3. Raja Onix

1.6K 27 0
                                    

Rumah Garda Utama dengan kastel raja hanya berjarak beberapa langkah. Di musim dingin seperti ini, orang-orang mengenakan topi, masker, dan syal lembut bahkan di siang hari. Aku hanya bisa mengenali beberapa orang yang menyapaku. Selebihnya hanya basa-basi selamat pagi. Pintu kastel yang berat dibuka oleh penjaga berbaju zirah abu-abu. Tinggi mereka hampir dua kaliku. Dan seketika aroma khas menyeruak keluar. Bau keju asin yang bercampur dengan manisnya buah persik dan segarnya daun mint. Itu mungkin deskripsi yang sangat aneh—nyatanya bau ini memang sulit sekali dijelaskan, lebih-lebih fakta di baliknya pun agak memalukan. Namun harus diakui, kita semua di Omicron menggantungkan hidup pada hal itu. Sepuluh tabung kaca raksasa berisi cairan yang lebih putih dari susu sapi. Jika diperhatikan, seperti ada butiran emas di dalamnya. Membayangkan meminumnya saja membuatku menelan ludah berkali-kali. Hingga hampir tak kusadari seseorang yang berdiri di samping singgasana mengamatiku masuk. Aku buru-buru merunduk memberikan penghormatan.

"Drane, bergabunglah dengan yang lain," ucap Raja Onix. Sosoknya hampir selalu menjadi siluet, bersembunyi di balik cahaya terang dari belakang. Sekilas hanya terdengar suaranya yang tegas, menggelegar, memenuhi rongga aula yang amat besar. Aku tak menyangka, Casto ada di salah satu tempat duduk melingkar di depan singgasana raja. Dadaku berdesir melihat tiga orang lain yang tak pernah kutemui. Sepertinya dari divisi lain. Sorot mata Casto menenangkanku, dan aku duduk di sampingnya.

Raja Onix pun duduk, dan barulah aku bisa melihat sosoknya lebih jelas. Rambutnya perak seperti rembulan tatkala ditimpa sinar matahari. Panjangnya tak bisa kuketahui, karena selalu digelung dan diikat ke belakang. Wajahnya kaku seperti kayu. Dengan alis, kumis, dan cambang tebalnya itu, aku tak yakin dia punya ekspresi lain selain serius dan marah. Rambut di dadanya juga sangat lebat, mengintip dari jubah sutra berlengan lebar yang menyembunyikan otot-ototnya yang tentu sangat sempurna. Warna merah muda yang lembut membuat Raja tampak anggun dan maskulin dalam waktu bersamaan. Selain itu, ia juga tak pernah absen mengenakan bawahan berupa hakama. Konon katanya, Raja harus selalu mengenakan sarung seperti itu, sebab tak ada celana yang muat menampung ukuran penis dan skrotumnya, yang luar biasa besar. Ada yang bilang ukuran biasanya saja sepaha, apalagi kalau membesar, bisa sampai sebadan orang dewasa. Bahkan panjangnya bisa mencapai dua meter lebih. Tak mungkin aku tidak penasaran dengan hal tersebut. "Mesin" ajaib, yang bisa menghasilkan sperma sebanyak ini sudah pasti harus seekstrem itu.

Saat aku selesai memikirkan serba-serbi raja dan hal gila berikutnya, ternyata Raja Onix telah usai membuka rapat. "Kalian adalah orang-orang yang paling kupercayai," lanjutnya. "Jadi, misi ini akan kuberikan hanya untuk kalian berlima."

Aku hampir tersedak ludah, saat Raja Onix tahu-tahu menatapku. "Katakan, Drane, apa yang kau lihat di Hutan Selatan?"

Kini aku mulai paham dengan tugasku akhir-akhir ini, yang sering kali membuat stres. "Ada semacam lembah berbatu. Kurasa itu adalah tempat persembunyian para Gamma. Aku menemukan banyak sekali mayat di sana. Sepertinya Gamma—"

"Membunuh para warga yang hilang, setelah memuaskan nafsu bejat mereka." Seorang pemuda tinggi kurus menyahut.

Melihat wajahnya yang sok tahu membuatku agak kesal. "Ya ..., sebenarnya tak berhenti di situ. Mereka memakan...." Aku ragu mau mengatakannya, tapi Casto segera mengangguk saat aku meliriknya.

"Mereka memutilasi dan memakan korbannya," pungkas Casto tanpa perasaan.

Raja Onix mengurut dagu. Sementara bocah kurus tadi menyibak lembaran di buku catatannya. "Bukannya kau seharusnya berada di Utara?"

Aku melemparkan pandangan tajam kepada si mulut lebar itu. Kenapa dia cerewet sekali?

"Maaf sebelumnya paduka, saya punya perasaan tidak enak dan khawatir dengan suami saya. Ternyata, memang benar, Drane bekerja sendirian malam itu. Dan untung saja, saya datang tepat waktu, sebelum Gamma menyerangnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Omicron - Kingdom of MenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang