; nine ;

2.5K 403 84
                                    



Enjoy !






Seperti hari-hari sebelumnya, Renjun akan menemukan mobil Jaehyun di pelataran rumahnya sekitar pukul 7 malam. Keberadaan mobil Jaehyun biasanya dibarengi dengan interaksi si pemilik mobil dan kakaknya, Doyoung yang tidak sengaja Renjun intip dari balik jendela.



Biasanya, Jaehyun akan turun lebih dulu dari mobil. Berlari memutari mobilnya, membuka pintu mobil, membantu Doyoung turun sembari menggunakan telapak tangannya untuk melindungi kepala Doyoung agar tidak terbentur bagian atas pintu mobil.


Setelahnya, lelaki itu akan memberi salam dan berbincang-bincang dengan Yejin, Ibunya sampai akhirnya berpamitan untuk pulang. Tidak jarang Jaehyun ikut makan malam bersama mereka. Membuat Renjun percaya 100% bahwa lelaki itu memang menjalin hubungan dengan Doyoung, sang kakak.




Tapi berbeda dengan kemarin, malam ini acara berpamitan kepada calon mertua versi Jung Jaehyun tidak dilaksanakan. Pasalnya, Hyunbin dan Yejin selaku orang tua Doyoung dan Renjun memang tidak ada di kediaman mereka.


Menurut informasi yang didapatnya saat menjemput Doyoung berangkat ke kantor tadi pagi, sepasang suami istri itu sedang mengunjungi nenek Doyoung di Gwangju karena mendapat kabar bahwa beliau sakit malam kemarin.



"Kau mau langsung pulang ?" tanya Doyoung ketika mereka sudah berada di depan gerbang rumah Doyoung.



Jaehyun hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. Kedua telapak tangannnya dijejalkan ke dalam saku celana terangkat naik. Mengusap bahu Doyoung, tidak lupa memberi tepukan pelan di puncak kepala gadis itu.


Suatu kebiasaan yang sering dilakukannya setiap berpamitan pulang. Renjun sudah hafal diluar kepala, karena dia memang selalu mengintip dari jendela rumah.




"Yasudah, hati-hati di jalan." pesan Doyoung terlampau datar. Tanpa senyum, juga tanpa ciuman selamat tinggal.



"Sudah? Begitu saja?" kening Jaehyun mengerut. Padahal dia mengharapkan ada sesuatu yang disampaikan oleh Doyoung kepadanya. Seperti pesan 'jangan lupa makan', 'jangan tidur larut malam', 'salam untuk om dan tante Jung'.


Kalau perlu, ada kiss bye sebagai penutup.



Tetapi, jaehyun tidak berharap banyak sih. Ia juga tahu batasan mengingat pasal perjanjian mereka bertambah : Dilarang melakukan kontak fisik, kecuali mengusap puncak kepala dan berpegangan tangan. Itu pun hanya boleh dilakukan di depan Jeno dan Renjun .




Panjang sekali memang pasal tambahannya. Konyolnya, Jaehyun hafal di luar kepala karena dia sempat memprotes poin tersebut. Karena poin itu, dia jadi tidak bisa bebas mencubit pipi Doyoung seperti sebelumnya.




"Jangan meminta yang aneh-aneh, Jae." bisik Doyoung. Ia begitu berhati-hati takut Renjun mendengar pembicaraannya dengan Jaehyun.


Sebelah sudut bibir Jaehyun tertarik. Sebuah seringaian menghiasi paras rupawannya. Satu ekspresi yang menyebalkan, tetapi sekaligus mempesona diwaktu bersamaan.


Ini bukan menurut Doyoung, kok.


Semua itu diungkapkan Yeri beberapa hari yang lalu kepada Doyoung. Perempuan itu menyatakan bahwa ekspresi jahil Jaehyun adalah yang paling juara. Padahal, kalau menurut Doyoung ekspresi tersebut jelas luar biasa menyebalkan.




pretend ¦ jaedo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang