Serunya Tebak-Tebakan

0 0 0
                                    

 

Salah satu kegiatan seru yang kami lakukan dalam masa karantina mandiri di rumah adalah bermain tebak-tebakan. Hal yang membuat seru yaitu karena salah satu peserta tebak-tebakan ini usianya masih 3 tahun.

Walaupun anak semungil itu masih dalam tahap berpikir praktis, agak sulit untuk membayangkan sesuatu apalagi main tebak-tebakan, tapi dia sangat antusias. Mungkin karena main tebak-tebakan bersifat misterius, jadi anak bungsu tadi merasa seru saja ketika ikut menebak jawaban.

Hal lain yang membuat seru yaitu karena anak bungsu (3 tahun) rebutan menjawab soal dengan kakaknya (6 tahun). Apalagi jika kakaknya mulai menghitung skor, dan anak bungsu merasa dirinya kalah dari sang kakak. Niscaya adik akan menjadi galak.Terkadang kakaknya disuruh bungkam mulutnya agar tidak ikut menjawab tebak-tebakan.  

L

ucunya lagi, adik bungsu pun berpesan agar kita bermain tebak-tebakan, tetapi jawabannya yang memang sudah dia tentukan. Misalnya seperti di bawah ini:
Adik: “Ibu, main tebak-tebakan, Bu. Yang ini, pemadam.”
Ibu: “Oke. Mm…mobil apa yang suka bantu orang kalau kebakaran?”
Adik: “Mm…pemadam kebakaran!”
Ibu: “ Ya, betul.”
Adik: “lagi, Bu. Sekarang yang polisi.”
 Ya, begitulah anak bungsu. Dia akan memesan jawaban tebak-tebakannya. Sebelum menjawab, dia akan bergumam “Mmm.…” agar seolah-olah dia berpikir. Kemudian dia menjawab. Ketika dibilang benar, maka dia akan bersorak “Hore…”. Hehe. Tak apalah, seru ya main sama ibu dan ayah.
 
Tapi ada kalanya anak bungsu pun berpesan agar benar-benar diberi soal tebak-tebakan. Namun mengingat usia yang sangat muda, maka pertanyaan tebak-tebakan seputar benda atau hewan yang diketahuinya.

 

HAPPY WITH YOU, KIDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang