Prolog

39 6 3
                                    

Hai, aku Agatha Silviantika. Panggil aja Agatha atau Gatha. Aku akan menceritakan kisah ku dengan Farma Reynaldi.

Mulai dari sini

Pagi ini aku berada di apartemenku yang tepatnya di tengah kota Surabaya. Aku tengah bersiap siap untuk berangkat ke sekolahku. SMA Kejora, jaraknya tidak terlalu jauh dari apartemenku. Hanya berjarak sekitar 2km dari sini. Aku mengambil handphone di nakas damping tempat tidur dan tas Selempang ku yang di gantung samping meja belajar lalu keluar dan langsung turun menuju parkiran. Mobilku terparkir di sana, berwarna putih bermerek Toyota. Entahlah apa type nya aku tidak terlalu tau dan tidak mau tau, intinya aku bersyukur di beri fasilitas ini.

Lajut

Aku sudah berada di dalam mobil dan siap melajukan nya. Jalanan tidak terlalu macet untuk sekitar jam enam pagi. Sengaja aku berangkat pagi pagi karena ingin menyempatkan sarapan di kantin sekolahku. Aku sering membeli sarapan di kantin sejak aku memilih tinggal di apartemen, karena kalau pagi aku malas masak. Cukup banyak juga para siswa yang memilih sarapan di kantin, biasanya saat ada PR dan mereka memilih sarapan di kantin sambil mengerjakan PR mereka. Termasuk aku. Biasanya menu pagi di kantin nasi goreng plus telur mata sapi dan minumnya tinggal ambil di kulkas atau kalau mau susu pagi juga di sediakan.

Aku menyetir dengan santai, membuka setengah kaca mobil untuk menikmati udara pagi hari. Asal kalian tau, aku baru bisa menyetir dua bulan yang lalu. Dan mobil ini hadiah dari papa saat ulang tahunku yang ke-16 tahun, dua bulan yang lalu juga. Aku baru saja menduduki kelas 11 SMA, dan aku lebih memilih tinggal di apartemen sejak memasuki kelas itu. Lebih memilih untuk belajar mandiri. Saat mama dan papa tau hampir setiap pagi aku sarapan di kantin, mereka ingin memfasilitasi aku ART, tapi aku menolak. Dan mereka juga ingin memfasilitasi aku supir, dan aku juga menolak. Sebenarnya aku belum boleh menyetir sendiri, menghitung aku baru bisa menyetir dua bulan lalu. Mereka takut aku kenapa-napa. Tapi bukan Agatha namanya kalo tidak berani nekat.

Aku sudah memasuki gerbang sekolahku, lalu melajukan mobilku ke parkiran yang di sediakan Sekolah. Sebenarnya parkiran itu khusus untuk motor, dan juga sebenarnya peraturan membawa mobil dilarang oleh sekolah. Dan kalu pun membawa, mereka tidak di sediakan tempat parkir. Tapi malah banyak siswa yang membawa mobil dan diparkir di parkiran motor. Mau menghukum semua murid yang melanggar peraturan? Tidak mungkin, siswa di SMA Kejora berbakat dalam mendemo. Contohnya saja waktu ban mobil mereka di kempes sebagai hukuman karena melanggar peraturan, tapi mereka malah mendemo kepala sekolah meminta pertanggungjawaban atas ban mobil mereka. Tapi kepala sekolah tidak menghiraukan mereka. Mereka semakin menjadi jadi, kepala sekolah pun memilih turun jabatan dan sekarang jabatan kepala sekolah di ganti oleh pak Mujib, yang dulunya Waka kurikulum dan guru matematika. Pak Mujib memberikan izin kepada para murid untuk membawa mobil dan memberikan parkiran khusus motor untuk di jadikan parkiran mobil, sedangkan parkiran khusus motor sekarang di sediakan di lapangan samping. Memamg guru yang sangat loyal dan mengerti cara bersahabat dengan murid.

Lupakan kepala sekolahku yang lama, dia sudah mempensiunkan diri. Kesan terakhir saat berpidato adalah "cukup menantang maut menjadi kepala sekolah di SMA Kejora." Saat itu aku baru diawal kelas 10.

Lanjut.

Setelah memarkirkan mobilku, aku turun dan berpapasan dengan Sista, Melin, dan Risty. Mereka sahabat sahabat ku. Biar sedikit ku deskripsikan. Mulai dari Sista, dia perempuan cantik, berkulit putih dan berambut panjang lurus dengan warna hitam pekat yang selalu ia gerai, ia juga berponi yang menutupi dahi, biasanya ia di jadika model shampoo, cukup pintar, tingginya semampai. Melin, dia perempuan dengan rambut yang tidak terlalu panjang, hanya se pundak saja, berwarna pirang dengan poni menyamping, ia selalu menggunakan bando kain biasanya sering bermotif bunga-bunga, tidak terlalu tinggi juga. Dan  terakhir Risty, perempuan dengan face baby yang tidak pentas dengan sifat tomboi nya, rambutnya panjang dan berwarna coklat sedikit bergelombang, yang selalu ia kuncir kuda  masih keturunan jawa dan Tionghoa, dengan bola mata coklat, bayangkan betapa cantiknya ia. Untuk deskripsi tantang aku, biar ku deskripsikan sendiri. Aku berambut panjang se punggung dengan warna hitam pekat, sedikit bergelombang dan berponi menyamping. Sudah, jangan di bandingkan dengan Melin. Aku kalah cantik, aku hanya bermodalkan skincare, sedangkan Risty natural.

Mereka berjalan bertiga menghampiri ku dengan tangan Melin yang membawa kotak bekal.

"Hai." Sapa mereka saat au turun dari mobil.

"Kantin kuy, gw laper." Ucapku, karena memang aku sangat lapar dan dari semalam belum makan.

"Eits, gak usah ke kantin. Ini nyokap gw bikinin sarapan buat elu." Melin mencegahku dan menyodorkan kotak bekal.

"Ha. Seius buat gw?" Tanya gw sambil mengambil alih kotak bekal itu.

"Iya nih, ambil aja." Jawabnya lagi.

"Okeh makasih." Ucapku.

"Ya udah ayo kita langsung ke kelas aja." Seru Melin dan mulai berjalan masuk ke gedung sekolah.

Kita bertiga mengikuti Melin dari belakang.

***


Minggu/02/Agustus/2020
SEVGI_644

FarmagathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang