Bab 14. Ya Zauji, Ana Uhibbuka Fillah (end)

962 77 5
                                    

Nura mengatur degup di dadanya yang tak karuan. Dia usap kasar kedua matanya lalu berjalan keluar kamar mandi. Tak lupa, ponsel Dion diikutsertakan dalam genggaman.

Saat tangannya berhasil membuka daun pintu, ia seperti mendengar kegaduhan yang bersumber di ruang tengah.

Sampai di ruang tengah, Nura terhenyak melihat Dion ada dalam kendali dua orang polisi.

"Ada apa ini?"

"Maaf Dik, sudah mengacaukan acara sakral kalian, tapi kami kemari hanya ingin melaksanakan tugas kami sebagai pihak kepolisisan. Kami bermaksud mengantar surat pemanggilan sekaligus pemeriksaan kepada saudara Dion Alvin Nogroho, atas kasus perencanaan pemerkosaan yang dilakukan terhadap saudari Qamara Nura."

Dion masih tampak tegang, yang lainnya juga nampak terkejut.

"Maaf Pak, apa bukti anak saya terlibat pada kasus itu?" sanggah Papa Dion.

"Buktinya ada di kantor. Silahkan Bapak ikut bersama kami, jika ingin mengajukan pembelaan."

Dion tampak terdiam, pandangannya tajam menatap Nura.

"Sebentar Pak, saya mau bicara dengan istri saya dulu."

"Baik silahkan."

Dion melangkahkan kakinya mendekati sang istri yang nampak dirangkul oleh uminya.

"Nura, saya mohon kamu nggak langsung percaya dengan kata polisi itu, aku akan jujur semuanya, nanti."
Nura mencebik, memalingkan wajahnya dari hadapan Dion.

"Aku sudah tahu semuanya Dion, sebaiknya kau mengaku. Atau aku akan sangat membencimu seumur hidupku," ucap gadis itu tegas.

Dion tercengang, bingung dengan keadaan. Tapi ia tak menyadari, jika kartu as kejahatannya ada di tangan Nura.

Detik berikutnya, kedua polisi kembali menarik tangan pemuda itu. Nura masih membuang wajah, sampai Dion keluar dari rumah, tak sekalipun ia menoleh.

Sesaat rumah terasa hening, selepas kepergian Dion dan para polisi.

"Mi ...."

Tangis Nura pecah dalam dekapan sang ibu.

"Nura telah menikah dengan seorang penjahat, Mi."

"Nggak Sayang, berita ini pasti salah."

Uminya mencoba menenangkan, abah juga ikut mendekati mereka dan membenarkan apa yang dikatakan sang istri.

"Benar, Anakku. Kita jangan cepat terprovokasi. Kita tunggu saja hasil pemeriksaan dan putusan sidang nanti. Sebaiknya, Abah ikut Pak Nugroho ke kantor polisi," ucap Abah Nura sambil berpamitan pada semua yang masih berada di tempat itu.

"Sabar ya, Dik. Mas ada jika sewaktu-waktu kau butuh sesuatu."

Nura mengangkat wajahnya, menatap Zayyan sejenak. Lalu kembali membenamkan wajahnya dalam rangkulan sang ibu.

Malu, jelas itu yang kini ia rasakan.

"Mengapa ya Allah, semua ini Kau timpakan bertubi-tubi padaku?"

***

Nura masih menatap purnama yang hampir tertutup awan. Harusnya malam ini malam pertamanya bersama Dion, lelaki yang ternyata adalah dalang dari semua permasalahan hidupnya. Ponsel Dion masih berada padanya, dan ia tahu, itu adalah bukti kuat untuk terbongkarnya kasus ini.

Yang jadi pertimbangannya saat ini adalah, Nura kasihan pada Abahnya yang terlanjur mempercayai pemuda itu. Bagaimana hancurnya hati Abah jika ia tahu Dion adalah yang telah mendalangi ini semua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ya Zauji (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang