하나. Lil Baby

282 50 44
                                    

Dedaunan yang terbebani dengan titik embun itu merunduk menjatuhkan butiran airnya lantas bangkit dan menatap sang surya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dedaunan yang terbebani dengan titik embun itu merunduk menjatuhkan butiran airnya lantas bangkit dan menatap sang surya. Ayunan lembut dari ranting pohon bergemercik pelan dengan alunan yang menenangkan, di iringi dengan kicauan burung yang menari di langit-langit.

Hari ini Felix sedang menyiapkan acara peresmian toko yang akan menjadi usaha dia, gue sebenarnya takut dia buka usaha karena risiko gagal bisa aja terjadi, walaupun sudah bilang begitu Felix tetap ngotot mau buka usaha sendiri katanya biar bisa santai.

"Kamu nggak usah bantu beresin, saya bisa kok." Felix menarik kardus berisi pernak-pernik yang akan dijadikan hiasan ditoko. "Nggak apa, lagipula aku dari tadi cuma lihatin kamu."
Mendengar jawaban gue Felix mempoutkan bibirnya dan menarik tangan gue untuk duduk di salah satu kursi. Lalu ia melanjutkan kegiatanya lagi.

"Aku bantu aja, ya?" Tanya gue lagi.

Felix menoleh mendengar permintaan gue, habisnya gue hampir setengah jam cuma duduk dan melihat dia mondar-mandir menyapu dan bereskan barang.

"Nggak, nggak boleh. Kamu duduk aja, nanti anak saya kenapa-napa." Tukasnya. Usia kandungan gue memang masih muda dan lemah, tapi untuk hal sekecil ini rasanya nggak masalah.

Semenjak kejadian gue bertengkar sama Felix waktu SMA itu dia banyak berubah, walaupun kisah itu nggak sedrama film romansa gue tetap ingat kejadian itu hingga sekarang.

Setelah dia nembak gue ditelepon, Felix langsung datang ke rumah. Gue pikir awalnya dia akan bawa rangkaian bunga atau coklat bentuk hati seperti adegan bucin remaja. Nyatanya tidak, dia datang ke rumah dengan baju seadanya yang gue pikir itu baju tidur, sendal jepit yang biasa dipakai mencuci mobil dan wajah suntuk dilengkapi mata sembab.

Sampai didepan rumah gue kaget, jelas. Keadaan dia mirip orang yang di usir dari rumah, belum lagi setelah gue buka pintu untuk menyambut lelaki itu malah menangis dan memeluk gue.

Gue pikir semua lelaki mau tampil sok ganteng di depan pacarnya, tapi ternyata tidak berlaku untuk Felix.

Dia menangis dan menjelaskan mengapa ia jalan dengan Yora dan mengungkapkan ketakutan dia terhadap Eric-lelaki yang dekat dengan gue sewaktu gue bertengkar. Gue harusnya ikutan sedih, tapi wajah Felix minta diketawain. Belum lagi dia bilang dia takut ditikung Jisung yang sering mengantar gue pulang waktu itu.

Dia cerita tentang semua ketakutanya dia kepada gue tanpa malu. Parahnya, Mama mendengar tangisan Felix yang baru memasuki rumah. Lalu Felix memohon-mohon didepan Mama agar gue nggak jadi pindah sekolah sambil terisak kayak bayi.

Mama sempat bingung dengan permintaan Felix karena rasanya nggak mungkin meninggalkan gue sendiri. Mama juga menolak tawaran Felix yang meminta gue untuk tinggal di rumahnya, namun jawaban Mama membuat lelaki itu tambah menangis.

Gue pusing waktu itu. Dan Mama juga.

Setelah menenangkan Felix dengan memberinya makanan, Mama mempertanyakan keseriusan Felix terhadap gue dengan menekan menikah atau bertunangan.

Letter's | ft. Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang