05; a bunch of female students

18 7 18
                                    

aku sedang berjalan menuju kantin siang ini, menuruni satu demi satu anak tangga dan—tiba-tiba ada segerombolan anak perempuan menghampiriku, "oh..jadi lo adik kelas yang bikin geger satu sekolah karena pulang bareng winwin?" ucap salah satu diantara mereka yang kini tengah mencegat dan memblokir jalanku.

aku bingung harus jawab apa? aku bahkan tidak mengenal mereka, karna yaa aku memang tidak banyak mengenal kakak kelas selain kak winwin dan—dia juga bukan kak bella, karena aku tau persis seperti apa visual kak bella. apa mungkin mereka adalah fans fanatiknya kak winwin?

"kenapa diem? jawab!!" bentak gadis lain digerombolan itu.

"i-iya k-kak, tapi k-kemaren itu g-ga—"

plakk

satu tamparan melayang dipipi kiriku, perih. aku meringis kesakitan sambil memegang pipi kiriku yang terkena tamparan, aku takut. "jadi adek kelas gausah belagu deh, sok-sok an deketin winwin" ucap gadis bersurai coklat pekat yang menamparku tadi. "ganjen banget sih" sambung yang lainnya sambil menjambak kuat rambutku.

tolong siapapun, ini benar-benar sakit. pipiku perih terkena tamparan dan rambutku kini dijambak oleh mereka. aku tidak memilki kekuatan apapun untuk melawan mereka yang jumlahnya banyak ini, jadi aku hanya bisa menangis sesegukan menahan rasa sakit.

winwin sialan, kalau saja kemarin aku tidak pulang bareng dia, mungkin hidupku akan damai-damai saja sekarang.

"wow..wow.." ucap seseorang yang tampaknya sedang menuruni anak tangga.

sontak membuat segerombolan fans fanatik kak winwin itu menoleh ke arahnya. "siapa lo? ngapain lo disini?" tanya gadis yang tengah menjambak rambutku itu.

"mau turun dong kak ini kan tangga, lagian aku sama pak sejeong lagi mau ke kantor guru di bawah, iya kan pak?" ucap seseorang itu, lalu menoleh ke belakang. "loh pak sejeong mana dah? perasaan tadi ada" sambungnya sambil celingak-celinguk melihat sekeliling, "ahh itu dia, pak disini" panggilnya sambil melambaikan tangannya keatas, melihat ke arah lantai dua.

melihat tingkah anak laki-laki yang seolah tengah melambaikan tangan ke arah pak sejeong sontak membuat segerombolan siswi itu kaget dan cemas, mereka lantas bubar meninggalkan area tangga, sepertinya mereka takut, tentu saja, pak sejeong adalah guru bk dan terkenal paling killer dari guru-guru bidang studi lain.

"gue udah duga ini bakal kejadian" ucap laki-laki itu lalu membalikkan tubuhku untuk menghadap kearahnya. "lo gapapa?" tanyanya.

aku lantas mengangkat kepalaku pelan, memperlihatkan ekspresi dan keadaan wajahku yang jauh dari kata 'gapapa'.
pipiku merah, mataku membendung banyak air mata, rambutku acak-acakkan dan sekujur tubuhku gemetar.

"aku takut" lirihku.

lantas laki-laki yang biasa ku panggil jisung itu dengan cepat menenggelamkanku ke dalam pelukan hangatnya, "it's okay to not be okay, ra" ucapnya pelan, membuat tangisanku semakin pecah didalam pelukan sang adam, aku masih memegangi pipi kiriku yang sakitnya perlahan mulai hilang. dia mengelus lembut surai hitamku dan berusaha meyakinkanku bahwa semua bakal baik-baik aja.

sudah sekitar 2 menit dan dia masih setia memelukku dan sesekali menepuk-nepuk pelan punggungku. aku yang tiba-tiba teringat akan pak sejeong sontak melepaskan pelukannya, "p-pak sejeong? mana?" tanyaku sambil memperlihatkan ekspresi cemas.

dia tersenyum, "gaada" katanya. aku mengernyit bingung, "itu cuma akal-akalan gue doang biar fans-fansnya winwin itu kabur" sambungnya.

aku menghela nafas lega, "makasih ya jie" ucapku masih sesegukan. dia mengangguk pelan dan menatapku lamat-lamat, "lain kali lo jangan berurusan lagi sama kak winwin kalau ga mau kejadian kayak gini lagi keulang" ucapnya sambil tersenyum teduh kearahku. aku bisa merasakan kehangatan dari balik kelopak matanya. aku mengangguk pelan kearahnya, "iya" ucapku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Labyrinth | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang