Bagian 3 : TELL YOUR PAIN

132 23 0
                                    

Setelah kepergian Mingyu dari hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kepergian Mingyu dari hadapannya. Mina memasuki rumahnya. Yang ternyata di dalam Ayahnya sudah pulang dan berbicara dengan Sakura.

Ketika Mina masuk, sontak Ayahnya dan Sakura melihat ke arahnya. Namun, dua orang itu kembali tak peduli padanya. Mina tak pernah tahu letak kesalahannya dimana.

Mina pergi ke kamarnya dan mengambil tas serta peralatan kuliah dia mengemasi barang-barangnya. Dia berencana untuk malam ini saja dia tidak di rumah untuk sementara waktu.

Namun, sebelum pergi dia meminta izin terlebih dahulu. “Mau kemana kamu?” tanya Ayah Mina menatapnya dengan wajah dinginnya. Mina berusaha meredam emosional yang membendung di dadanya saat ini. Bundanya menatap Mina dengan tatapan sedihnya. Mina tau sekali bahwa Bunda tau perasaannya. Namun, tak dapat bicara dan membela.

“Mina mau izin nugas di rumah teman” Mina mencoba berbohong kepada Ayahnya.

“Harus sekarang ya, Min?” tanya Bundanya menatap Mina. Mina membalas dengan anggukan pelan.

“Kamu tahu kan apa kesalahan kamu? Kamu berani membantah perkataan Ayah. Ayah harap kamu berubah Mina,” ucap Ayah Mina membuat perempuan itu terkejut. Dia menahan tangisnya yang sejak tadi memaksa untuk keluar.

Mina menatap Ayahnya dengan senyuman miris, lalu bersalaman pada kedua orangtuanya. “Mina pamit.”

Setelah mengucap salam, Mina melangkahkan kakinya keluar rumah. Dan naik ke dalam mobil sedan hitamnya itu.

Setelah melajukan mobilnya, Mina mengeluarkan tangis yang sedari tadi di tahannya. Mina masih bertanya-tanya apa kesalahannya.

Apakah dia salah mengejar mimpinya? Apakah dia salah memilih sendiri jalan hidupnya? Bukankah hidupnya adalah miliknya?

Mina mengambil ponselnya dan menelfon Mingyu, satu-satunya orang yang dekat dengannya selain keluarganya.

“Halo, min? Tumben nelfon duluan? Ada apa?” ucap Mingyu bertanya.

“Mi-minta gue lokasi rumah Rose, sa-sama nomor telfonnya” ucap Mina tersedu-sedu karena menangis. Dia tak tau mau pergi kemana dan tidak mungkin juga untuk menginap di hotel aplagi di rumah Mingyu.

“Min, lo kenapa? Kenapa nangis? Min, please, gue khawatir” ucap Mingyu di seberang sana dengan nada khawatirnya.

“Tolongin gue, Gyu. Kirim lokasi rumah Rose, gue mau ngungsi” ucap Mina masih dengan tangisnya.

“Iya, gue kirimin. Tapi lo harus cerita sama gue Min, atau malam ini kita ketemuan aja?” ucap Mingyu. Mingyu se-khawatir itu pada Mina.

“Besok gue cerita” jawab Mina pendek, lalu mengusap matanya yang berair.

“Min ... jangan bilang lo lagi nyetir? Jangan nyetir kalau lagi kalut,” ucap Mingyu namun Mina langsung mematikan telfonnya dan menepikan mobilnya. Lalu kembali menangis sejadi-jadinya.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang