"Kamu, pria yang ku cintai setelah ayahku. Terimakasih telah mengajarkanku arti cinta yang sebenarnya, mengajarkanku cara bersabar tanpa henti. Maaf, karena aku meninggalkanmu."
―Cha SeraHappy Reading!
Seoul, 7 Juli 2017
"Sera!" Gadis itu menoleh, saat seseorang memanggilnya dengan lantang. Sera cepat-cepat berlari ke lantai dasar, membuka pintu dan menemui temannya. Sera terengah, napasnya masih terputus akibat berlari.
Sera mengangkat alisnya, "Apa?" Tanya gadis itu, temannya hanya tersenyum menggoda, "Kamu tahu Jimin 'kan?" Sera menggigit bibirnya saat nama itu di sebutkan, jantungnya berdegup tak karuan. Sera kemudian mengangguk, "Kenapa sama Jimin?"
"DIA SUKA SAMA KAMU RA!"
Sera membulatkan matanya, "Kamu serius? tidak mungkin. Dia sangat―ah jangan bercanda denganku Seola" Sera mendengus, ia sedang melupakan satu fakta yang tak dapat di lepaskan dari seorang Ryu Seola. Seola menepuk pundak Sera, "Aku serius. Kamu lupa ya? Aku kan sahabat Jimin, sudah pasti dia menceritakan segalanya padaku―tidak segalanya sih, tapi paling tidak aku tahu dia menyukaimu"
Sera meremas tangannya yang kini terasa dingin, "Sejak kapan?"
"Saat kita sama-sama berlibur tempo hari Sera" jawab Seola cepat. Sera memutar memorinya, beberapa hari sebelumnya, ia memang pergi berlibur bersama Seola. Sera sama sekali tak tahu, jika Jimin juga ikut hari itu. Memang, hari itu Sera sangat merasa di perhatikan oleh Jimin, sangat merasa di lindungi oleh Jimin, tapi Sera pikir itu hanya sebuah tindakan sebagai seorang teman, tak lebih.
Sera masih ingat, saat telapak tangannya tak sengaja tergores kaca dan sobek, betapa khawatirnya pria itu padanya. Sera mengulum senyum, "Aku masih tak percaya, bisa saja kamu berbohong padaku. Kamu kan suka bercanda" ujar Sera. Seola mencebik, "Hei, mana mungkin aku berani bercanda untuk hal seperti ini. Lagi pula, jika bukan karena Jimin yang terus memaksaku memberi tahumu soal ini, aku tak mau repot-repot datang kemari"
"Jimin memaksamu? Kenapa?"
"Dia memang lelaki, tapi mentalnya benar-benar nol Sera, ia malu mengatakan padamu soal ini"
Ah, manisnya.
Sera tertawa, "Aku juga suka dia" Sera merasakan perutnya geli, "Sedari dua tahun lalu aku memperhatikannya. Ia pemuda yang manis, tawanya pun renyah, aku suka" Seola menggelengkan kepalanya, "Khayalanmu akan segera menjadi kenyataan Sera. Jam enam nanti, temui Jimin di rumah Diya"
"Kenapa harus di rumah Diya?" Pipi Sera bersemu saat membayangkan dirinya akan bertemu dengan Jimin di rumah teman dekatnya―Min Diya. Seola mengendikkan bahu, "Entah, hanya itu yang Jimin sampaikan. Sudah ya, aku mau ke rumah Jimin lagi, main PS"
Sera mengangguk, Seola berlari dengan cepat setelah mengucapkan kalimat itu. Bagaimana dirinya akan menghadapi Jimin nanti?. Sera masuk ke dalam rumahnya, mencari pakaian yang akan di pakainya nanti saat bertemu Jimin.
🍒🍒🍒
Sera mengetuk-ngetuk sepatunya, ia sedang menunggu Diya membawakan air untuknya. Diya berumur tiga tahun lebih tua darinya, teman dekatnya yang sekaligus teman dekat Jimin juga. Paham kan?. Sera tersenyum, tangannya terulur untuk menerima secangkir susu hangat, Diya duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream (ONESHOOT)
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya mencintai seseorang dalam waktu yang sangat lama, tetapi tak bisa memilikinya?. Pernah memiliki namun, akhirnya memilih melepaskan dan membiarkannya pergi bersama yang lainnya. Cha Sera, gadis berumur tujuh belas tahun yang merasak...