Untuk mengetahui perbedaan Riya dengan Sum’ah dan Ujub dengan Takabur berikut ini saya copas dari Masuk-islam.com
Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat
Tercela Yang Harus di Hindari2013- 10- 28 04:10:16 pendidikan islam
Masuk-islam.com — Riya (ria’), Sum’ah, ujub dan Takabur adalah sifat-sifat
tercela yang hampir memiliki kesamaan, dan sifat-sifat tersebut harus kita
jauhi, pengert ian dan pembahasan selengkapnya simak di bawah ini :
A. RIYA
PENGERT IAN RIYA MENURUT BAHASA
Pengertian Riya menurut Bahasa: riya’ ( الریاء ) berasal dari kata الرؤیة /ru’yah,
yang artinya menampakkan
Riya ’ adalah memperlihat kan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia.
PENGERTIAN RIYA MENURUT ISTILAH:
Pengertian Riya Menurut Istilah yaitu: melakukan ibadah dengan niat supaya
ingin dipuji manusia, dan tidak berniat beribadah kepada Allah SWT .
Al-Haf idz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’
ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji
pelaku amalan itu”.
Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan
memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah menunt ut
kedudukan at au memint a dihormat i daripada orang ramai dengan amalan
yang dit ujukan unt uk akhirat .
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal
kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia
dengan cara memperlihat kan amal kebaikannya kepada orang lain supaya
mendapat pujian at au penghargaan, dengan harapan agar orang lain
memberikan penghormat an padanya.
JENIS-JENIS RIYA
Riya’ dibagi kedalam dua t ingkat an:
riya’ kholish yait u melakukan ibadah semat a-mat a hanya unt uk mendapat kan
pujian dari manusia,
riya’ syirik yait u melakukan perbuat an karena niat menjalankan perint ah Allah,
dan juga karena unt uk mendapat kan pujian dari manusia, dan keduanya
bercampur”.
Riya’ bisa muncul didalam diri seseorang pada saat set elah at au
sebelum suat u ibadah selesai dilakukan
Perbuat an riya bila dilihat dari sisi amal/cit ra yang dit onjolkan menurut Imam
Al-Ghazali dapat dibagi at as 5 kat egori, yait u:
Riya dalam masalah agama dengan penampilan jasmani, misalnya
memperlihat kan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak
puasa dan shalat t ahajud;
Riya dalam penampilan t ubuh dan pakaian, misalnya memakai baju koko
agar disangka shaleh at au memperlihat kan t anda hit am di dahi agar
disangka rajin sholat .
Riya dalam perkat aan, misalnya orang yang selalu bicara keagamaan
agar disangka ahli agama.
Riya dalam perbuat an, misalnya orang yang sengaja memperbanyak
shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh.
At au seseorang yang pergi berhaji/umroh unt uk memperbaiki cit ranya di
masyarakat .
Riya dalam persahabat an, misalnya orang yang sengaja mengikut i
ust adz ke manapun beliau pergi agar disangka ia t ermasuk orang alim.
Jangan biarkan pahala ibadah-ibadah yang t elah sulit kit a kumpulkan hilang
t anpa art i dan berbuah keburukkan lant aran masih ada riya di hat i kit a. Allah
SWT mengingat kan dalam f irmannya:
“Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan
menyebut -nyebut nya at au menyakit i (perasaan si penerima)
sepert i orang yang menaf kahkan hart anya karena riya kepada
manusia dan dia t idak berimana kepada Allah dan hari kemudian.”
(Al-Baqarah: 264)
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai
dari shalatnya, yang berbuat karena riya” (Al Maa’uun 4-6)
B. SUM’AH
PENGERT IAN SUM’AH SECARA ET IMOLOGI/BAHASA
Kata sum’ah ( السمعة ) berasal dari kata سمّع samma’a (memperdengarkan)
Kalimat samma’an naasa bi ‘amalihi digunakan jika seseorang menampakkan
amalnya kepada manusia yang semula t idak menget ahuinya.
PENGERT IAN SUM’AH SECARA T ERMINOLOGI/IST ILAH
Pengert ian sum’ah secara ist ilah/t erminologi adalah sikap seorang muslim
ن ذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَ هَا ال يَا أَي
اسِ ذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ الن وَالَْأذَى كَال
هُ بِهِ هُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي الل معَ الل معَ سَ مَنْ سَ
yang membicarakan at au memberit ahukan amal shalihnya -yang sebelumnya
t idak diket ahui at au t ersembunyi- kepada manusia lain agar dirinya
mendapat kan kedudukan dan/at au penghargaan dari mereka, at au
mengharapkan keunt ungan mat eri.
Dalam Fat hul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani menget engahkan pendapat Izzudin
bin Abdussalam yang membedakan ant ara riya dan sum’ah. Bahwa riya adalah
sikap seseorang yang beramal bukan unt uk Allah; sedangkan sum’ah adalah
sikap seseorang yang menyembunyikan amalnya unt uk Allah, namun ia
bicarakan hal t ersebut kepada manusia. Sehingga, menurut nya semua riya it u
t ercela, sedangkan sum’ah adalah amal t erpuji jika ia melakukannya karena
Allah dan unt uk memperoleh ridha-Nya, dan t ercela jika dia membicarakan
amalnya di hadapan manusia.
Dalam Al-Qur’an Allah t elah memperingat kan t ent ang sum’ah dan riya ini:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut -nyebut nya dan menyakit i (perasaan si
penerima), sepert i orang yang menaf kahkan hart anya karena riya kepada
manusia…” (QS. Al-Baqarah : 264)
Rasulullah SAW juga memperingat kan dalam hadit snya:
Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah
dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya. (HR. Bukhari)
Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah diumumkan aibaibnya
di akhirat . Sedangkan dibalas dengan riya art inya diperlihat kan pahala
amalnya, namun t idak diberi pahala kepadanya. Na’udzubillah min dzalik.
C. UJUB
PENGERT IAN SIFAT UJUB
Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yait u ket ika kit a merasa bahwa diri kit a
memiliki kelebihan t ert ent u yang t idak dimiliki orang lain.
Ibnul Mubarok pernah berkat a, “Perasaan ‘ujub adalah ket ika engkau merasa
bahwa dirimu memiliki kelebihan t ert ent u yang t idak dimiliki oleh orang lain.”
Imam Al Ghozali menut urkan, “Perasaan ‘ujub adalah kecint aan seseorang
pada suat u karunia dan merasa memilikinya sendiri, t anpa mengembalikan
keut amaannya kepada Alloh.”
Memang set iap orang mempunyai kelebihan t ert ent u yang t idak dimiliki oleh
orang lain, t et api milik siapakah semua kelebihan it u ? Allohk berf irman :
“Bagi Alloh semua kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
ant aranya.” (QS. Al Maidah : 120)
Maksud dari ayat di at as adalah apapun yang kit a miliki, semuanya adalah
milik Alloh yang dipinjamkan kepada kit a agar kit a dapat memanf aat kannya
dan sebagai ujian bagi kit a. T idak seorangpun yang memiliki sesuat u di alam
semest a ini walaupun sekecil at om kecuali Alloh
FAKT OR-FAKT OR PENYEBAB T IMBULNYA SIFAT UJUB
1. Banyak dipuji orang
Pujian seseorang secara langsung kepada orang lain, dapat menimbulkan
perasaan ‘ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya. Makin lama perasaan
it u akan menumpuk dalam hat inya, maka ia akan semakin dekat kepada
kebinasaan dan kegagalan sedikit demi sedikit . Karena orang yang
mempercayai pujian it u akan selalu merasa bangga dan dirinya punya
kelebihan, sehingga menjadikannya malas unt uk berbuat kebajikan. Rosululloh
pernah t erkejut ket ika melihat seseorang yang memuji orang lain secara
langsung, sampai-sampai beliau bersabda, “Sungguh dengan pujianmu it u,
engkau dapat membinasakan orang yang engkau puji. Jikalau ia
mendengarnya, niscaya ia t idak akan sukses.”
2. Banyak meraih kesuksesan
Seseorang yang selalu sukses dalam meraih cit a-cit a dan usahanya, akan
mudah dirasuki perasaan ‘ujub dalam hat inya, karena ia merasa bisa
mengungguli orang lain yang ada di sekit arnya dan t idak menyadari bahwa
segala sesuat u yang diraihnya adalah at as kehendak Alloh yang Maha Kuasa.
3. Kekuasaan
Set iap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bert indak t anpa ada
prot es dari orang yang ada di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum
dan memujinya. Fenomena semacam ini akan menyebabkan hat i seseorang
mudah dimasuki perasaan ‘ujub. Sepert i kisah Raja Namrud yang menyebut
dirinya sebagai T uhan, karena dia menjadi seorang penguasa. Dan seandainya
di lemah dan miskin, t ent ulah t idak akan menyebut dirinya sebagai T uhan.
4. T ersohor di kalangan orang banyak
T ersohor di kalangan orang banyak merupakan cobaan besar bagi diri
seseorang. Karena semakin banyak yang mengenalnya, maka dia semakin
kagum t erhadap dirinya sendiri. Semuanya it u akan memudahkan t imbulnya
perasaan ‘ujub pada hat i seseorang.
5. Mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang tinggi
Orang yang mempunyai int elekt ualit as dan kecerdasan yang lebih, biasanya
merasa bangga dengan dirinya sendiri dan egois, karena merasa mampu
dapat menyelesaikan segala permasalahan kehidupannya t anpa campur
t angan orang lain. Kondisi sepert i it u akan melahirkan sikap ot orit er dengan
pendapat nya sendiri. T idak mau bermusyawarah, menganggap bodoh orangorang
yang t ak sependapat dengannya, dan melecehkan pendapat orang lain.
6. Memiliki kesempurnaan f isik
Orang yang memiliki kesempurnaan f isik sepert i suara bagus, cant ik, post ur
t ubuh yang ideal, t ampang gant eng dan sebagainya, lalu ia memandang
kepada kelebihan dirinya dan melupakan bahwa semua it u adalah nikmat Alloh
yang bisa lenyap set iap saat , berart i orang t ersebut t elah kemasukan sif at
‘ujub.
7. Lalai atau tidak memahami hakikat dirinya sendiri.
Apabila seseorang lalai at au t idak memahami hakikat bahwa dirinya berasal
dari air yang hina sert a akan kembali ke dalam t anah, kemudian menjadi
bangkai, maka orang sepert i ini akan mudah merasa bahwa dirinya hebat .
Perasaan sepert i ini akan diperkuat oleh bisikan set an yang pada akhirnya
akan muncul sif at kagum t erhadap diri sendiri.
BAHAYA SIFAT UJUB
Sif at ‘ujub membawa akibat buruk dan menyeret kepada kehancuran, baik bagi
pelakunya maupun bagi amal perbuat annya. Diant ara dampak dari sif at ‘ujub
t ersebut adalah :
1. Membatalkan pahala
Seseorang yang merasa ‘ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya
akan gugur dan amalannya akan sia-sia. Karena Alloh t idak akan menerima
amalan kebajikan sedikit pun kecuali dengan ikhlas karena-Nya. Rosululloh n
bersabda :
“T iga hal yang membinasakan : Kekikiran yang dipert urut kan, hawa naf su yang
diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. T hobroni).
2. Menyebabkan Murka Alloh
Nabi saw bersabda, “Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menant i
rahmat Alloh. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka ia menant i murka
Alloh.” (HR. Baihaqi)
Perasaan ‘ujub menyebabkan murka Alloh, karena ‘ujub t elah mengingkari
karunia Alloh yang seharusnya kit a syukuri.
3. T erjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur.
Orang yang kagum pada diri sendiri akan lupa melakukan inst ropeksi diri.
Bersamaan dengan perjalanan wakt u, hal it u akan menjadi penyakit hat inya.
Pada akhirnya ia t erbiasa meremehkan orang lain at au merasa dirinya lebih
t inggi daripada orang lain dan t idak mau menghormat i orang lain. It ulah yang
disebut t akabur. Nabi n bersabda, ” T idak akan masuk surga seseorang yang
di dalam hat inya t erdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji
sawi. (HR. Nasa’i)
4. Menyebabkan mengumbar naf su dan melupaka dosa-dosa
Seseorang yang mempunyai perasaan ‘ujub akan selalu menilai dirinya baik
dan t idak pernah menilai dirinya buruk dan serba kekurangan, sehingga ia
selalu mengumbar keinginan hawa naf sunya dan t idak merasa kalau dirinya
t elah berbuat dosa. Nabi bersabda, “Andaikan kalian t idak pernah berbuat
dosa sedikit pun, past i aku khawat ir kalau kalian berbuat dosa yang lebih
besar, yait u perasaan ujub.” (HR. Al Bazzar).
5. Menyebabkan orang lain membenci pelakunya.
Pada umumnya, orang t idak suka t erhadap orang yang membanggakan diri,
mengagumi diri sendiri dan sombong. Oleh karena it u, orang yang ‘ujub t idak
akan banyak t emannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan
t erpandang kedudukannya. Syeikh Must of a As Sibai berkat a, “Separuh
kepandaian yang disert ai t awadhuk lebih disenangi oleh orang banyak dan
lebih bermanf aat bagi mereka daripada kepandaian yang sempurna yang
disert ai kecongkakan.”
6. Menyebabkan Su’ul Khotimah dan kerugian di Akherat
Nabi bersabda, “T idak akan masuk surga orang yang suka menyebut -nyebut
kembali pemberiannya, seorang yang durhaka, dan pecandu minuman keras.”
(HR. Nasa’i)
Orang yang mempunyai sif at ‘ujub biasanya suka menyebut -nyebut kembali
sesuat u yang sudah diberikan.
Umar Ra pernah berkat a,”Siapapun yang mengakui dirinya berilmu, maka ia
seorang yang bodoh dan siapapun yang mengaku dirinya akan masuk surga,
maka ia akan masuk neraka.”
Qot adah berkat a, “Barangsiapa yang diberi kelebihan hart a, at au kecant ikan,
at au ilmu, at au pakaian, kemudian ia t idak bersikap t awadhuk, maka semua it u
akan berakibat buruk baginya pada hari kiamat .”
CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh set iap orang muslim agar dirinya
t erhindar dari penyakit ‘ujub, diant aranya adalah :
1. Selalu mengingat akan hakikat diri
Orang yang kagum pada diri sendiri hendaknya sadar bahwa nyawa yang ada
dalam t ubuhnya semat a-mat a anugerah Alloh l. Andaikan nyawa t ersebut
meninggalkan badannya, maka badan t idak ada harganya lagi sama sekali. Dia
harus sadar bahwa t ubuhnya pert ama-t ama dibuat dari t anah yang diinjakinjak
manusia dan binat ang, kemudian dari air mani yang hina, yang set iap
orang merasa jijik melihat nya, lalu kembali lagi ke t anah dan menjadi bangkai
yang berbau busuk dan set iap orang t idak suka mencium baunya.
2. Selalu sadar akan hakikat dunia dan akherat
Hendaklah seseorang selalu sadar bahwa dunia adalah t empat menanam
kebahagiaan kehidupan akherat . Dia harus sadar bahwa sekalipun umurnya
panjang, namun t et ap akan mat i, kemudian hidup di sebuah kampung abadi
yait u akherat . Kesadaran sepert i ini akan mendorong seseorang unt uk
meluruskan akhlaknya yang bengkok, sebelum naf asnya meninggalkan
jasadnya dan sebelum hilang kesempat an unt uk bert aubat .
3. Selalu mengingat nikmat Alloh
Alloh berf irman :
“Dan jika kamu menghit ung nikmat Alloh, niscaya kamu t idak akan dapat
menghit ungnya.” (QS. Ibrohim : 34)
Dengan kesadaran sepert i ini, seseorang akan merasa lemah dan merasa
but uh kepada Alloh, sehingga dia akan membersihkan diri dari penyakit kagum
diri dan berusaha t erhindar darinya.
4. Selalu ingat tentang kematian dan kehidupan setelah mati
Kesadaran sepert i ini akan mendorong seseorang meninggalkan perasaan
kagum diri karena t akut akan berbagai kesengsaraan hidup set elah mat i.
5. T idak berkawan dengan orang yang kagum diri
Sebaiknya, berkawanlah dengan orang-orang yang t awadhuk dan memahami
st at us dirinya. Hal semacam it u sangat membant u seseorang unt uk
meninggalkan perangai buruk kagum diri.
6. Memperhatikan keadaan orang yang sedang sakit, bahkan keadaan
orang yang meninggal dunia, ziarah kubur dan merenungkan keadaan
ahli kubur
Cara semacam ini akan mendorong seseorang unt uk meninggalkan perasaan
kagum diri dan panyakit hat i lainnya.
7. Selalu bermuhasabah (Introspeksi diri)
Dengan demikian, mudah didet eksi gejala awal dari segala bent uk penyakit
hat i, t erut ama penyakit kagum diri. Dengan demikian, penyakit ini akan mudah
diobat i.
8. Selalu memohon bantuan dari Alloh
Dengan cara berdoa dan senant iasa memohon perlindungan dari-Nya agar
t erhindar dari penyakit kagum diri dan t idak t erjerumus ke dalamnya.
9. Penyembuhan dengan Al Qur’an
Al Qur’an sangat mujarab unt uk mengobat i berbagai penyakit hat i, khususnya
penyakit ‘ujub dan berbagai sebabnya. Karena Al Qur’an t elah mengenalkan
diri kit a kepada Alloh, dan Al Qur’an juga t elah mengenalkan diri kit a kepada
kit a, yait u kelemahan, kemiskinan, dan kebut uhan kepada Alloh. Maka t idaklah
pant as jika seseorang mengagumi dirinya sendiri sement ara dia adalah
makhluk yang t ak mampu berdiri sendiri. Al Qur’an juga t elah mengingat kan kit a
akan akibat dari penyakit ‘ujub, sombong, dan bangga diri. Sepert i halnya kisah
Fir’aun, Qorun, dan lain sebagainya.
Imam Syaf i’i rohimahumulloh berkat a :
“Barangsiapa yang mengangkat -angkat diri secara berlebihan, niscaya Allah
akan menjat uhkan mart abat nya”
DAMPAK SIFAT UJUB
1. Jat uh pada sif at sombong dan t erperdaya.
3. Munculnya kebencian t erhadap orang lain.
4. Mendapat adzab dari Allah SWT
D.TAKABUR
PENGERT IAN T AKABUR
T akabur berasal dari bahasa arab T akabbara-Yat akabbaru yang art inya
sombong at au membanggakan diri sendiri. T akabur semakna dengan
T a’azum, yait u menampakkan keagungannya dan kebesarannya dibandingkan
dengan orang lain. Dalam bahasa indonesia banyak sekali ist ilah lain dari
t akabur ini ant ara lain, sombong, congkak, angkuh, t inggi hat i at au besar
kepala.
Secara naluri set iap orang t idak menyukai sif at t akabur at au sombong. Namun
disadari at au t idak t erkadang seseorang akan menampakan akan sikap
sombongnya, biasanya sif at ini t imbul manakala ia merasa memiliki nilai lebih,
sepert i lebih pandai, lebih kaya, lebih cant ik. Sebagai seorang muslim sudah
seharusnya menghindari sif at t akabur ini, karena t eladannya adalah Rasulullah
SAW, yang meskipun penuh dengan kemuliaan dan kelebihan, namun beliau
t et ap t idak merasa lebih bahkan para pengikut nya dipanggil dengan sebut an
sahabat , yang mempunyai art i keset araan.
Sif at t akabur ini merupakan sif at t ercela dan berbahaya, bahkan dibenci oleh
Allah SWT , sebagaimana f irman-f irmannya :
“maka masuklah pint u-pint u neraka jahanam, kamu kekal didalamnya, maka
amat buruklah t empat orang-orang yang menyombongkan diri”. (Q.S An Naml :
29) ..
“sesungguhnya Allah t idak menyukai orang-orang yang sombong”. (Q.S An Nahl
: 23)
MACAM-MACAM T AKABUR
Dari segi obyek at au sasarannya t akabur menjadi t iga :
1. T akabur kepada Allah SWT , yait u keadaan seseorang yang t idak mengakui
dan menerima kebenaran yang dat ang dari Allah SWT , sepert i perint ah shalat ,
zakat dan yang lainnya.
2. T akabur kepada Rasulullah.
3. T akabur t erhadap sesama manusia, hal ini biasannya t erlihat dari hal-hal
yang bersif at lahiriah, sepert i kekayaan, kedudukan, wajah at au kepandaian.
Menurut pandangan t ersebut di at as, secara umum t akabur dapat dibagi
menjadi dua macam yait u :
1) T akabur Batini ( T akabur dalam sikap )
T akabur bat ini at au bat in adalah sif at t akabur yang t ert anam dalam hat i
seseorang sehingga t idak t ampak secara lahir/f isik, sepert i seseorang yang
mengingkari kebenaran yang dat ang dari Allah swt . padahal dia menget ahui
kebenaran t ersebut .
Dalam kehidupan sehari-hari orang yang t ermasuk golongan t akabur bat in
memiliki sikap, ant ara lain enggan mint a t olong kepada orang lain meskipun ia
membut uhkan sert a t idak mau berdoa unt uk memohon pert olongan Allah swt .
padahal semua persoalan yang kit a hadapi t idak dapat diselesaikan sendiri
t anpa pert olongan-Nya
Allah swt . berf irman :
Art inya : “Kuperkenankan (Kukabulkan) bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam
dalam keadaan hina dina.” (QS Al Mukmin: 60)
2) T akabur Z ahiri ( T akabur dalam Perbuatan )
T akabur zahiri adalah sif at t akabur yang dapat dilihat langsung dengan panca
indra, sepert i dalam bent uk ucapan dan gerakan anggot a t ubuh. Cont ohnya,
riya, angkuh, dan memalingkan muka t erhadap orang lain. Allah swt . t idak
menyukai orang-orang yang memalingkan muka (sombong) sebagaimana
t erdapat dalam Surah Luqman Ayat 18 berikut .
Art inya : “ janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah t idak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” (QS Luqman: 18).
Demikianlah dakwah mengenai 4 sifat tercela (riya’,sum’ah,ujub, dan takabur)
yang harus kit a hindari, semoga kit a semua dijauhkan dari sif at -sif at t ercela
t ersebut
Kat a kunci : pengert ian sholat | ujub | penyakit hat i dalam islam | pengert ian
riya | Macam macam Penyakit hat i dalam islam | cont oh perilaku t erpuji dalam
kehidupan sehari-hari | pengert ian ujub
![](https://img.wattpad.com/cover/234782785-288-k905816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
dakwah islami
Diversossebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain 😇 semoga buku ini bermanfaat bagi kalian semua 🙃