36

2.7K 281 18
                                        

"Ck, kau benar-benar sudah menghubungi Jimin Oppa? Kenapa dia belum datang juga?"

Setidaknya, itu sudah ucapan yang ke sekian kalinya Lisa dengarkan dari Rose setelah gadis itu sadar. Ingin sekali memukul kepalanya, tapi urung ia lakukan mengingat Rose yang memang baru saja tersadar dari komanya. Bisa-bisa menjadi koma dan tak sadarkan diri Rose jika Lisa memukulnya.

Tapi gadis Park itu benar-benar sangat membuatnya kesal. Menghela napasnya dan menatap pada Rose di sana yang masih bersandar pada kepala ranjangnya dengan kedua tangan terlipat di dada. Jangan lupakan bagaimana raut wajah Rose yang juga begitu kesal pula saat ini.

"Bersabarlah. Sebentar lagi dia pasti datang."

"Kau sudah mengatakan hal itu juga tadi."

"Kalau begitu, tunggu saja."

"Ck, memangnya kemana dia, sih? Apa dia tak senang karena aku sudah sadar? Bahkan eomma juga sudah menyuruhmu untuk memanggil Jimin Oppa untuk datang kemari."

Lisa memilih untuk tak mengatakan apapun. Ngomong-ngomong, dia belum mengatakan apapun perihal kecelakaan yang Jungkook alami pagi tadi. Apalagi perihal hal lainnya yang masih belum Rose ketahui ketika ia tak sadar. Itu permintaan Ny. Park, dan juga Jimin yang beberapa jam lalu baru saja mengiriminya pesan bersama dengan jika Ayahnya akhirya mau untuk mendonorkan darahnya bagi Taehyung.

"Sudahlah, lebih baik kau beristirahat saja lagi. Kau baru sadar dari komamu itu, Rose. Tubuhmu masih memerlukan pemulihan."

Rose mendecak ketika mendengarnya, memilih untuk kembali berbaring seperti apa yang dikatakan Lisa walaupun kedua matanya masih belum tertutup. Menarik selimut yang ia kenakan hingga sebatas dada.

"Lisa.."

"Hmm?"

"Kau benar-benar yakin jika Jimin Oppa sama sekali tak marah dengan keguguranku?"

Pergerakan Lisa yang tengah mengupas buah saat itu terhenti, menatap pada Rose di sana yang memilih untuk menatap ke atas sana. Dan Lisa yakin sekali, jika airmata itu sudah pasti akan Rose tumpahkan kembali. Lisa bahkan masih mengingat bagaimana histerisnya Rose ketika ia menanyakan perihal tentang kehamilannya disaat ia bahkan baru sadar. Jadi Lisa mengerti, bagaimana kalutnya Rose dan terus saja menanyakan keberadaan Jimin. Karena memang hanya pria itu saja yang saat ini mungkin bisa menenangkannya.

"Hah, aku bahkan masih mengingat bagaimana wajah senangnya ketika dia tahu jika aku tengah hamil. Aku tak bisa membayangkan bagaimana wajahnya ketika tahu aku keguguran."

Lisa menghela napasnya, meletakkan pisau dan juga buah yang telah ia kupas saat itu sebelum menggenggam salah satu tangan Rose, membuat gadis itu kini menatap padanya akhirnya.

"Ini bukan salahmu. Jadi jangan kau pikirkan lagi."

Bukannya membaik, kesedihan itu kembali Rose rasakan. Membiarkan begitu saja airmata lain jatuh membasahi wajahnya. Masih tak inginkan kejadian ini menimpanya. Jika saja ia bisa bersabar dan tak terlalu gegabah, mungkin hal ini tak akan terjadi padanya.

"Sudah, jangan menangis lagi."

Rose bisa saja mengangguk menjawab ucapan Lisa, tapi airmata lain malah kembali muncul dan membuat gadis itu mendecak kesal sembari menghapus airmatanya sendiri. Membuat Lisa yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh ya, dimana Jungkook? Kenapa aku tak melihatnya sama sekali sedari tadi?"

Lagi, Lisa belum menjawab apapun saat itu. Dan Rose menyadarinya. Menghela napasnya dan berbalik dirinya saat ini yang menggenggam tangan Lisa.

Lil' TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang