6. Swimming The Mountain II

127 13 2
                                    

Akhir akhir bulan Agustus, Mark sudah mulai jarang terluhat di kelas. Bangku belakang dekat jendela beberapa kali kosong. Mark dapat perizinan dispensasi karena harus mengikuti beberapa acara ragam dukungan untuk keberlangsungan debutnya di akhir tahun. Beberapa kali Mark tetap datang ke Sekolah, dan semua semakin berbeda. Mark semakin terkenal, semakin terlihat dewasa.

Sedang Mina, gadis itu terlalu sibuk untuk terus memperjuangkan mimpinya yang beragam dan bertentang. Ia masih terus masuk sekolah dengan membagi waktu jam pulang untuk berlatih menjadi trainee dan pendalaman materi untuk ujian masuk perguruan tinggi. Pipi Mina yang tembam semakin menirus seiring dengan badannya yang semakain proporsional, mungkin tuntutan agensi atau kelelahan.

Kadang Mina suka memastikan apakah bangku belakang dekat jendela sudah terisi atau masih kosong. Atau ketika terisi, Mina senang mencuri pandang kepada pemilik bangku belakang dekat jendela.

Mark terlalu sibuk untuk memikirkan kenapa ia kadang gelisah akhir-akhir ini. Dan menjadi senang ketika harus kembali ke sekolah. Di bangku baris tengah ada gadis yang selalh bisa Mark lihat secara diagonal di sudut matanya. Lelaki berambut hazel itu menerka , mengapa semenjak ia sering izin sekolah terlalu banyak hal yang berubah. Seperti mengapa pemandangan bangku baris tengah menjadi lebih indah atau mengapa sekolah jadi lebih menyenangkan.

***

Agustus sudah berlalu, September menyapa dengan segala hiruk pikuknya. Seleksi perguruan tinggi dilakukan di akhir September. Semua siswa tampak kewalahan dengan kantung mata dibawahnya. Semua sibuk, tak terkecuali Mark yang bahkan tidak mengikuti seleksi ujian masuk. Mark sibuk berlatih sana sini, berlatih tari, berlatih vokal, berlatih musik, berlatih etika publik, berlatuh berpakaian, pokoknya semua tentang berlatih.

***

Ujian penentu kelulusan Sekolah akan dilaksanakan di minggu kedua bulan September. Mina menjinjing tas kainnya yang berisi dua kotak makan. Hari ini Mina sudah penuh dengan pengharpan. Pengharapan menyelesaikan ujian dengan baik dan.. pengharapan makan siang bersama di atap sekolah.

Sayangnya, hanya satu pengharapan yang mampu terwujud. Mark mengikuti ujian kelulusan sekolah susulan.

Ujian Kelulusan Sekolah sudah selesai dilaksanakan, Mina pulang dengan dua kotak makan yang masih terbungkus rapih di tas kain jinjing miliknya. Mina duduk di taman dengan lapangan serbaguna dekat halte pemberhentian terakhirnya. Tempat yang sama ketika kedua kalinya Mina mendengar ada manusia yang begitu sumringah membahas telur mayo.

Ia memakan bekalnya yang berisi nasi dan telur gulung juga sosis bumbu asam manis. Tangannya mengeluarkan kupon diskon dari kantung jaket hoodie miliknya. Menatap kupon tersebut persis dibawah sinar matahari. Mina menatap cukup lama kemudian memasukkannya lagi kedalam kantung jaket dan melanjutkan makannya.

***

Mark menatap gerbang sekolahnya yang terbuka lebar namun sangat sepi. Mark harus melaksanakan ujian kelulusan susulan sebab ada jadwal perekaman vokal dan video musiknya. Ia berjalan sendiri di tengah lapangan yang luas. Melapor diri ke pusat komunikasi sekolah dan melaksanakan ujian susulan di dalam ruang rapat milik kepala sekolah. Ujiannya cukup mudah untuk Mark yang belajar dengan kebut semalam, ia mampu mengerjakan tepat waktu. Sesungguhnya Mark tidak berharap lebih untuk mampu menjadi siswa dengan nilai terbaik, karena bagi Mark lulus saja cukup.

Sebelum pulang, Mark memutuskan berjalan-jalan santai mengitari sekolahnya. Mengenang sebelum harus benar-benar meninggalkan kehidupan normalnya. Mimpinya masih jauh, masih harus terus mengarungi hutan untuk mencapai puncak dari gunung mimpinya. Mark berhenti di depan kelasnya yang tekunci. Menatap bangku baris tengah yang sekarang sudah kosong permanen. Pemandangan indah yang sudah hilang. Entahlah tiba-tiba Mark merasa sedih. Mengingat Mark terlalu jauh dari jangkauan untuk bahkan bertanya kabar.

Apakah Mina masih mengingat satu kupon sisanya?

Tiba-tiba Mark berjalan cepat mengarah ke Pusat Komunikasi Sekolah. Menyapa Bu Kang yang terus dengan muka malasnya.

"Mark Lee, 3.1 Bu."

"Ada apa?"

"Izin meminta nomor telepon milik Kang Mina, Bu."

"Untuk?"

"Kartu Pelajar asli saya ada di Kang Mina , Bu"

Bu Kang memutar matanya. Kemudian menberikan selembar kertas dengan beberaoa nomor diatasnya. Mark membungkukkan badan berkali - kali sebagai tanda terimakasih. Buru-buru Mark berlalu dari Pusat Komunikasi agar tidak ketahuan bahwa Mark berbohong.

Mark hanya ingin, meminta nomor Mina.

***
Selanjutnya...
7. Top Of The Sea

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Compose (Mark Lee & Kang Mina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang