Boem adalah orang terakhir yang keluar dari kamar Allo menjelang berakhirnya jam besuk. Setelah itu cuma Asha dan ibunya yang menjaga Allo sampai tertidur.Pada hari kedua di rumah sakit, Allo mulai menjalani sejumlah pemeriksaan baik fisik maupun psikis. Untungnya, asam lambung yang meningkat drastis tidak sampai menyebabkan luka sehingga lebih mudah diobati.
..."Allo.. bangun nak. Allo kenapa..?" Pukul 2 dini hari, pria paruh baya itu menepuk-nepuk pipi Allo yang menggumam dalam tidurnya hingga pemuda itu membuka mata. Gelap, tapi dari sedikit cahaya yang masuk lewat jendela dia bisa mengenali wajah pria itu.
"Papa..?" Ucap Allo dengan kaget melihat papanya duduk di samping ranjang.
"Ada yang sakit nggak?" Tanya sang ayah dengan tatapan teduhnya sambil mendekatkan mukanya ke arah putranya. Allopun bangun perlahan dan duduk.
"Papa.." Terharu Allo menyadari bahwa itu memang papanya yang jarang sekali pulang karena pekerjaan yang menghabiskan banyak waktu di luar kota, bahkan di luar negeri. Sang ayahpun tersenyum memeluknya dengan hangat."Kamu mimpiin Rey lagi?" Tanya ayahnya dengan suara lembut. Allo mengangguk.
"Sudah jangan sedih lagi nak. Papa di sini nih nemenin kamu." Ucap pria itu sambil mengelus kepala Allo. Beberapa menit kemudian Allo bangkit dari pelukan sang ayah."Papa kapan datangnya? Katanya project di Banyuwangi masih lama.." Tanya Allo. Wajah muram dan rasa takut barusan berganti senyuman.
"Ssst... jangan keras-keras. Mama sama adek bangung nanti."
"Eh iya. Hehe..""Nggak mungkin papa nggak pulang kan... Jagoan papa lagi sakit gini. Lha.. memangnya kamu nggak kangen sama papa?" Pria itu tersenyum teduh.
"Kangen banget. Makasih pa.." senyuman terukir di wajah Allo.
"Nah.. gitu dong senyum. Udah sini tidur lagi."
Allopun kembali berbaring. Papanya duduk sambil membelai puncak kelapanya sampai dia tertidur lelap.
Pria itu pulang begitu mendapat kabar bahwa putranya dirawat di rumah sakit. Dia begitu prihatin saat tiba dan mendengar cerita dari istrinya bahwa Allo sakit setelah traumanya terpicu kembali.
..."Kok orang Jepang pada suka makan ikan mentah ya.. Terus makannya gimana?" Oceh Allo saat menonton acara tv.
"Dimasukin mulut, dikunyah terus ditelen." Ucap Edro yang berbaring di sofa sebelah ranjang Allo.
Allo menoleh. "Ya udah tau Pak." Dia ngedumel.
"Kenapa masih nanya? Bego."
"Ya maksudnyaaa..."
"Permisi.. Selamat siang Allo." Sapaan dokter gendut itu memotong kalimat Allo yang sedang gemas atas jawaban Edro. Edro bangun dari sofa, membenarkan posisi duduknya. Boem yang selonjoran di lantai dan bersandar di kaki sofapun sontak berdiri.
"Eh.. dokter.." Allo tersenyum menyambutnya.
"Iya. Kita konsultasi sekarang ya.." Pria itu tersenyum ramah pada Allo, lalu berpaling pada dua pemuda di sampingnya. "Teman-temannya Allo bisa tunggu di luar? 15 menit aja kok."
"Iya dokter." Jawab Boem.
"Jangan pergi jauh-jauh ya dik." Dokter itu tersenyum dan berkedip singkat, memberi isyarat bahwa ada hal yang penting untuk mereka tunggu.
Boem dan Edro mengangguk lalu keluar dari kamar, menunggu di kursi koridor tak jauh dari kamar Allo. Dan benar saja, 15 menit kemudian psikiater itu keluar lalu menghampiri mereka.
"Kalian pasti teman baiknya Allo ya?" Sapa pria itu dengan senyum tipis di wajah berkerutnya.
"Iya, dokter." Jawab Boem."Terima kasih sudah menunggu ya.. Oh iya. Biasanya ada lagi kan yang sering datang ke sini? Cewek cowok rambut pirang dan satu yang rambutnya hitam?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Friends - Line Webtoon Fanfiction (End)
FanfictionFanfiction dari Line Webtoon FRIENDS karya @leaf19. Lika-liku kehidupan remaja SMA dalam bermusik dan mengejar cita-cita yang dibumbui drama dan sedikit romansa. Eeeakkk... Disclaimer : Webtoon asli karya @leaf19, saya hanya meminjam karakter.