Part 18

18 1 0
                                    


Jangan jadi pembaca hantu ya, vote dan komentar kalian selalu ditunggu. ^^

selamat membaca ^^

*****


Wirasena

Aku bersiap – siap kekampus, semua keperluanku dikampus kumasukin kedalam tas. Aku berjalan keruang meja makan. Dan semua keluargaku telah berkumpul. Aku menarik salah datu kursi kosong dan mendudukinya.

"Bang, biar aku yang antar abang kekampus" kata adekku Stevanus.

Aku kebingungan dengan keinginan Stevanus mau ngantar aku kekampus. "Terus nanti abang pulangnya pake apa?"tanyaku.

"Gampang itu. Abang bisa pulang sama Audrey."

"Tapikan dia pulang duluan, mana mungkin dia mau nungguin."

"Aduh abangku, pintar – pintar dong. Bikin alasan apa gitu biar dia mau. Nga mungkin kan dia nga mau, kan dia tau kalau abang calonnya."

"Kamu sekarang udah beralih profesi ya dek?"

"Maksud abang?" tanyanya kebingungan.

"Iya. Kamu sekarang kerjaannya udah jadi mak comblang ya?"

Kedua sudut bibir Stevanus langsung terangkat.

"Ide adek kamu cemerlang. Papah setuju dengan rencananya" bokapku mengangkat tangan kanannya dan memberikan jempolnya.

"Mamah juga setuju" sambung nyokapku.

"Ayo kita berangkat" ajak adekku. "Yank mana bekalku?"

Istrinya mengambil tas kecil yang berisi bekalnya dan menyerahkannya ke Stevanus.

*****

Stevanus menyerahkan helm padaku, entah darimana helm itu datang dan tiba – tiba sudah ada dalam mobilnya. Padahal helm itu masih dalam lemari dan aku yang meletakannya sendiri.

"Buat apa ini?"

"Buat dipake abang."

"Bang coba liat itu" Stevanus menunjukkan kearah segerombolan mahasiswa yang sedang mengendarai motornya. Dan aku melihat Audrey satu motor dengan Brian.

"Kayaknya, rencana kita kurang tepat" kataku, ketika melihat mereka.

"Tepat kok bang. Abang tau nga kenapa dia hari ini sama temannya itu?"

"Iya tepat. Jadi pemisah mereka berdua."

"HAHAHAHAHAHA..."

Aku langsung memandangi Stevanus dan dia keliatan sangat puas. Aku memandang kembali kearah Audrey dan Brian. Cara duduk mereka sangat dekat.

"Kayaknya abang bakal ada saingan berat."

"Kamu yang jadi saingan berat abang."

"Kok aku bang?"

"Iya. Karena kamu pernah mengisi hatinya."

"Udah, abang lebih baik turun dari mobil. Nanti aku telat masuk kerja. Oh iya, kata Anita kemarin kalau adeknya hari ini balikin motornya Audrey. Jadi ini kesempatan abang naik motor berduaan, biar romantis kayak Audrey dan teman cowoknya itu."

"Terimakasih atas rencana liciknya" aku langsung turun dari mobil sambil membawa helm keruang dosen.

"Woy bro, tumben lo diantar?" Andy tiba – tiba menepuk pundakku dari belakang. "Ngomong ngomong, kenapa lo bawa helm?. Kan lo tadi diantar pake mobil tadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Love (Audrey And Wirasena)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang