I Love You

25 6 5
                                    

Hari ini aku tidak sekolah, aku di rumah papaku tidak di apartemen. Aku gak di bolehin sekolah karena pingsan kemarin. Kemaren, tidak lama dari kepergian Farma dari UKS, papa ke sekolah menjemput ku untuk di ajak periksa ke dokter. Dokter bilang aku hanya kecapekan. Dan alhasil harus istirahat selama tiga hari. Aku di beri surat izin dari dokter selama tiga hari untuk di berikan ke sekolah.

Karena pingsan kemaren juga, aku di larang papa untuk tinggal di apartemen. Selama beberapa hari sampai aku benar benar vit, aku akan tinggal dengan papa. Oh iya, setelah aku di periksa dokter badan ku mulai panas. Yah, tapi aku bersyukur karena bukan demam.

Skip saja, aku bosan di rumah. Tidak aku ceritakan hari hariku yang hanya nonton TV, main game, main HP yang hanya men scrool beranda dan gak lupa, makan.

Oke, tiga hari setelah aku di vonis kecapekan.

Aku sudah kembali vit, aku sekarang berada di ruang makan bersama papa dan mama tiri ku, Meydina. Walaupun mama tiri, dia baik, sangat baik malah. Walau awalnya ku kira dia seperti mama tiri yang ada di film bawang putih, jahat. Tapi nyatanya di baik. Ya, dari sini kita belajar untuk tidak menilai orang dari luar nya saja, perlu kita mengenal lebih dalam orang itu, baru kita bisa nilai.

Oke lanjut.

"Sini mama ambilin nasinya." Mama mengambil alih piring di tangani, aku pun memberikannya.

"Mau nasi goreng?" Tanya mama.

"Boleh." Jawabku.

"Pake telur mata sapi?"

"Iya."

"Gatha, nanti kamu di antar mang Ujang ya, papa ada meeting sama klien pagi ini. Jadi harus siapin file file di kantor. Papa langsung berangkat." Pamit papa lalu berdiri.

Aku dan mama Meydina menyalami papa.

"Assalamualaikum." Ucap papa.

"Waalaikumussalam." Jawabku, mama dan Bi Inah yang berada di dapur bersamaan.

Wajahku sepertinya terlihat murung. Walau sudah ku coba untuk menyembunyikannya, tapi mama Meydina bisa membacanya.

"Udah gak usah murung gitu, besok kan masih bisa di anterin papa. Nih kamu makan." Ucap mama Meydina sambil menaruh sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya.

Aku hanya mengumpulkan senyum.

Aku memakan nasi goreng itu, enak. Itu buka masakan mama, tapi masakan Bi Inah. Mama memang tidak terlalu bisa masak.

Aku menghabiskan makananku. Beberapa menit kemudian, nasi goreng di piringku sudah habis, aku minum dan langsung berpamitan ke mama.

"Berangkat dulu mah." Pamit ku mengalami mama.

"Iya."

"Assalamualaikum." Ucapku langsung keluar rumah.

"Waalaikumussalam." Jawab mama sambil mengantarkan aku ke depan.

Aku sudah berada di mobil, duduk di belakang bisa santai sambil bermain HP. Karena aku tidak di perbolehkan menyetir sendiri juga, aku di antar mang Ujang.

"Hati hati mang." Ucap mama sambil melambaikan tangan.

***

Jarak rumahku dengan sekolah, berbeda dengan jarak apartemenku ke sekolah. Jaraknya 8km.

"Mang, kita mampir ke Indomaret dulu ya." Pintaku.

"Siap non." Jawab mang Ujang.

Mobil pun berhenti di parkiran Indomaret. Aku turun dari mobil dan masuk ke dalam Indomaret, sedangkan mang Ujang menunggu di depan.

FarmagathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang