Prolog

84 19 10
                                    

Happy Reading..

Dengan terburu-buru seorang gadis berusaha menghampiri pemuda yang terlihat sedang santai dibawah pohon, karna hanya fokus melihat depan, gadis tersebut tidak menyadari adanya batu yg menimbul ditanah, hingga akhirnya..

Brukk..
"Aduhh.. kok bisa ada batu segede itu disini sih." meracau seolah batu tersebut yang salah tempat.

Tak lama terulur sebuah tangan, dengan rasa penasaran gadis itu melihat siapa pemilik tangan tersebut. Dengan sedikit terkejut melihat senyum yang ditampilkan pemuda seumuran dirinya itu.

"Eh bagas, ngapain kamu ada disini?"
sambil berusaha bangkit menerima uluran tangan dan membersihkan sedikit sampah yang menempel dipakaiannya.

"Yang ada seharusnya aku yang nanya ke kamu, ngapain kamu ditaman seluas ini, sendirian?" menatap curiga ke arah gadis itu.

"Eh, aku cuma lagi.." berusaha melihat sekitaran taman dan tidak menemukan sosok pemuda yang mengharuskan nya datang ke taman ini.

"Loh kok gak ada" kesal gadis tersebut saat tau pemuda yang ia cari sudah tidak lagi ditempat duduknya.

"Siapa Sya? Teman kamu? Atau.. cowok itu lagi?" tanya bagas yang tak lain teman semasa kecil gadis yang iya panggil dengan nama Sya.

"Eh enggak lah, ngapain juga aku nyariin dia" elak Risya berusaha terlihat biasa saja.

Bagas Adi Nugraha, lagi lagi menatap curiga tepat dimata gadis itu. Cowok yang berasal dari sebuah desa tetapi tidak membuat ia kalah dalam hal penampilan. Ia anak dari seorang pengusaha yang tidak pernah menghamburkan uang hanya untuk bersenang-senang seperti pada anak muda kebanyakan.

Berusaha biasa saja gadis dengan nama lengkap Rarisya Putri Ananta melepas tatapan tajam dari seorang Bagas. Gadis taat agama dari satu desa yang sama dengan Bagas tetapi jauh dari hal kemewahan. Ayah hanya seorang petani membuat Risya tinggal bersama bibi dan paman nya diperkotaan, yang dengan senang hati membiayai semua kebutuhan nya termasuk sekolah. Mambuatnya menjadi gadis manja, dan lupa akan sang pencipta.

****

Dilain tempat seorang pemuda tengah asik memainkan benda pipih berbentuk persegi panjang itu.

"Dasar gak nepati waktu, awas aja kamu Sya" gerutu pemuda tersebut yang tak lain adalah pacar dari seorang Risya.

Meraih jaket yang ada disampingnya pemuda itu berjalan keluar dari tempat yang sudah seperti rumah sendiri baginya.

Sandya Abdi Dirgantara, cowok yang cocok jika disandingkan dengan kata brandal. Tetapi berbeda lagi jika sudah bersama keluarga besarnya, ia akan menjadi cowok berhati baik, ramah dan sopan terutama kepada orang yang lebih tua darinya. Dengan Ayah seorang pengusaha ternama membuat hidup seorang Sandy serba mewah.

****

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Jangan lupa vote dan comet ya♡

Taste TripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang