BERMAIN DAN BERKEMBANG

2 0 0
                                    

Pada diri anak, berkembang berbagai aspek. Mulai dari perkembangan fisik, kemampuan berpikir atau kognitif, emosi, dan juga keterampilan bermain.

Pada kemampuan dan keterampilan bermain, ternyata anak juga memiliki beberapa tahapan. Menurut Ida Shaw, tahapan kemampuan bermain pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut:

A. Tahap unoccupied
Tahap ini berkembang pada anak usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak belum memiliki kesadaran penuh akan dirinya sendiri dan lingkungannya. Ia bisa merasakan stimulus dari lingkungan seperti bunyi-bunyian, sentuhan, mencium bau-bauan, mengecap, merasa nyaman ataupun tidak. Akan tetapi ia belum tahu apa nama-namanya.

B. Tahap soliter
Tahap ini berkembang pada anak usia 2-3 tahun. Pada tahap ini, minat anak mulai bertambah seiring kesadaran dirinya akan lingkungan sekitarnya. Anak pada tahap ini senang mengamati lingkungan, dan suka memanipulasi konsekuensi dari perilakunya.

C. Tahap paralel
Tahap ini berkembang pada anak usia 2,5-3,5 tahun. Pada tahap ini, anak bisa bermain dengan anak lain di suatu tempat, akan tetapi masih minim interaksi. Anak masih fokus pada aktivitasnya sendiri.

D. Tahap asosiatif
Tahap ini berkembang pada anak usia 3-4 tahun. Pada tahap ini, anak belajar keterampilan sosial. Anak dapat berinteraksi lebih banyak pada tahap ini. Kemampuan berpikir anak berkembang lebih baik. Orang tua dapat memberi mainan seperti puzzle, balok-balok, dan buku bergambar.

E. Tahap kooperatif
Tahap ini berkembang padan anak usia 4-6 tahun. Pada tahap ini, anak belajar bahwa segala sesuatu ada aturannya. Anak juga mulai menyadari hadirnya emosi pada dirinya dan orang lain. Selain permainan yang bersifat soliter, orang tua dapat menyediakan permainan yang mengandung aturan dan dapat melibatkan orang lain.

HAPPY WITH YOU, KIDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang