TATAPAN?

104 49 26
                                    

Happy Reading💙

Pagi yang cerah, cahaya yang masuk dari celah celah jendela kamar seorang gadis cantik. Queenzea Devalin. Suara ketukan pintu terdengar di telinga gadis itu, dengan cepat ia bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar nya.

"Zeaa, bangun nak." Ucap Diva selaku Mama Zea.

"Iya ma, ni udah bangun." Ucap Zea yang baru saja keluar kamar dengan rambut bak singka.

"Iya sana mandi dulu." Ucap Diva.

Dengan cepat Zea mengambil handuk yang tercantol di belakang pintu kamar, tidak lupa untuk menutup pintu kamar sebelum mandi.

                                     ☘️☘️☘️☘️
"Pagi Ma, Pa." Ucap Zea yang baru saja turun dari kamar nya yang terletak di atas.

"Pagii cantik." Ucap Mama Papa.

"Ohiya Ma, Marlene blom nyamper aku?" Tanya Zea.

"Belum, emang nanti berangkat sama Marlene mau naik angkutan umum atau bareng Papa?" Tanya Diva --Mama Zea.

"Angkutan umum aja deh Ma." Ucap Zea.

                                         ☘️☘️☘️☘️
Setiba nya Zea dan Marlene di Sekolah, mereka berjalan menuju kelas dengan sesekali mengobrol, Zea dan Marlene satu kelas dengan Nesa, Abel. Saat memasuki pintu kelas,

"JEAAAA." Teriak Abel.

"Berisik anak konda." Ucap Nesa.

"Nama gue Zea bukan Jea, Maimunah!" Ucap Zea.

Dengan cepat mereka duduk di tempat mereka, mereka duduk berjarak dekat. Zea dengan Marlene sebangku, Nesa dan Abel sebangku di depan meja Zea dan Marlene.

"Pagii anak anak." Ucap Bu Dewi --guru.

"Oke anak anak, hari ini kita mengadakan ulangan, ini kertas nya saya bagikan ya." Ucap guru itu di depan papan tulis.

"HAHHH! KO ULANGAN BU! KO MENDADAK SI BU." Protes semua murid di dalam kelas itu.

"Sudah sudah, kalian mengerjakan saja. Tidak susah ko." Ucap Bu Dewi.

"Jeuh dasar Bu Dewik Persik, engga susah dari Hongkong." Ucap Abel menggerutu di samping Nesa.

"Santui weh, kita tanyakan semua pada Zea." Ucap Nesa.

Guru itu berjalan ke semua keliling kelas untuk membagikan kertas soal dan kertas lembar jawaban.

"Oke, ibu ke kantor dulu. Kerjakan sendiri sendiri jangan menyontek!" Ucap Bu Dewi yang langsung berlalu dari kelas.

"Eh Jea, ngerti ga lo?" Tanya Abel.

"Ngerti ko, ini kan materi  yang baru belakangan ini di ajarin." Ucap Zea.

"Gue ga ngerti, bole kali." Ucap Abel sambil Nyengir Kuda.

"Heem iya iya, ni gue sisa 2 no lagi." Ucap Zea.

"Eh dugong aprika, so bisa mikir lo. Mending liat punya Jea ni." Ucap Abel menepuk bahu Nesa

"Iya bacot." Ucap Nesa.

"Cepetan kalian nulis nya nanti keburu Bu Dewi dateng." Ucap Zea memberi tau.

"Iya ni udah selesai." Ucap Abel dan Nesa.

"Makasih Jea lupyuu muahh muahhh." Ucap Abel.

"Alai." Ucap Zea.

Bu Dewi memasuki pintu kelas dengan santai, tidak dengan murid, mereka panik mencari jawaban karna pasti bentar lagi akan di kumpulkan.

"Oke yu semua kumpul kumpulll." Ucap Bu Dewi.

Semua murid pun mau tidak mau harus berjalan ke meja guru untuk mengumpulkan lembaran kertas Jahanam itu.

                            ☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Di kantin.

"Lo mau pesen apa Ze, biar gue yang pesen." Ucap Nesa.

"Batagor mang Ujang aja deh, minum nya air mineral." Ucap Zea.

"Lu Mar, Bel." Ucap Nesa.

"Samain aja." Jawab mereka.

Saat tengah menunggu Nesa dateng, mereka bermain handphone untuk menghilangkan jenuh.

"Eh yu foto buruan Mar lu gaya." Ucap Abel.

"Ribet markonah." Ucap Marlene.

Tiba tiba suara sorakan terdengar, langsung saja isi kantin riuh.

"Eh ada apa si." Ucap Zea.

"Noh noh Ze itu Arkan lhoo, yang semalem nabrak lo." Ucap Marlene.

"WHATT! DIA NABRAK LO?! GIMANA GIMANA!" Ucap Abel.

"Bacot ish lo, nanti gue ceritain tunggu Nesa." Ucap Zea.

"Yuhuyyyy ni makanan nya dateng." Ucap Nesa menghampiri meja.

"Makasih Nesaaasu." Ucap mereka.

"Eh, malem gue di tabrak Arkan." Ucap Zea.

"Diem jangan bacot dulu." Lanjut Zea.

Zea menceritakan kejadian yang tadi malam kepada Abel dan Nesa.

"Hah serius lo?di tolongin? Sumpah dia kan paling males Deket Deket sama cewe." Ucap Nesa.

"Iya, yauda gitu."

"Yauda cepetan makan, bentar lagi bel." Ucap Nesa.

Saat sudah selesai makan. Zea dkk pun berjalan keluar kantin. Di tengah koridor, Zea tidak sengaja berpapasan dengan Arkan. Arkan menatap lekat bola mata Zea. Zea pun bingung apa arti tatapan itu.

"Tadi Arkan natap nya gitu banget ke lo, kenapa?" Tanya Marlene.

"Gatau gue juga." Ucap Zea.

Hai haii, gimana gimana? Ada apa sama tatapan Arkan?wkwk. Yauda yu jangan lupa pencet bintang di bawah, komen nya juga jangan lupaa gaiss🌈

Sampai ketemu di part selanjutnya, Salam Sayang -Nanay💙

ARKAN {SLOW UPDATE} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang