Sandi#3 -Orang baru

0 0 0
                                    

Sandi :teka-teki hati
      Bagian 3

Sania memandang hampa rumah mewah bertingkat dua depan rumahnya lewat jendela. Rumah itu baru saja dijual oleh pemiliknya——oppa Rahwan baru - baru kemarin. Dan langsung sold out begitu saja.

Hampa dalam artian Sania tak punya teman lagi. Oppa Rahwan adalah lelaki tua—atau bisa dibilang kakek duda yang lebih memilih hidup mandiri berpisah dengan anak dan cucunya, oppa Rahwan sendiri yang menceritakan kisah hidupnya dengan Sania. Sania sering menggombali lelaki bermurur lima puluh tahun itu dengan kata - kata bucin.

"Mau sampai kapan diliatin terus kayak gitu?"

Suara bundanya mengagetkan Sania. Membuat cewek yang hanya terbalut baju dalam dan segelas orange jus ditangannya berjingkat kaget. "Ih, bundamah,"

"Huh, taudeh Sania. Cuman ditinggal abah Rahwan aja galaunya minta ampunnnn," beliau memang memanggil Rahwan dengan sebutan abah. Karna memang itu aslinya, panggilan oppa Rahwan hanya sekedar candaan Sania semata.

''Benci Sania tuh sama yang beli rumah my love oppa Rahwan! Kepisah kan Sania, oppa Rahwan nya juga sih yang mau tinggalin Sania," mata cewek hitam itu berkaca-kaca. Membuat Salsa—Bunda Sania menjadi tak tega.

"Sst, ah, jan gini lah Sania. Kan ditinggalin tuh nomor ponsel op-op op apa sih tuh lah," kata Salsa menenangkan. Wanita itu sudah tahu kalau anaknya sedang dilanda galau akan galau terus berabad - abad.

"Oppa,"

"Nah iya oppa, kan lusa sebelum berangkat dikasih nomor ponsel oppa Rahwan kalau- kalau nanti Sania Rindu," Wanita itu berhambur memeluk anaknya. Memang lusa sebelum berangkat, abah Rahwan sempat menitipkan nomor ponselnya lewat Salsa untuk Sania.

"Daripada galau nangisin abah Rahwan, mending kamu kenalan aja sama orang barunya."

"Nggak ah, Sania kesel - sekesel keselnya." remaja itu menghentakkan kakinya kesal.

"Gak boleh gitu. Hussh! Bunda denger, katanya dia punya Anak lelaki ganteng loh," ucap Salsa dengan menaik turunkan alisnya menggoda.

"Ih, bundamah, 'kan ya. Sania tuh cuman cinta oppa sehun seorang,"

"Huh, siapa tau aja! Nanti kalau bunda menang tebakan. Kamu harus dapet hukuman dari bunda!"

"Dih, siapa takut coba!"

***

Sandi :teka-teki HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang