Mimpi

1.1K 84 8
                                    

Buat ngerayain 1k readers nih Aku bikin kejutan buat kalian. Hehe Thanks untuk 1k nya love you All













Kring kring kring

Suara telpon itu membuat Fano terbangun dari tidurnya.

"Em.. siapa?" sapa Fano saat ponselnya itu telah ditelinganya.

"Ini Kak An."

Suara itu membuat Fano langsung membuka matanya binggung. Kak An? Bukankah tadi ia sudah ditelpon oleh Kak An? Dan dimana Abangnya Ryan? Mata Fano menelusuri sekelilingnya.

Hah

Ternyata semua itu mimpi. Ia berfikir ia telah kembali ke keluarga Aliandra namun ternyata kenyataan kembali menamparnya keras.

"Fan"

"Ya, maaf kak ada apa? Kakak sudah bertemu Kak Daus?" tanya Fano dengan nada serak menahan tangis. Sungguh ia kecewa karema kebahagiannya ternyata hanyalah mimpi belaka.

"Tenanglah Fano Daus ada bersama kakak walau..."

"Walau apa kak?!"

"Dia melakukan hal bodoh lagi Fan."

"Ba-bagaimana keadaannya?"

"Tenanglah Fan Daus akan baik-baik saja percaya sama kakak dan yah kakakmu itu telah bertemu keluarganya."

"Ma-maksud kakak apa?"

"Keluarganya ada disini bersamanya. Dia pasti akan baik-baik saja Fan."

"Be-benarkah?"

"Iya. Fan, sebaiknya kamu kesini saja jika kamu penasaran kami masih di Rs..."

"Ba-baik kak aku akan kesana." balas Fano sesaat setelah Andri menyebutkan Alamat detail Rs. itu.

"Ternyata mimpi itu adalah tanda kedatangan kebahagiaan untukmu Kak." guman Fano entah pada siapa.

*****

Fano berjalan tergesa dikoridor rumah sakit. Ia sangat khawatir dan takut. Ia khawatir akan kondisi Daus dan takut bila Daus akan meninggalkannya dan memilih tinggal bersama keluarganya.

Hingga matanya menangkap Andri yang sedang menundukkan kepalanya dengan bahu bergetar.

"Kak An!" panggil Fano.

Andri mendongkak dengan mata merahnya dan ia langsung memeluk Fano erat.

"Tenang Dek ada kakak disini. Biarlah Daus tak ingat kita dan meninggalkan kita tapi kita tetap bersama bukan? Ada kakak yang akan menjaga Fano mulai sekarang." suara serak itu membuat Fano mengeratkan pelukkannya pada Andri.

Apa maksudnya? Daus melupakannya? Separah itukah keadaan Daus? Berbagai macam pertanyaan ada didalam otak Fano. Ia tak bisa mengungkapkan apapun lidahnya terasa kelu. Tenggorokannya tercekat. Dan jantungnya terus memompa dengan cepat.

"Akh..." rintihan kecil Fano menyadarkan Andri. Ia langsung mengendong Fano menuju UGD yang tak jauh dari tempatnya dan Fano tadi.

Andri kalut saat melihat mata Fano perlahan tertutup saat telah dibaringkan diatas bangkar. Tak cukupkah ia saat mendapatkan sang sahabat menatapnya sinis dan tak mau bertemu dengannya karena tampilan Andri yang berandalan. Jika kalain ingin tahu tampilan Andri jauh dari kata orang alim. Ia memakai tindik dibawah bibir dengan anting yang menggantung dikedua telinganya. Jangan lupakan rambut coklat susu yang mendukung penampilan premannya itu.

Hah Andra kadang menyesal menuruti perintah dari ayahnya yang seorang preman untuk berpenampilan sepertinya. Namun apa daya ia hanya bisa menurut kalau tidak habislah wajahnya atau bahkan nyawanya ditangan sang ayah.

*****

Setelah menunggu selama satu jam. Akhirnya dokter yang menangani Fano keluar dengan wajah kusutnya. Hah benar-benar kusut. Bahkan matanya memerah dan cairan bening bisa meluncur jika ia berkedip.

"Ke-keluarga pasien!" panggil dokter itu lirih.

"Saya dok! Bagai mana keadaan adik saya?" tanya Adnri tak sabar.

"Bi-bisakah kita membicarakan ini diruangan saya?" tanya dokter itu dan langsung disetujui Andri. Mereka pun berjalan beriringan menuju ruangan dokter tersebut.















DUAR!!!!! Terkejut? Kecewa? Tenang aku bayar kekecewaan kalian dengan Duoble Up mau? Tunggu yah bentaran tak edit dulu bye bye





Sory For Typo




T.B.C

F A N O (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang