44-Alangkah Bodohnya Manusia

25 5 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Sebelum membaca isi bab ini, ada baiknya kita bersholawat terlebih dahulu kepada Nabi SAW.

Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad

Selamat membaca😊

Alangkah bodohnya manusia,
Tak tahu kapan maut mendatangi,
Tetapi mereka tidak juga bersiap diri...

Kematian menyergap memutus urat nadi,
Dalam kubur mencekam tinggal sendiri,
Menumbangkan seluruh keperkasaan,
Menjadi bangkai yang menyeramkan...

Cukuplah kematian pemberi nasihat,
Dari kelalaian yang demikian cepat,
Tak berguna bagi yang tak kembali,
Tak bermanfaat yang tak menanggapi...

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

"Biarkanlah mereka makan (di dunia) dan bersenang-senang serta dibuai oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya)..." (QS. Al-Hijr [15]: 3)

Jika sekiranya engkau kaya, maka bukan berarti Rabbmu mencintaimu...
Jika sekiranya engkau miskin, maka bukan berarti Rabbmu menghinakanmu...
Kaya miskin bukan ukuran kasih sayang Rabbmu, tetapi hakekatnya ujian bagimu...

Syumaith bin 'Ajlan rahimahullah berkata :

"Ada dua orang di dunia yang tersiksa, yaitu orang kaya yang diberi dunia sehingga tersibukkan olehnya dan orang miskin yang dijauhkan dari dunia, tapi tetap mengejarnya sehingga nafasnya terputus dengan beribu penyesalan" (Shifatus Shofwah III/347).

Ibnus Sammak Muhammad bin Shubaih rahimahullah berkata :

‏هب الدنيا في يديك ومثلها ضم إليك، وهب المشرق والمغرب يجيء إليك، فإذا جاءك الموت فماذا في يديك؟

"Anggaplah dunia ada di genggamanmu dan ditambah lagi yang semisalnya, dan anggaplah Timur dan Barat datang kepadamu, namun jika kematian telah datang kepadamu, lalu apa gunanya yang ada di tanganmu tersebut ?" (Siyar A’laamin Nubalaa' 8/330)

Semua kenikmatan tak lagi berarti saat maut menjemput, lantas mengapa masih bermaksiat kepada Allah tanpa takut...?

Bisa jadi sebentar lagi dalam barisan orang mati, tapi kenapa masih asyik berleha-leha tanpa taubat dan intropeksi diri...?

Semenit yang terlewatkan merupakan angan-angan berjuta ruh, supaya mereka bisa beramal dan bertaubat, namun itu semua tidak mungkin terjadi karena sudah terlambat...

Jika hawa nafsu mengajak bermaksiat, ingatlah angan-angan mereka yang tiada...
Jika merasa lesu untuk beramal, ingatlah angan-angan mereka yang telah tiada...

Betapa mengherankan,
Yakin adanya kematian, tapi bermain-main,
Yakin adanya Neraka, tapi terus maksiat,
Yakin adanya hisab, tapi tetap lalai...

Adakah hati yang sadar...?
Adakah jiwa yang bergetar...?
Adakah telinga yang mau mendengar...?

Bilal bin Sa'ad rahimahullah berkata :

رُبَّ مسرورٍ مغبونٌ و لا يَشْعُرْ ، يأكلُ و يشرب و يضحك و قد حقَّ له في كتاب الله انه من وَقود النار

"Betapa banyak orang yang gembira tetapi tertipu tanpa menyadarinya. Dia makan, minum, dan tertawa, padahal telah tertulis dalam Kitab Allah bahwa dia termasuk bahan bakar api Neraka" (Az-Zuhd hal 509 oleh Imam Ahmad)

Seseorang yang selamat di alam akhirat adalah yang selamat di alam kubur...
Seseorang yang selamat di alam kubur adalah yang selamat di akhir hidupnya...

Barangsiapa yang sibuk dengan beribadah, bertaubat, berdzikir dan mencintai Allah saat hidup, maka ia akan disibukkan dengannya saat ruhnya keluar menuju Allah Ta'ala...

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

Edit & Repost by:
*Sahabat Kajian Sunnah*
http://bit.ly/telegramSKS

Semoga bermanfaat
Jazakumullahu khoiron.

Belajar, yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang