Chapter 1 part C

244 7 1
                                    

Hai hai hai...
Back to You is out!!!
Rencananya Back to You mau di-update tanggal 5 kemarin, mau buat edisi spesial anniversary, tapi gara-gara ceritanya belum selesai dan idenya lagi mentok, dan setelah tanggal itu sibuk banget jadinya hari ini baru bisa upload.

Kalau gitu langsung aja lah yaa,
let's reading😘

Tidak peduli sejak kapan kamu datang. Yang terpenting ialah sampai kapan kamu akan mampu bertahan.

ExoL

__________<( ̄︶ ̄)>________<( ̄︶ ̄)>_______

Sedangkan Leon sendiri, ia tidak tau hal apa yang diperdebatkan kedua wanita ini. Ia hanya bisa menyimak semua hal yang dilontarkan Raina, adik sahabatnya. Dan nampaknya Raina pun belum menyadari akan kehadiran Leon. Entah ia tidak memperlihatkan atau memang dia tidak peduli jika ada orang lain yang mendengar celotehannya tadi.

“Ekhm...” Leon berdehem mencoba mengalihkan perhatian kedua wanita di depannya ini.

Dan benar saja, kedua wanita yang saling bertatapan tadi langsung menolehkan wajahnya ke arah Leon. Raina seketika menampilkan wajah terkejut, ia tidak berharap yang mendengar celotehannya tadi Leon, sahabat kakaknya sendiri. Tapi ia dengan cepat mengubah raut wajahnya itu ia memberikan senyum termanis yang ia punya untuk ditampilkan ke Leon.

Vanya sendiri juga mengubah raut wajahnya dibuat semanis mungkin untuk ditunjukkan ke Leon.

“Aah aku hampir melupakan mu gara-gara jalang kecil ini.”ujar Vanya kepada Leon dan tentu sambil menyindir Raina dengan mengatainya Jalang Kecil.

“Pelayan!!”panggil Vanya kepada seorang pelayan yang berjalan mendekat ke arahnya. “Kado untuk ku?”tanya Vanya kepada Raina karena memang sejak tadi Vanya tidak mau mengambil kado yang telah disodorkan Raina kepadanya. “Ambil itu dan bawa.” titah Vanya kepada pelayan tadi setelah Raina kembali menyodorkan kado tadi.

“Tapi aku harus menyimpannya kemana Nona?” tanya pelayanan tadi.

“Terserah mu kau bisa mengambilnya jika kau mau, tapi jika tidak kau bisa membuangnya ke tempat sampah.” tutur Vanya dengan pandangan meremehkan.

Leon menatap wajah Raina. Tidak ada raut kecewa disana. Malah yang terlihat padangan sinis disana. Benar-benar kedua wanita ini. Batin Leon.

“Vanya kau bisa menyapa tamu mu yang lain. Kau sudah begitu lama disini. Aku yakin teman-teman mu akan senang jika kau menyapa mereka. Aku akan menikmati pesta mu.” ujar Leon.

“Tap.. tapi....” balas Vanya tidak bisa melanjutkan perkataannya karena ia tidak memiliki alasan yang kuat untuk membuat Leon berada di sampingnya.

Tidak mau membalas perkataan Vanya, Leon malah pergi sambil menarik tangan Raina. Ia mengajak Raina untuk menjauh dari Vanya. Vanya yang melihat pemandangan seperti itu semakin geram dibuatnya. Sedangkan Raina terlihat begitu senang sampai ia menjulurkan lidahnya ke Vanya, karena bisa mengalahkan Vanya lagi malam ini.

Singkat cerita, Leon mengajak Raina duduk di salah satu sofa. Leon memandangi Raina dari atas sampai bawah dengan tajam. Wanita itu memakai pakaian tidak layak pakai menurutnya. Raina yang dipandang demikian, menjadi salah tingkah dibuatnya.

“A.. apa yang kau lihat?” tanya Raina gugup.

“Apakah kau gila memakai pakaian seperti ini? Apa kau juga tidak melihat tatapan pria disini seperti ingin menerkammu?” ujar Leon.

Back to You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang