Di pagi yang cerah terlihat seorang laki-laki sekitar usia 22 tahun berdiri di halte, dia tengah menunggu bis yang akan mengantarkannya ke halte dekat Universitas tempat ia menimba ilmu. Bersamaan dengan bus yang akan ditumpanginya datang, terlihat dari kejauhan dua orang gadis dengan seragam putih abu-abu yang menjadi ciri khasnya siswa SMA , sedang berlari menuju arah bis yang datang . Mungkin dia akan menaiki bis yang sama. Karena ingin segera mendapatkan tempat duduk akhirnya laki-laki itu langsung masuk ke dalam bis. Namun matanya tetap memperhatikan salah satu gadis dengan seragam SMA yang lari menuju bis. Laki-laki itu tersenyum ketika melihat gadis itu tertawa riang bersama temannya. Hanya satu yang ada dalam pikirannya saat itu, Cantik. Fokusnya terpecah kala gadis itu masuk bis dan ternyata duduk berseberangan dengannya.
Laki-laki itu memperhatikan gadis di seberangnya itu, ternyata gadis itu memiliki wajah yang cantik, bahkan sangat cantik. Memiliki kulit putih bersih, hidung yang tidak terlalu mancung, pipi cubby yang menggemaskan untuk dicubit dan yang paling menarik dari wajah itu adalah lesung pipi yang hanya terlihat ketika tertawa, hal itu menambah kadar kecantikan dari dirinya. Merasa diperhatikan gadis itu menoleh dan ternyata ada sepasang mata yang menatapnya lekat. Subhanalllah, ternyata gadis itu memiliki mata yang bening. Namun karena sadar pemilik mata itu tengah menatapnya dengan bingung, laki-laki tersebut langsung memalingkan wajahnya, malu karena kepergok sedang memperhatikannya. Sementara sang gadis juga merasa salah tingkah karena diperhatikan dengan lekat oleh seorang laki-laki yang baru dijumpainya. Dan kejadian itu menimbulkan getaran yang belum pernah dirasakan oleh keduanya.
Namun siapa yang menyangka bahwa pertemuan tidak sengaja itu selalu menghantui pikiran keduanya yang selalu diringi oleh getaran dalam hatinya. Mungkinkah ini cinta pada pandangan pertama?Jangan lupa vote & komen yaaa.
Biar author juga semangat nulisnya, oke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera hati
General FictionPengkhianatan sang Papa terhadap Mamanya membuat Nabila enggan menjalankan sebuah komitmen. Ketika beranjak remaja masalah-masalah mulai berdatangan, hingga membuatnya lupa kepada siapa dia harus mengadu. Membuat dia terperosok kedalam jurang kemaks...