pertemuan nyata

2 0 0
                                    


__ dobility dolls___

Melissa meregangkan tubuhnya, ia merasa segar setelah tidur yang ia rasa cukup. Melissa teringat kembali sosok manusia boneka yang meskipun cukup memesona tetapi tetap saja ia takut karena manusia boneka itu muncul tiba-tiba dan bergerak. Ia pun mulai bergidik ngeri, tetapi ia menganggap kemarin hanya sebuah halusinasinya saja.

Melissa beranjak dari tempat tidurnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, karena kemarin saat datang ke rumah nya ini ia tidak menyempatkan diri untuk mandi. Meskipun terlihat jorok tapi percaya lah saat itu Melissa benar-benar lelah lahir dan batin nya.

Melissa terlihat lebih segar setelah keluar dari kamar mandi dan beranjak dari kamar tidur nya menuju lantai bawah untuk membuat sarapan di dapur rumahnya. Namun saat Melissa mencapai lantai bawah, Melissa tertegun dengan apa yang ia lihat saat ini. Ia melihat sosok manusia yang kelewatan mempesona dan menawan bagi manusia biasa, aura yang dipancarkannya begitu elegan namun tegas. Sosok itu tengah duduk di sofa ruang keluarganya sendirian dengan satu batang rokok di selipkan ditangannya, sambil menatap Melissa yang kini tengah mematung menatap dirinya.

"Who is this?" tanya Melissa yang kebingungan melihat manusia berpakaian semacam militer tetapi entah militer dari mana dan juga memakai jubah di belakang punggungnya.

Manusia yang terlihat seperti bukan manusia itu pun bangkit dari duduknya dengan begitu elegan membuat Melissa terpana.

"Wow. Ada juga manusia se elegan ini. Perfect" Pikir Melissa memberi first impression sosok manusia yang entah dari mana itu. Melissa kembali ke dunia nyata, ia terkejut dengan sikap manusia yang seperti bukan manusia itu ketika ia menekuk satu kakinya lalu meraih tangan Melissa dengan sangat lembut "a-apa yang kau lakukan?"tanya Melissa menarik tangannya se saat ia sudah diberi kecupan di tangan nya. Respon yang begitu telat karena otaknya sedang mengelola semua yang kini terjadi.

"Dan kau ini siapa?"tanya Melissa sedikit menjauh darinya "Luce Teuton, aku adalah orang yang berhutang budi dengan keluarga ini" balas orang itu yang bernama Luce, Melissa terperangah "apa?"tanya Melissa memperjelas pendengarannya

Melissa memijat tengah pangkal hidungnya, sambil menahan gemuruh di perutnya. melissa menghembusakan nafasnya pelan.

"Tunggu sebentar"

"coba jelaskan padaku"pinta Melissa

"Berikan tanganmu, My lady"Melissa semakin kebingungan dengan orang yang ada di hadapan nya ini, meskipun begitu menawan dan mempesona. Tapi tingkah laku nya terasa begitu menyebalkan bagi Melissa "orang ini mau nya apa? Modus sekali ck"gumam Melissa di dalam hatinya, tetapi akhirnya Melissa menaruh telapak tangannya di atas telapak tangan Luce. Luce sedikit menekan telapak tangan Melissa dan seketika kilasan-kilasan hari kemarin terulang kembali di benak nya. Dari mulai ia Melihat nenek dan kakek nya menemukan sebuah peti cukup besar dari laut yang ternyata berisi cermin yang sekarang ada di kamar itu. Melissa melihat cermin Itu dan mematung di depan cermin antik nenek nya hingga ia kabur dari rumah karena ketakutan.

Melissa mengerejapkan matanya, seketika menarik tangannya dari tangan Luce

"..." reaksi Melissa membuat Luce tersenyum samar

"tidak ada yang tidak mustahil, Melissa"balas Luce "aku.  ada dihadapan mu sekarang"lanjut Luce

Melissa ingin sekali berteriak saat ini, tapi entah mengapa tenaganya hilang dan berganti dengan perut yang berbunyi ingin diberi makan. Melissa memincingkan bibirnya sekilas "tunggu sebentar aku ingin makan sesuatu" lalu berjalan menuju dapur lalu diikuti Luce di belakangnya.

Melissa mengeluarkan beberapa bahan masakan seperti roti, beberapa helai beef tipis, sayuran dan telur dan juga mayonaise. Dengan cekatan Melissa membuat sandwitch untuk sarapannya tidak lupa dengan susu plan hangat.

"Ini untuk mu"ucap Melissa sambil mengulurkan sepiring sandwich

"wanna milk? Or other?"

"Kopi tanpa gula"

"Baiklah"ucap Melissa menekan sebuah mesin kopi, Melissa memakan sandwich miliknya dengan nikmat. Luce mengernyitkan alisnya bingung dengan cara makan Melissa yang terkesan bar-bar itu, tetapi Luce mengikuti cara makan Melissa. Dan sungguh ia kesulitan dengan cara makan yang Melissa lakukan.

Melissa melihat tangan Luce yang berlumuran Mayonaise. Melissa menghentikan makannya lalu menghembuskan nafas pelan, ia mengambil sebuah garpu dan juga pisau untuk mengiris sandwich itu untuk Luce dan juga membawa secangkir kopi. Luce pun makan tanpa tersendat lagi.

"Jadi kau makhluk apa sebenarnya?"tanya Melissa sesaat sesudah menyelesaikan sarapan mereka

"manusia sama seperti mu"

"Kau yakin.. Manusia?"tanya Melissa dengan hati-hati, Luce pun mengangguk mantap "orang lain pun dapat melihatmu?"tanya Melissa lagi, lagi-lagi Luce menganggukan kepalanya.

Melissa memijat alisnya yang terasa pening "jadi kau manusia. Lalu mengapa kau ada di dalam sebuah cermin milik kakek-nenek ku?"tanya Melissa yang masih tidak percaya dengan ucapan 'manusia' di hadapannya itu. Luce menatap Melissa yang kini terlihat frustasi mungkin dengan kehadirannya.

"Cermin itu adalah hasil karya sihirku sesaat sebelum peperangan terjadi"Melissa dapat melihat raut wajah Luce menjadi keruh namun masih tersamarkan oleh wajah datarnya itu

"lalu apa yang terjadi dengan bangsamu?" tanya Melissa kepada Luce, Luce menggelengkan kepalanya "yang aku tau sebelum masuk kedalam cermin itu, aku mendengar kakak ku sedang merencanakan sesuatu yang tidak aku ketahui"

"sampai suatu hari aku dipaksa untuk masuk kedalam cermin itu lalu menyegel cermin itu. Dan tidak lama aku sudah tidak mengetahui apa-apa lagi. Dan pada akhirnya kamu merusak segel itu"

"dan aku berakhir disini. dizaman yang sangat berbeda dengan zaman ku dulu"

D'DOLLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang