☕ Part 8

16 6 1
                                    

Warning!⚠
Sebelumnya sudah di peringatkan pada deskripsi cerita bahwa cerita ini mengandung unsur "kekerasan" dan bahasa yang "tidak sopan".
Part ini terdapat beberapa adegan yang memiliki unsur gore.

Enjoy and relax while reading!☕
● ● ● ● ●

"Secret Weapon Of Worlds," guman Dewi berkeringat tanpa mengalihkan perhatiannya pada gadis mafia itu yang mungkin sebentar lagi akan mengubah Mall Riyana menjadi lautan darah.

"Kak Miracle Rara takut." ujar Zarah tiba-tiba mengagetkan Dewi, lalu menggenggam tangan Dewi erat sambil memperhatikan gadis mafia itu, tapi sedetik lanjutnya Irma berdiri di hadapan Zarah.

Irma berniat menghalangi pandangan Zarah yang terus mengarah pada semua pria yang dengan tega menembak mati pengunjung. Bisa di katakan Zarah adalah orang yang paling anti dengan kekerasan. Meski ia juga bergabung dengan dunia bawah yang sarat akan pembunuhan dan kekerasan.

"Kenapa takut? Ada kakak dan yang lainnya disini, semuanya akan baik-baik saja." tapi sepertinya ucapan Dewi hanya di anggap omong kosong dan angin lalu saja bagi Zarah.

Karena dalam hidup Zarah makna kata 'semuanya akan baik-baik saja' sebenarnya memiliki makna yang sebaliknya.

"Semuanya sedang tidak baik-baik saja, Kak Miracle terlalu banyak bohong. Rara benci kata-kata itu!" seru Zarah yang terdengar tajam dan menekan. Hal itu membuat mereka diam karena ketika Zarah mengeluarkan suara yang bernada seperti itu berarti ia benar-benar merasa muak pada mereka dan segala sikap polosnya akan lenyap.

"Rara bisa merasakan aura gadis itu! Sangat mengerikan begitu mengitimidasi, tajam, dingin dan sangat gelap. Auranya menekan aura Rara, aura putih, bahkan aura hitam lainnya," dan sekali lagi ucapan Zarah membuat mereka bungkam.

"Bahkan aura kak Miracle yang gelap dan juga tajam ditekan begitu kuatkan." ucap Zarah yang sontak membuat mereka terkejut dan menoleh kearah Dewi yang sudah berkeringat.

Dewi tak mampu menyembunyikan perasaannya karena apa yang dikatakan Zarah memang benar, aura pembunuh dalam gadis mafia itu sangatlah pekat hingga membuat Dewi berkeringat karena tekanan auranya yang menyebar dengan sangat kuat.

Belva,Keyla,Najma,Alya,Irma, dan Erin tidak bisa merasakannya karena mereka tidak punya kelebihan untuk merasakan hal tersebut, mereka hanya bisa merasa bulu kuduk mereka meremang. Hanya Dewi dan Zarahlah yang diberi kelebihan seperti itu dari Tuhan.

Sebelumnya, Eight Girls tak pernah menyangka akan bertemu dengan gadis itu, bahkan mereka tak pernah berfikir sekali pun untuk bersinggungan dengan gadis itu, baik dalam keadaan yang menyenangkan atau pun keadaan yang tidak menyenangkan.

Dan sekarang mereka di pertemukan dalam keadaan yang kedua, keadaan yang di katakan sangat tidak baik.

"Tidak papa, ia tidak akan menyakiti kita selama kita mengikuti intruksinya dan tidak berbuat yang macam-macam" bijak Najma tiba-tiba yang tetap tenang dan berusaha menenangkan Zarah. Mereka berusaha untuk memberikan Zarah ketenangan.

Mereka memang penguasa bawah tetapi kemampuan mereka masih sangat jauh jika di bandingkan dengan Secret Weapon. Bahkan jika dunia bawah bersatu untuk menyerangnya bisa di pastikan malam perencanaan itu juga dunia bawah akan hancur lebur. Melawan Secret Weapon Of Worlds sama dengan menggali kuburan sendiri.

"Emm g-guyss... ini penglihatan gue aja atau e-emang tuh cewek melangkah kearah kita?" sontak ucapan Keyla berhasil membuat mereka mengalihkan pandangan kedepan karena sejak tadi fokus mereka hanya pada Zarah yang berdiri di barisan belakang.

Ucapan Keyla di tambah hal yang mereka lihat membuat mereka menegang, karena memang benar jika gadis mafia itu melangkah kearah mereka sambil melindungi seorang gadis yang sedang takut.

Eight Girls (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang