Ketukan pintu memecah sunyi
Merambah malam sarat akan arti
Membuai angin mengalunkan simfoni
Disini... di tempat ini...
Jika hati telah memilih
Pada jalan mana akan ditambatkan suka dan perih
Maka mampukah untuk berlari
Dari tempat yang telah menjadi ruang meditasi
Begitu tenang namun sangat berarti
Senyum itu terus mengembang
Membawa setiap langkah penuh kebahagiaan
Rahmat yang tiada tara
Dari kumpulan hamba yang setia
Ia menyisihkan apapun demi kesayangan
Seolah tak penting lagi apakah ia akan merana bahkan tersiksa
Dengan jalan takdir yang tak tentu arah
Hanya perlu mengingatkan diri bahwa ia masih layak untuk bahagia
Dengan melihat senyum dari harapannya
Berulang kali ia terhinakan
Oleh oknum gila tak mengerti akan kisah
Seolah mereka yang paling benar
Diantara kumpulan keledai haus akan makan
Berulangkali, namun ia masih tetap berdiri tegar
Aku bangga
Bagaimanapun aku akan tetap bangga
Karena di atas tumpuannyalah aku berjalan pertama kali
Ia membukakan dunia untukku
Ia... segalanya dalam hidupku
Jika harus tumbang karena para keledai itu
Bermimpilah seumur hidupmu
Karena sampai kapan pun
Aku adalah tameng terbaik bagi ibuku
Kalian hanya akan membuang waktu
Menyerahlah
Kalian sudah kalah sebelum berperang