2

7 1 0
                                    

Sudah beberapa jam berlalu aku menunggunya keluar dari gerbang sekolahnya tapi tidak ada apa-apa, dia tidak kunjung terlihat, aku mencoba bertanya pada beberapa siswa lain yang baru saja keluar dari gerbang sekolah, tapi nihil mereka juga tidak melihatnya sejak kemarin, kira-kira ada apa, kemana dia, apa terjadi sesuatu padanya.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus berputar di kepalaku. Selagi berangkat ke toserba aku menyempatkan menengok taman dimana biasanya dia duduk, namun nihil aku tetap tidak menemukannya. Bodohnya aku tidak meminta nomer ponselnya saat terakhir kali bertemu kemarin. Sepulang dari toserba aku sengaja lewat depan rumahnya, namun tetap nihil. Dua hari berlalu namun aku tetap belum tau keberadaannya, sebenarnya ada apa. Hari ini aku ada percobaan ujian masuk universitas jadi aku berangkat lebih awal dan bermaksut menemui guru pembimbing untuk meminta beberapa saran terhadap syarat dan pengambilan jurusan. Hari ini aku tidak mengendarai sepedaku entah kenapa aku sedang ingin naik bus. Selama perjalanan aku hanya focus pada buku yang ku baca untuk bahan ujian nanti aku tidak sadar tiba-tiba sudah ada orang yang duduk di sebelahku..
" Wahh rajin bener kamu "
Dia sedikit mendekat ber maksut ingin melihat apa yang sedang aku baca. Aku kaget ternyata itu dia. Aku menutup buku ku dan dia hanya tersenyum nyengir. Kami hanya diam, tidak ada yang memulai obrolan, aku sangat gugup.

Ah iya, kemarin kamu nyariin aku di sekolah ya ada apa ?
Dia memulai pembicaraan, menanyakan apa yang kemarin aku lakuin

Ah, itu gapapa Cuma ber maksut mau ngajak pulang bareng aja. Tapi kamu nya nga ada jadi yaudah.
" Ah iya, kamu kemana aja ko nga kelihatan dari kemarin ? "

" Ah..itu nga kemana-mana ko. Cuma ada sedikit urusan hehe..".

" Ntar pulang sekolah ada acara nga ? "
Dia bertanya padaku dengan cengiran nya

" ehm..ada mau latihan ujian masuk universitas nanti, kenapa ?

" nga papa sih Cuma pengen ngajak jalan aja. Boleh ikut nga ?.

" apa ?. ikut ? , kamu mau nemenin aku nanti ? "

Aku tidak percaya dia mau nemenin aku

" iya, nga boleh ya ? "

" ya boleh lah, aku malah seneng banget "
Aku hanya tersenyum karena saking senangnya bisa lebih lama dekat dengan dia.

" kenapa ? ko seneng ?.

Dia balik bertanya dan aku mencoba mengalihkan pembicaraan
" nga papa, ayo udah sampek "

Kita turun dari bus dan berpisah masuk ke sekolah masing-masing.

Kelasku telat pulang karena ada beberapa pengumuman terkait kegiatan pembelajaran. Aku langsung berlari keluar, dan ternyata kamu sudah menungguku di halte depan sekolah.

" hey, lama ya ? "

" enggak kok, tapi ya lumayan lah cukup udah buat aku bosen "

Kami tertawa, lalu naik bus. Aku naik duluan dan mengulurkan tanganku ber maksut membantunya untuk naik karena tangganya lumayan tinggi.

" ayo " tapi dia malah bengong melihatku. Langsung saja ku raih tangannya karena busnya juga sudah mau jalan. Kami duduk bersebelahan dan sesekali di iringi obrolan-obrolan ringan seperti apa jurusan yang akan aku ambil. Apa mata pelajaran yang dia sukai dan lain-lain.
Dan setelah sekian lama akhirnya kami sudah tiba di universitas tempatku uji coba ujian masuk universitas.

" aku masuk "

Aku melambaikan tangan padanya, di membalasnya dengan senyuman yang cukup membuatku sangat bersemangat. Aku memintanya untuk menunggu di cafe depan universitas karena aku rasa ini akan memakan waktu setidaknya dua jam'an. Setelah beberapa langkah dia berteriak memangil ku dan berkata

" Juna , whaiting .."
sambil mengepalkan tangannya dengan senyuman manis. Aku berbalik dan membalasnya dengan anggukan dan senyuman lebar.

Akhirnya aku selesai dengan latihan tes ini, ternyata lebih lama dari dugaan ku memakan lebih dari dua jam. Aku langsung bergegas ke kafe, tempat dimana arum menungguku. Aku harap dia tidak marah karena menunggu terlalu lama.

" selamat datang "
sambut penjaga kafe begitu ada orang yang masuk, aku melihat sekeliling mencari dimana arum duduk. Aku rasa itu dia seorang wanita memakai seragam sekolah berada di pojok kafe dan melihat orang berlalu- lalang di jalanan.

" maaf, membuatmu menunggu lama "
aku duduk di depannya. Membuyarkan lamunannya

" ah kamu sudah selesai, gimana tadi ? " dia bertanya padaku

" cukup baik, hehe "

" syukurlah, juna aku lapar "

" ayo kita pulang sekalian cari tempat untuk makan malam "

Kita makan di salah satu warung tenda dekat wilayah rumah kami, sudah semakin laut, aku mengantarnya pulang kita berjalan beriringan dan sesekali melontarkan obrolan konyol,

" Udah sampi jun, ini rumahku "

kami berhenti di depan rumah arum, sebenarnya aku sudah lama tau kalau itu rumahnya.

" makasih ya udah di temenin, yaudah cepet masuk "
aku menyuruhnya untuk cepat masuk karena udara malam semakin dingin.

" iya, dah aku masuk " dia membuka gerbang rumahnya dan melambaikan tangannya .

Ah aku hampir lupa, " arum, boleh aku minta nomer ponselmu ? "

" apa nomer ponsel ? ."

" iya " aku menyerahkan ponselku agar dia menuliskan nomernya .

" aku akan menghubungimu, cepat masuk ".

Dah, aku tetap berdiri di sana sampai dia masuk dalam rumah. Ah senangnya sepanjang perjalanan aku terus tersenyum-senyum sendiri karena saking senangnya bisa mendapatkan nomer ponsel arum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rue outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang