Pipi basah dan mata sembap, itu yang dirasakan Jenny saat pertama kali membuka mata. Semua ternyata hanya mimpi, batinnya lega. Terasa begitu nyata. Raga dan jiwanya seolah ikut terkuras karena kejadian dalam mimpi yang begitu menyesakkan dada.
Mimpi yang terasa begitu nyata. Terasa ada seseorang yang menyentak baju, bahkan merobeknya. Kemudian, tangan kasar yang mulai menyentuh bagian-bagian tubuh gadis itu. Membuatnya ingin berteriak, tetapi tak bisa. Hanya terdengar suara gelak tawa seorang pria saat dirasakannya satu bagian tubuhnya mulai perih. Kemudian, semua gelap. Sampai ia terbangun.
Gadis berumur dua puluh tahun itu membuka selimut. Terasa ada yang aneh di bagian bawah tubuh. Ia membeliakkan mata, memekik panjang. Teriak dan terisak, mungkin tidak cukup untuk menggambarkan betapa terpuruknya perasaannya saat ini.
Mukanya menunduk lemas memandangi paha sampai ke pangkalnya, yang masih terasa luluh lantak. Rasanya Jenny ingin memeluk lutut dan menangis. Menyesali keputusannya kemarin. Demi setumpuk uang, ia terpaksa menggadaikan sesuatu yang paling berharga bagi seorang gadis.
Jadi, yang ia rasakan tadi malam bukan mimpi. Jenny mengedarkan pandangan pada seluruh kamar.
Hotel, ternyata aku ada di sebuah hotel.
Dilihatnya sebuah gelas dengan cairan coklat keemasan serta botol tinggi ramping berwarna hijau, di atas meja sebelah lemari baju. Dengan nanar, ia menatap minuman itu. Ingatannya muncul kembali akan peristiwa tadi malam.
YOU ARE READING
Renjana Rinjani
RomansaRinjani, gadis lemah lembut dari keluarga kaya yang terbiasa hidup enak. Hidupnya tiba-tiba berubah drastis saat ayahnya meninggal. Perusahaan keluarga yang bangkrut, ditambah penyakit serius yang melanda sang ibu, membuat gadis yang tak terbiasa ke...