Hari ini setelah perkuliahan selesai sekitar jam 5 sore, angkatanku berkumpul di depan Lab Kimia. Kak Syahrul memberitahu kita untuk berkumpul dikarenakan akan diberitahu informasi perihal ospek jurusan di puncak 6 hari lagi. Aku bersama Mila dan Dela datang terlalu rajin, pasalnya kita datang jam 5 kurang namun di depan Lab belum ada orang. Kita datang duluan dikarenakan kelas kita sudah selesai dari jam 3 sore.
"Eh guys, kayaknya kita terlalu rajin deh," kataku.
"Hahaha, bener lo, Zur. Mau jajan dulu gak?" tanya Dela.
"Ayo. Gue laper nih abis ngelaprak tadi," jawab Mila.
"Kalo tau ngaret gini mah gak kesini cepet-cepet. Udah enak tadi di perpus jugaan," kataku mengeluh.
"Udah ah, jangan gitu, Zur. Yuk kita makan aja," ajak Mila.
"Tau lo, Zur. Gua tau lo laper makanya lo ngeluh gini, ayo ah," Kata Dela sembari menarik tanganku.
Kita akhirnya memutuskan untuk makan dulu di warung Bi Inem. Aku yang mengajak mereka kesana karna aku penasaran kenapa Kak Rasyid merekomendasikan tempat ini waktu itu. Aku memesan ayam bakar, Mila dan Dela pesan ayam katsu. Kita memutuskan untuk makan berat karna pasti ngaretnya lama deh. Bayangin aja tadi jam 5 kurang sedikit lagi aja belum ada orang sama sekali.
"Enak deh, Zur. Lo tau warung ini darimana?" tanya Dela.
"Hahaha, ada deh,"
"Pasti dari gebetan lo ya?" tanyanya lagi.
Mila hanya tersenyum mendengarnya. Ya, Mila tau tentang Kak Rasyid karna aku memberitahukannya sebelumnya. Maaf ya, Dela aku belum bisa kasih tau kamu sekarang.
"Bukan, Del. Mana punya gebetan sih gue? Oh iya, lo gimana sama doi?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Ah, baik-baik aja kok. Besok gue mau ajak dia kesini, enak soalnya."
Kita selesai makan sekitar jam 5 lewat 15, lalu langsung menuju ke depan Lab. Nyatanya, ketika kita sampai disana, acaranya belum juga dimulai. Disana baru ada beberapa orang dari angkatanku, namun Kak Syahrul sudah ada disana.
"Zur, abis darimana lo?" tanya Fakhri setelah aku duduk di sampingnya.
"Makan dulu gue, tadi udah disini jam 5 kurang. Tapi belom ada orang, jadi gue makan dulu,"
"Kenapa gak ke dalam Lab aja, gue disitu daritadi,"
"Hahaha, masih malu gue, Ri. Oh iya, Raka sama Setyo kemana?"
"Setyo ke toilet kalo Raka mah pulang. Gamau dia ikut gini-ginian. Cuma nitip informasi ke gue. Mentang-mentang gue KM."
Jujur, aku sedih dengernya. Loh kenapa ya? Aku gak bisa deskripsikan. Rasanya moodku tiba-tiba menurun. Apa karna denger Raka gabisa ikut perkumpulan ini? Ah, gak tau.
Tak lama kemudian forum ini dimulai dan dibuka oleh Kak Syahrul. Sekitar pukul setengah 6 baru dimulai. Kak Syahrul menjelaskan barang-barang bawaan dan teknis untuk perjalanan ke puncak. Penjelasan Kak Syahrul cukup terburu-buru sebab pukul 6 pintu depan Lab akan ditutup oleh satpam. Akhirnya, forumnya selesai pukul 6, informasi lainnya yang tidak tersampaikan boleh ditanyakan kepada Kak Syahrul melalui WA.
***
Tring.
Duh, baru sampe rumah udah ada yang WA aja. Kenapa deh? Gabisa kasih waktu buat aku istirahat dulu apa? Biarin dulu deh, mau mandi. Palingan juga ga penting-penting banget.

KAMU SEDANG MEMBACA
Comfort Zone
FanfictionKisah seseorang yang terjebak dalam zona nyaman bersama seseorang lainnya yang juga terjebak dalam zona nyamannya. Sebenarnya apa sih yang membuat mereka takut untuk melangkah keluar dari zona nyaman tersebut? Takut atau memang tidak ingin mencoba?