Aku dan ke tiga sahabatku sudah duduk manis di bangku kelas. Mereka mengobrol sedangkan aku memakan sarapan yang dibawakan Melin, nasi goreng dengan telur yang di orek, taburan kacang polong, suwiran ayam, potongan sisis dan timun. Sangat lezat, entah apa yang mereka bicarakan tidak aku hiraukan. Aku hanya menikmati lezatnya masakan mamanya Melin yang memang sangat enak. Bahkan mamanya sering menjuarai kontes memasak. Dan tidak heran jika kelas kita tahun lalu menang dalam lomba memasak, karena ada campur tangan dari mamanya Melin.
Dan perhatian ku tertuju pada seorang siswi yang baru saja memasuki kelas dan menyeru di depan kelas.
"Eh ada murid baru, tadi gw abis piket di ruang guru terus denger obrolan kepsek sama nyokapnya tuh murid baru." Seru Sisil di depan kelas.
Kelas kami memang heboh jika ada berita terbaru, satu orang tahu bakal di umumin di dalam kelas. Entah itu kabar baik atau buruk, bahkan sampai aib aib pun bakal di umumin di kelas ini. Prinsip mereka, kelas kami harus menjadi kelas terupdate. Sungguh solidaritas tanpa ada batas.
Aku menutup kotak bekal itu dan keluar kelas menuju loker siswa yang di taruh di depan kelas masing masing. Aku menaruh kotak bekal itu di sana, lalu kembali ke kelas.
Sebelum masuk ke dalam kelas, mataku bertemu pandang dengan seorang cowok yang asing. Dia berjalan di belakang pak Winarto, guru Fisika yang akan mengajar di kelasku pagi ini. Mereka melalui para siswa yang menujukan pandangan ke mereka, tepatnya pada cowok itu. Tatapan kagum mungkin, dan akupun sepertinya sama.
Menyadari mereka semakin dekat dengan kelas, akupun langsung memasuki kelas menggambil tasku dan aku menuju belakang kelas beralih tempat duduk dengan Fanza.
"Za, tukar tempat cepat." Pinta ku. Memotong pembicaraan Fanza dengan teman sebangkunya.
"Ha, kenapa?" Tanya Fanza heran.
"Ta, lu kenapa sih?" Risty bertanya.
"Pindah kebelakang cepet." Suruh ku pada Risty.
"Lo berdua ke depan gih." Suruh ku ke Fanza dan Naomi.
"Emang kenapa sih?" Tanay Sista yang mungkin bingun dengan tingkahku.
"Udahlah cepet." Aku mengambil tas Fanza dan Naomi untu di taruh di bangku ku dan Risty. Dan aku juga mengambil tas Risty untuk di taruh di bangku Fanza dan Naomi.
"Selesai, mulai sekarang sampai besok besok dan besoknya besok lagi, gw duduk di sini." Ucapku dan langsung duduk di bangku belakang itu.
Rasanya beda, suasana duduk di belakang dan di depan. Di depan sangat rame karena semua bangku depan hampir terisi penuh, sedangkan bangku belakang. Kuharap kau mengarti maksudku.
Seisi kelas memandang aku, mungkin mereka heran dengan tingkahku yang aneh. Sampai akhirnya pak Winarto memasuki kelas.
"Selamat pagi anak anak." Pak Winarto membuka suara.
"Selamat pagi pak." Seru seisi kelas.
"Oh iya, pagi ini kita kedatangan murid baru. Pindahan dari SMA Taruna. Silahkan memperkenalkan diri." Ucap pak Wiranto.
'Ehem' Ia berdeham.
Hening sesaat.
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Farma Reynaldi. Bisa di panggil Farma, saya pindahan dari SMA Taruna. Semoga kita bisa berteman baik." Cowok itu memperkenalkan diri.
"Hai Farma." Seru para siswi yang genit.
Sombong, tidak tersenyum sedikitpun. Dasar cowok dingin.
"Oh iya Farma, silahkan kamu duduk di." Pak Wiranto mengedarkan pandangannya. Matanya berhenti tepat menatap aku dan Risty.
"Mampus lu." Bisik Risty pelan, tapi dia masih tetap tenang dan menyimpulkan senyum ke arah pak Wiranto.