Bagian 1

228 21 0
                                    

Pagi ini, Zia tidak bangun terlambat karena dia ingin melihat pengumuman tentang acara semesteran tahun ini, siapa penyanyi yang akan memeriahkan acara sekolahnya? Ia masih sangat penasaran. Semalam Zia juga tidak begadang. Zia biasa begadang hanya untuk mendengarkan lagu, membaca novel, dan menonton film yang dia suka.

Zia turun dari tangga dan melihat kedua orang tuanya yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mamanya yang sedang memasak nasi goreng dan Papanya yang sedang menikmati kopi hangat.

“Pagi Guys.” Sapa Zia ceria dan disambut hangat oleh Mama nya namun tidak Papanya.

“Untung anak.” Cibir Gerindra geleng-geleng kepala.

“Bukannya jawab anaknya yang cantik ini malah ngeledek.” Decak Zia pada ayahnya lalu duduk di salah satu bangku di meja makan.

“Pagi juga sayang. Ayo sarapan.” Ujar Della tersenyum sambil meletakan nasi goreng di meja.

Della adalah perempuan yang sangat baik, lembut, penyayang dan juga cantik. Sedangkan Gerindra berbalik dengan Della, dia adalah orang yang cuek, tetapi Gerindra baik dan juga sayang kepada keluarganya. Bisa dibilang dulu dia juga badboy. Karena itu sifat Zia sama seperti Gerindra dan wajah cantiknya seperti Della.

“Tumben bangun pagi, biasanya jam segini masih ngebo.” Sindir Gerindra pada anak tunggalnya.

“Bangun pagi salah, bangun siang juga salah. Apa mau mu, jangan lagi!” Jengah Zia.

“Mau ku kamu cukup diam dan makan!” Sungguh, saat ini rasanya Zia ingin mencabik-cabik Papa nya yang sangat menyebalkan. Padahal yang tadi menyindir nya duluan Papanya kan, tapi kenapa Zia yang disuruh diam!

“Jadi anak serba salah gue.” Umpat Zia pelan, tapi sayang nya masih bisa di dengar oleh Gerindra.

“Nezia Stefani Gerindra!” Tegur sang Papa. Zia hanya memutar bola matanya malas, lebih baik mengalah untuk saat ini.

Della yang melihat perdebatan Suami dan Anaknya itu hanya tertawa dan geleng-geleng kepala, dia sudah biasa melihat Zia dan Gerindra berdebat. Sedangkan Zia hanya merutuki Papanya dalam hati, Papanya memang menyebalkan, tapi justru itulah yang membuat Zia  sangat menyayangi nya.

Setelah menghabiskan sarapan masing masing-masing. Zia memutuskan untuk berangkat naik ojek, namun Papanya melarang dan menyuruhnya untuk berangkat bersama. Zia hanya pasrah, lumayan juga untuk berhemat uang jajan. Xixixi.

Selama perjalanan, hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Zia memperhatikan kaca jendela, bahkan masih sepagi ini, jalanan di kota sudah padat.

“Gimana sekolah kamu?” Ujar Gerindra memulai pembicaraan.

“Seperti biasa, gak ada yang istimewa.” Jawab Zia masih mengamati pemandangan dari jendela mobil.

“Katanya mau ada acara semesteran di sekolah?”

“Iya.”

“Kapan?”

“Gak tau, belum dikasih tau.”

Gerindra yang mendengar jawaban putrinya hanya mengangguk. Terkadang Zia memang seperti itu, sangat cuek, ceplakan dirinya. Dan Gerindra sudah memaklumi.

BAD GIRL Vs IDOL (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang