1

991 112 2
                                    

Original fanfiction
Jangan pernah mengcopy cerita ini

-Hanya mengambil karakter dari anime Naruto

-Copyright: Masashi Kishimoto

-Sasuhina fanfiction

-School, Arranged marriage, Hurt, Romance, Marriage life

New Story by Yoshirada Ken

Semoga kalian suka, selamat membacaa...
-----------------------------------------------------------

Jam sudah menunjukan pukul 7 malam lebih, tapi gadis itu masih asik membereskan beberapa buku di rak.

"Hinata...." Gadis yang sedang membereskan buku itu menghentikan tangannya karena dipanggil seseorang.

"Iya?" balasnya sambil menoleh ke arah pria tua yang memanggilnya.

"Bukankah kau ada janji? Ini sudah jam 7 lebih."

"Ah! benarkah? terima kasih sudah mengingatkanku. Maaf ya Paman Jiraya, hari ini aku izin pulang lebih awal," balasnya cukup terkejut karena hampir melupakan janjinya.

"Iya tidak apa-apa, lagi pula kau jarang mengambil jatah cuti kerja."

"Hum, kalau begitu aku permisi," ucapnya sedikit membungkuk lalu berjalan menuju ruang staf untuk mengganti pakaian dan mengambil tasnya.

Jiraya melihat kepergian Hinata, gadis itu sudah 2 tahun lebih bekerja paruh waktu di toko buku miliknya. Awalnya Jiraya hanya memberinya pekerjaan selama 1 bulan karena Hinata masih pelajar, tentu saja dia tak mau mengambil resiko banyak.

Tapi setelah melihat pekerjaannya yang bagus ditambah pengetahuannya tentang buku terkhusus novel sangat menakjubkan, akhirnya Jiraya mengambil resiko untuk tetap mempekerjakan gadis itu, terlebih Hinata terus memohon padanya agar tetap mempekerjakannya di toko bukunya.

Setiap hari gadis itu pasti akan membaca novel, terkadang Jiraya juga melihatnya menulis, pria itu pernah tak sengaja membaca karyanya dan dia sangat takjub dengan tulisan Hinata. Jiraya sempat menyuruh gadis itu untuk mengirimkan tulisannya ke penerbit, tapi Hinata tidak mau, katanya dia menulis hanya karena ingin saja.

Selesai mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah, tak lupa memakai mantel dan syal karena sudah memasuki musim dingin, Hinata segera pergi dari toko buku menuju restoran keluarga. Gadis itu terlihat santai saja, walaupun sebenarnya sedikit gugup karena dia akan bertemu dengan beberapa orang baru.

Tadinya Hinata mau membawa pakaian salin, tapi tak sempat karena tadi pagi bangun kesiangan, salahkan saja gurunya yang tiba-tiba memberi tugas dadakan dan harus dikumpulkan besok pagi. Hinata pulang ke rumah jam 9 malam lebih, lalu baru melihat grup kelas jam 11 malam karena batre ponselnya baru selesai di charge, tentu saja akhirnya dia harus begadang dan bangun kesiangan.

Karena jarak dari toko buku ke restoran itu lumayan dekat, setelah berjalan sekitar 15 menit Hinata baru sampai di sana dan sudah terlambat 30 menit.

Ibunya bilang mereka memesan meja nomor 7, Hinata sedikit kebingungan karena restoran ini lumayan penuh, tapi akhirnya dia menemukan meja itu.

"Ibu..." panggilnya pada seorang wanita awal 40-an.

"Hinata kau sudah datang," ucap sang ibu sambil berdiri mendekati putrinya.

"Wah kau sudah besar ya, Hinata," ucap seorang pria tua penuh wibawa.

"Ah, halo Paman. Maaf saya datang terlambat," balasnya pada pria itu yang bisa dibilang teman ibunya.

Apa Kita Bisa Menolak Takdir? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang