalanya.

Kaylestlla
Send a photo

Unyil
Makasih beb><

Unyil
Lo udah siap buat besok?

Kaylestlla
Udah. Lo juga harus siap

Unyil
Gue selalu siap kapanpun🙃

Kaylestlla
Idih. Alay lo nyil, wkwk

Unyil
Udah ah gue mau ngerjain fisika dulu.
Good night babi😘 jangan kangen.

Kaylestlla
Amit amit.

Unyil
Bodo amat wle😛
Read

Kay hanya geleng geleng kepala melihat isi percakapannya dengan Vanilla. Besok, setelah beberapa anggota ekstra musik, akan ada pemilihan anggota untuk ikut lomba yang akan di adakan dua minggu lagi. Oleh karena itu, akan di adakan seleksi dengan cara tampil satu persatu kemudian berpasangan.

Kay menghembuskan napasnya lelah. Ia butuh istirahat. Rasa pusing di kepalanya juga sudah mulai membaik. Efek samping obat tersebut, memberikan rasa kantuk pada Kay. Hingga akhirnya Kay memilih tidur untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

••••

"Kay! Ya ampun, wajah lo pucat banget!" Kay baru saja duduk di bangkunya tapi sudah di sambut Vanilla yang sudah heboh dengan wajahnya.

"Gue nggak papa, Nyil." Vanilla menggeleng sebagai jawaban. Sahabatnya itu pasti berbohong.

"Bohong! Bilang sama gue lo di apain sama papa lo?" tanya Vanilla yang kini memelankan suaranya.

Kay menghela napasnya. Sudah pasti akan begini. Vanilla selalu saja heboh dengan keadaannya. Ya itu memang pertanda bahwa Vanilla khawatir.

Hai, LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang