Chapter 1 part A

158 15 0
                                    

06.13 Mansion keluarga Ferdinand

Pagi ini Rayhan dan keluarganya dikejutkan dengan keadaan sang adik, Raina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Rayhan dan keluarganya dikejutkan dengan keadaan sang adik, Raina. Saat ibu Rayhan berniat membangunkan Raina, ia malah menemukan Raina yang tergeletak pingsan di dekat ranjangnya. Sontak hal itu membuat  Hanna, mama Rayhan, berteriak histeris.

Rayhan saat itu memang kebetulan masih berada di kamarnya yang letaknya tidak jauh dari kamar Raina pun terkejut mendengar teriakkan ibunya. Ia bergegas menyusul ibunya. Teriakan mamanya dari lantai dua rumah itu pun mampu terdengar sampai lantai satu. Pak Reno yang sedang menikmati paginya dengan secangkir kopi di lantai satu pun tak kalah terkejut. Ia bergegas menghampiri istrinya di lantai atas.

Setelah sampai di kamar sang adik, Rayhan tak kalah terkejut melihat adiknya.

“Ya Tuhan Raina, ada apa dengan dirimu?” ucap Hanna dengan tangis yang meluncur begitu saja. Pasalnya ia tidak melihat tanda-tanda jika anaknya itu tengah kurang sehat. “Angkat adikmu ke kasurnya Ray!” titah mamanya.

Rayhan yang mendengar itu bergegas menghampiri tubuh adiknya yang masih tergeletak di lantai. Ia segera mengangkat Raina dan membaringkannya di kasurnya. Tak lama setelah itu, Pak Reno masuk ke dalam kamar Raina.

“Ada apa mah? Ada apa dengan Raina?”tanya Pak Reno yang baru saja masuk itu kepada sang istri.

“Mama ngga tau...” ujarnya dengan menangis. “tadi begitu sampai disini, mama.. mama lihat Raina sudah di lantai, huuu...huu.huuu...”terang istrinya itu.

“Ray panggilkan dokter” titah Pak Reno.

“Iya, pah” sahut Rayhan.

Rayhan segera mengambil ponsel di sakunya dan melangkah keluar untuk menelfon dokter keluarga mereka. Sedangkan Papa dan mamanya masih di dalam menunggui Raina hingga sadar.

Setelah beberapa kali dibaui minyak kayu putih, akhirnya Raina tersadar dari pingsannya. Ia mulai mengejab-kejabkan matanya, berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang masuk.

“Ehmm... Mah, aku kenapa?” tanya Raina setelah sadar sepenuhnya. Ia merasakan pusing dikepalanya. Ia juga merasakan perutnya tidak enak. Ia mual.

Tak perlu waktu lama, dokter Vivian pun datang. Karena kebetulan ia hari ini memang akan masuk pagi di Rumah Sakit. Dokter Vivian sudah menjadi dokter keluarga Rayhan sejak dulu. Bahkan sebelum ayahnya meninggal, ayah dokter Vivian lah yang menjadi dokter keluarga itu. Dan setelah ayahnya meninggal, dokter Vivian dipercaya keluarga Pak Reno untuk menjadi dokter keluarganya.

Dokter Vivian segera masuk ke dalam kamar. Ia tersenyum kepada semua orang yang ada disana. Tak lupa pula ia menanyakan kabar mereka. Ia mulai membuka peralatannya. Mengecek detak jantung, mata dan banyak lagi.
“Apa yang kamu rasakan beberapa hari terakhir?” tanya dokter Vivian kepada Raina.
Raina berfikir sebentar, ia mencoba cari tahu keanehan yang terjadi pada dirinya selama beberapa hari ini.

Back to You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang