I C H I

812 93 33
                                    

"Aku sudah selesai". Suara berat-berat manis mengintrupsi mereka beruda. Sontak keduanya menoleh kaget. Terutama Eren.

Didepannya sekarang adalah si manis di toko buku tadi. Eren mengerjabkan matanya.

"Oh Levi! Kau sudah selesai rupanya. Ah, perkenalkan, Eren. Dia Levi" ujar Hanji pada Eren.

'Levi, huh?'
.
.
.
.
.
.
.

° D R E A M °
<~~~~~>
Es Batu present
■■■
Eren x Levi
■■■
「進撃の巨人」by: Hajime Isayama
■■■
Enjoy^^
◇•◇•◇•◇•◇•◇•◇

"Oh, hai." Sapa Levi singkat pada Eren. Tentu saja dengan pandangan datar tanpa minat.

" ... " Eren sibuk mengamati wajah manis didepannya yang SEDIKIT lebih pendek darinya. Mata sipit yang tajam, hidung kecil mancung, dahi sedikit mengkerut, rambut belah undercut, pipi tirus sedikit berisi, kulit putih yang mungkin sangat lembut. Bibir tipis berwarna pink yang mengundang untuk memakannyaー

"Oi!" Eren tersentak lagi mendengar suara berat-berat halus dari makhluk penーmanis itu.

"Eh iya kau sangat manis! Jadilah milikku!" Seru Eren tanpa sadar.

Blush

Pipi Levi merona. Hanji menahan tawa. Eren gelagapan.

"M-maksutku... hai" ujar Eren kikuk.

"Y-ya. N-namamu siapa?" Balas Levi mengalihkan pandangannya asal bukan kearah pria tinggi didepannya ini. Hanji? Sudah menghilang atau lebih tepatnya bersembunyi di belakang pot bunga. Tak ingin menganggu tapi ingin tahu.

"Eren. Eren Jaeger" jawab Eren dengan senyum sejuta watt-nya membuat Levi salah tingkah.

"Mari berteman" lanjut Eren mengulurkan tangannya pada Levi.

"Uhm!" Levi membalas uluran tangan sambil mengangguk kaku.
.
.
.
.
.
.
.

Terhitung sudah 2 minggu pemuda Jaeger mengenal Levi Ackerman. Ternyata Levi tidak seburuk itu. Meski kadar cleanfreak yang melebihi batas, namun ternyata Levi adalah makhluk termanis yang pernah Eren temui.

"Sudah lama?" Ah, suara itu. Suara yang membuat Eren candu.

Eren menatap sepasang mata obsidian. "Tidak, kok. Mau pesan dulu?" Tanya Eren. Kepala bermahkotakan surai sehitam arang mengangguk. Eren pun segera memanggil pelayan dan segera memesan makanan.

"Jadi..., kenapa kau mengajakku kesini?" Tanya Eren. Memang, tadi malam Levi sempat menelpon Eren kalau dia ingin bertemu di restoran. Langsung saja Eren mengosongkan jadwal oprasinya dan mencarikan dokter pengganti yang tak lain adalah sepupunya sendiri, Hanji.

"Etto..., bagaimana ya? Aku tak tahu mulai dari mana... " ujar Levi lirih. Ditengah rasa gelisah ini, ia dikagetkan dengan usapan lembut di pucuk kepalanya.

"Hei, tak apa jika kau mau cerita. Aku akan mendengarkan." Ujar Eren padanya.

"A-aku menyukai seseorang"

Jleb!

Panah menusuk relung hati seorang Eren Jaeger. Matanya dikedipkan beberapa kali. Hei, ia tak salah dengar, 'kan?

D R E A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang