; thirteen ;

2.3K 389 145
                                    


Enjoy ! 😗




Seperti yang telah direncanakan, Jeno beserta keluarganya datang ke rumah Renjun di hari Minggu.

Acara pertunangan berlangsung cepat dan sangat sederhana. senyum Jeno dan juga Renjun tidak pernah lenyap sedetikpun sejak cincin melingkar manis di jari keduanya. Bahkan, kalau boleh Doyoung nilai, tarikan di kedua sudut bibir Jeno melebar ketika Renjun telah menyandang status sebagai tunangan lelaki itu. Tinggal selangkah lagi, maka Renjun akan menyandang status sebagai Nyonya Lee.


Kedua sudut bibir Doyoung berkedut samar saat menatap adik dan calon adik iparnya itu. Perasaan lega jelas dirasakannya karena keinginannya saat ini telah tercapai, akhirnya keduanya bersatu. Meski begitu, ada perasaan lain yang menyelinap. Perasaan yang paling tidak diinginkan kedatangannya oleh Doyoung. Yaitu, setitik rasa iri datang pada hati Doyoung.


Andai waktu diputar kembali. Andai Doyoung bisa memperbaiki semuanya. Mungkinkah dia dan Seokwoo akan bahagia seperti Jeno dan Renjun?


Doyoung tersenyum masam. Itu mungkin saja. Namun, dia sadar yang namanya waktu tidak dapat diulang. Ia pun sadar bahwa kenyataannya Seokwoo tidak pernah akan menjadi miliknya, karena jiwa dan raga lelaki itu sepenuhnya dimiliki oleh perempuan lain yang kini menyandang status sebagai istri lelaki itu.



"Hei..."



Doyoung terkesiap saat mendengar bisikan tepat di sebelah daun telinganya. Gadis itu segera menoleh, mendapati sosok Jaehyun yang tengah memamerkan cengiran lebarnya. Mata Doyoung mengerjap perlahan. Entah mengapa bola matanya bergerak menyusuri penampilan Jaehyun saat ini.


Lelaki itu mengenakan kemeja hitam berlengan panjang dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam. Lengan kemejanya dia gulung hingga batas siku, memperlihatkan arloji yang melingkari pergelangan tangannya. Pandangan Doyoung merangkak naik hingga terpaku pada wajah Jaehyun. Kumis tipis lelaki itu dicukur bersih. Rambutnya disisir rapi ke belakang, menambah kadar ketampanannya yang cukup diakui Doyoung hari ini.



"Aku tahu kalau aku tampan. Tapi, tidak perlu melihat sampai sebegitunya juga, noona-ku."



Ucapan Jaehyun cukup menyadarkan Doyoung. Gadis itu segera mengubah ekspresi terpakunya. Berganti memasang wajah datar andalan yang entah mengapa malah selalu Jaehyun rindukan setiap harinya.



"Sejak kapan kau ada disitu?" Tanya Doyoung setengah berbisik. Pandangannya mengedar, mengamati orang-orang disekitarnya. Syukurlah, tidak ada yang memergoki ketika keduanya berbicara begitu dekat seperti ini. Mereka terlalu sibuk mengobrol sembari menikmati makanan yang telah disediakan.



"sudah sejak tadi," jawab Jaehyun sekenanya.


"Noona terlalu banyak melamun sih. Memangnya apa yang sedang noona pikirkan?"


Doyoung tidak segera menjawab. Gadis itu justru membuang muka. Berusaha untuk menghindari tatapan Jaehyun yang berusaha menelanjangi pikirannya.



"Kau ... silahkan nikmati saja makanan yang tersedia," ujar gadis itu mengalihkan pembicaraan.



Baru saja hendak meninggalkan Jaehyun, lelaki itu lebih dulu meraih pergelangan tangan Doyoung. "noona yang ambilkan ya?"



"Jae..." Doyoung baru hendak memprotes, tetapi jari telunjuk Jaehyun sudah lebih dulu menempel di bibirnya. "masa noona tidak mau mengambil untuk pacarnya sendiri sih?"



pretend ¦ jaedo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang