▶LOVE STORY◀
"Maaf Tuan Kim, itu diluar kuasa kami. Semua mahasiswa disini berhak untuk keluar dari asrama sesuai jam yang sudah ditentukan. Kami tidak bisa memaksa mereka untuk kembali sebelum jam malam asrama Tuan." Wanita yang berada di balik meja receptionist tetap terlihat sabar meladeni pemuda tampan yang sejak sepuluh menit lalu meminta hal yang menurutnya berlebihan.
"Omong kosong, lalu apa fungsi asrama kalau mahasiswa bebas berkeliaran diluar sana? Mana tanggung jawab dan jaminan yang kalian janjikan pada setiap wali, jaminan keamanan dan kedisplinan?" Pemuda Kim itu masih mengguratkan amarah dalam raut wajahnya.
"I–itu.. Maksud kami, saat ini belum masuk jam malam asrama Tuan Kim. Mahasiswa masih berhak berada diluar, setidaknya sampai satu jam kedepan." Wanita dengan name tag Lee Da Hee berusaha untuk tidak terlihat gugup.
Berhadapan langsung dengan Kim Jen Prince, sosok yang seakan menjadi legenda dikalangan wanita, berbicara langsung dengannya meski khusus untuk saat ini Kim Jen Prince memperlihatkan attitude yang sedikit tidak menyenangkan.
Memaksa pihak asrama untuk dipertemukan dengan Kim Jisoo Queen yang saat ini sedang berada diluar. Jen mengurut pangkal hidungnya, lagi-lagi alasan sama yang diberikan pihak asrama.
"Jisoo Queen adikku, anda pasti tahu Nona Lee. Saya berhak menemuinya dan pihak asrama bisa menyuruhnya untuk segera kembali, sekarang!"
"Ta–tapi.." Wanita berusia pertengahan dua puluhan itu tergagap, pemikiran tentang sosok Kim Jen Prince yang sempurna entah kenapa terlihat bertentangan saat ini.
Pemuda yang ada dihadapannya kini tidak lebih dari sosok pemuda tampan dengan balutan stelan yang menambah pesonanya beratus kali lipat, tapi sikap arogan yang ditunjukkannya seolah mengikis image kesempurnaan, meski sedikit.
"Bukankah anda bisa menghubunginya langsung Tuan? Maksud saya, anda tidak harus menemuinya di asrama, mengingat Nona Kim Jisoo adalah keluarga anda." Wanita itu menggigit bibir, berdo'a dalam hati agar pemuda Kim yang selalu dikaguminya bisa keluar dari sikap arogannya.
Jen mengusap wajahnya kasar, apa dia harus berteriak didepan wanita ini bahwa dia tidak harus repot-repot menemui Jisoo, adik kembarnya, di asrama jika dia bisa menghubungi Jen atau menemuinya diluar? Apa dia harus membiarkan wanita ini dan semua orang yang berada disekitar mereka tahu kalau sejak tiga hari yang lalu, semua telpon, pesan suara, pesan singkat dan e-mail yang ditujukan-nya untuk Jisoo diabaikan begitu saja?
Hingga membuat dia frustasi kalau tidak dikatakan nyaris seperti orang gila. Tanpa berbicara lagi, Jen melangkahkan kakinya menjauhi meja receptionist dan mengabaikan beberapa pasang mata yang sejak tadi mencuri-curi dengar perbincangannya dengan petugas. Jen merasa lelah dengan semuanya, bukan karena beban pekerjaan ataupun dunia perkuliahan yang telah menginjak tahun akhir. Tapi permasalahannya dengan Jisoo Queen adik kembarnya, sekaligus gadis yang telah merenggut keseluruhan hati dan jiwanya makin membuat Jen berkali-kali harus menyerah pada insomnia, emosi yang makin tidak stabil, berimbas pada kelelahan.
FLASHBACK
Titik-titik putih yang berjatuhan dari langit kini menutupi sebagian tanah dan bangunan, salju pertama tahun ini tetap menjadi fenomena menakjubkan bagi sepasang manusia yang makin merapatkan tubuhnya satu sama lain.
Menyaksikan salju yang perlahan turun dari langit dari balik kaca mobil. Hembusan napas yang seirama, sentuhan-sentuhan lembut dan pelukan hangat. Tidak ada yang lebih sempurna dari semua itu. Jisoo memejamkan mata, merasakan hembusan napas melewati cerukan lehernya, dan rengkuhan sepasang tangan kokoh yang melingkari pinggang rampingnya sesekali mengusap lembut beberapa bagian tubuhnya. menghantarkan getaran halus disekujur tubuh. Jen menggelitik daun telinga Jisoo dengan menghembuskan napas panasnya disana
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Fanfiction[ Gender Bender ] √ Kim Jen Prince √ Kim Jisoo Queen Started : 30 - 07 - 2020 Finished : _Alip_