Chapter 1 part B

238 10 0
                                    

Hallo hay pembaca setia Back to You. Sebelumnya aku ucapkan Happy Eid Al Adha bagi yang merayakan 🥳🥳.

Aku share quote edisi spesial Idul Adha (gaje amat diriku)
Gak papa lahh wkwkw. Cuzz dibawah ini quotenya

Prinsip Qurban :
Jika ada cinta lain di atas cinta kita pada Allah, segera qurbankan cinta itu. Hingga tak ada lagi cinta-cinta di atas cinta kita kepada-Nya.🌱

Okey cukup segini cuap-cuap dari author

Happy reading!!😘

~~~

Raina berteriak keras memanggil kakaknya dengan keras. Mungkin bahkan bisa terdengar dari luar, karena ia belum menutup rapat ruangan itu.

“Kakak?” jerit Raina setelah melihat Leon dengan wajah bonyoknya tengah terduduk di lantai. Sedangkan kakaknya sendiri tengah berdiri sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Apa yang kakak lakukan?” murka Raina sambil menahan tangisnya yang sebentar lagi akan keluar.

Raina berjalan sambil menangis mendekati Leon yang tengah terduduk di lantai dengan keadaan mengenaskan. Ia menyentuhnya dan mengajaknya berdiri. Raina mengarahkan Leon untuk duduk di sofa panjang yang terdapat di ruangan itu. Sedangkan kakaknya sendiri tengah duduk di single sofa sambil memandangi mereka berdua.

Rayhan yang malah mendapat kemarahan dari adiknya itu tidak mengatakan apa-apa. Ia melenggang ke arah single sofa yang memang tersedia di ruangan itu. Dirinya hanya memperhatikan adiknya yang kini tengah memapah Leon ke arah sofa panjang yang ada di sebelahnya.

“Kak Leon ada kotak P3K?” Tanya Raina setelah mendudukkan Leon di sofa panjang.
“Disana ada” jawab Leon sambil menunjuk sebuah lemari dekat kulkas tempat ia menyimpan berbagai minuman untuk disajikan kepada temannya, seperti Rayhan ini, yang memang terkadang mampir secara tiba-tiba.

Kemudian, Raina berjalan ke arah tempat kotak P3K tadi. Setelah mendapatkannya ia segera kembali dan segera mengobati luka di wajah Leon.

“Aww... Shhh” desis Leon menahan perih diwajahnya.

“Maaf maaf maaf, apa sakit sekali?” tanya Raina degan air mata mulai mengalir di wajahnya. Ia sungguh tidak tega melihat keadaan Leon seperti sekarang. Ia tidak tega melihat Leon kesakitan.

“Jangan menangis. Ini tidak sakit sama sekali. Hanya sedikit perih karena terkena alkohol.” ujar Leon sambil mengusap air mata Raina sambil  berusaha menenangkan tangis Raina agar tidak semakin menjadi.

“Ck” Rayhan yang melihat pemandangan didepannya hanya bisa berdecak sebal.

“Kau seharusnya mengobati luka kakak mu ini bukan lelaki bajingan seperti dia.” Cetus Rayhan tanpa merasa bersalah sedikitpun setelah membuat Leon babak belur.

“Apa kakak tidak lihat? Leon yang lebih banyak terluka dibanding kakak!”tukas Raina dengan air mata yang masih mengalir di pipinya. “Nah..! Kakak obati sendiri, tangan kakak tidak sakit bukan?” sindir Raina sambil melemparkan salep kepada kakaknya tersebut.

Rayhan hanya menerimanya tanpa benar-benar berniat mengobati sakitnya. Ia sibuk memperhatikan dua insan di depannya ini. Rayhan masih bisa berfikir, jika ia benar-benar menghabisi orang itu, bukankah citranya menjadi buruk? Dan yang terpenting, siapa nanti yang akan bertanggung jawab akan adiknya dan calon keponakannya.

Back to You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang