Tolong jangan minta double up yya:),masalahnya kalo aku double up, nanti langsung ending:)
Kan tidak seru:>"Pada akhirnya, sang Pelangi pun pasti akan berkhianat pada Hujan"
≃≃≃
"Udah lama ya? "
Dahyun menatap pria didepannya dengan canggung.
"Ya... " jawabnya pelan
"Apa kabar? " tanya pria itu lagi
"Gak usah bertele-tele Soobin" tekan Dahyun
Soobin terkekeh pelan.
"Aku pergi ke Kanada kar—"
"Karena kamu mau tunangan sama Lia" potong Dahyun cepat.
Kening Soobin mengkerut.
"Maksud kamu? " tanya Soobin
"Kamu ke Kanada karena mau tunangan sama Lia kan? " jawab Dahyun ragu
"Tau dari Taehyun hm? " Dahyun hanya menunduk dalam pertanyaan Soobin.
"Itu gak bener Hyun" ucapnya parau
Dahyun mulai menatap Soobin, tepat dimatanya. Ia tidak melihat sedikitpun kebohongan, ah... Sepertinya Soobin berkata jujur saat ini.
"Emang bener orangtua aku ngejodohin Lia, tapi aku tolak. Dan konsekuensinya aku gak bisa balik ke Korea lagi" lirihnya
Tangan Dahyun mulai mencengkram erat kursi yang didudukinya, ia menggigit bibir bawahnya pelan. Rasanya sangat aneh, disisi lain ia ingin percaya, disisi lain ia sedikit ragu.
"Te-terus kenapa kamu disini?" tanya Dahyun pelan
"Ngeliat perkembangan cabang di China" jawabnya
Dahyun mengangguk pelan
PIP PIP PIP PIP
21.00
Dahyun berdiri lalu menatap Soobin lagi.
"Aku—harus pulang, bye—"
"Aku anter" potong Soobin
Dahyun membelalakkan matanya
"G-gak usah, ngerepotin" Soobin hanya menatap datar Dahyun yang berkata seperti itu.
GREP—
Tangan Soobin menggenggam lagi tangan Dahyun. Dahyun yang diperlakukan seperti itu dengan tiba-tiba hanya bisa diam tak berkutik.
Sampai akhirnya ia sadar.
Ini salah!
Salah!
Salah!
Hatinya berkata ya, pikirannya berkata tidak, sedangkan tubuhnya tak menolak. Tapi sesungguhnya ego manusia itu sangat tinggi
SRET—
Dahyun menarik tangannya yang digenggam oleh Soobin tadi. "Saya bilang, gak usah! " ucapnya lalu meninggalkan Soobin yang diam mematung.
"Maaf" gumam Soobin lirih. Sangat lirih sampai hanya ia dan tuhan yang bisa mendengarnya.
≃≃≃
Hiks—
Ah benar, Dahyun sedang menangisi nasih yang tiada gunanya saat ini. Ia hanya bisa menangis tanpa bisa apa-apa.
Dengan gerakan yang telaten, ia memasukkan semua barang yang ia bawa dari korea ke china kedalam Koper berwarna abu-hitam.
Ini memang sudah menjadi rencana awalnya, bahwa Dahyun akan pulang ke korea besok. Setelah semuanya siap, ia merogoh laci meja dengam panik dan tergesa-gesa.
Dimana dimana dimana dimana dimana dimana dimana dimana
Dahyun merapalkan kata-kata itu didalam pikirannya, matanya bergulir dengan cekatan kesegala arah, ia menyerah.
Terduduk disamping kasur lalu menangis sekencang-kencangnya, ia menjambak rambutnya sendiri hingga mendapati koper disebelah pintu.
God!
Ia langsung membongkar lagi semua barangnya yang ada didalam koper dengan kasar.
SREK—
Dahyun menemukannya! Ia melahap benda yang dicari itu dengan cepat. Tubuhnya limbung dan terduduk diatas kasur.
Efek yang ditimbulkan oleh benda itu membuat Dahyun mau tak mau terlelap dalam tidur panjangnya.
Entah itu sangat lama? Atau hanya sementara saja.
Tidak ada yang tahu, karena itu semua sudah menjadi takdir, tapi Dahyun berbeda. Ia membuat takdirnya sendiri,
Takdir yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[O1.] Moon and Rain✔
Romance"Aku Bintang, kamu Bulan. Aku pelangi, kamu Hujan. Bintang gak bakal bersinar kalo gak ada Bulan, layaknya Pelangi yang gabakal muncul kalo gak ada hujan. Jadi, apa kamu bersedia jadi bulan dan Hujanku? " (Alur cepat) DAHSOO [Dahyun-Soobin] Baku-no...