toothache😖

9.6K 951 35
                                    

Jeno x Renjun

.

.

.

Jeno menatap frustasi pada seonggok daging mungil bernyawa yang dari tadi terus berguling kesana kemarin sambil merengek diatas tempat tidurnya.

Sudah lebih dari dua jam si kecil itu terus menangis dan mendumal karena giginya yang sakit.

"Makanya aku bilang ayo kita kedokter gigi sayang, jika begini kan kau juga yang susah renjunie."

Sikecil makin mengencangkan tangisannya. "Tidak mau Jeno!! Cabut gigi itu sakit! Huhuhu, sakit sekali rasanya sampai aku ingin mati huhuhu."

Jeno tidak habis fikir kenapa si mungil pacarnya itu bisa begitu mendramatisir keadaan. Mungkin setelah ini dia akan membatasi renjun bermain dengan haechan dan nancy.

"Tidak sakit, aku pernah kesana."

"Apa gigimu dicabut juga?"

"Tidak, gigi Mark Hyung yang dicabut."

"Yak!" Jeno tertawa melihat renjun yang melemparinya dengan boneka Moomin yang kecil. Renjun itu keras kepala, saat tadi Jeno baru saja sampai di apartemen miliknya renjun langsung mengadu kalau dari semalam giginya merasakan sakit.

Tapi si mungil itu tidak mau menurut untuk pergi kedokter dan memaksa untuk makan makanan manis. Alhasil sakit digiginya makin menjadi yang akhirnya membuat dirinya menangis dan merengek seperti sekarang ini.

Persis seperti anak kecil kan?

"Yasudah jika tidak mau, kau akan terus merasakan sakit yang luar biasa hingga membuatmu hampir mati. Minggir, aku juga mau tidur." Kata Jeno kejam.

Renjun menatap Jeno tidak percaya sekaligus dengan pandangan terluka setelah tubuhnya sedikit bergeser karena dorongan Jeno.

"Jeno, kau...kau.. kau tidak mencintaiku lagi huweeee. Kau membiarkanku mati karena rasa sakit ini huweeee, aku adukan ke bunda Lee dan aku membencimu."

Bugh

Saat sikecil itu ingin turun dari tempat tidur Jeno, kakinya terlilit selimut akibat aksi menggulingnya tadi. Alhasil simungil yang menangis itu terjatuh dan mengencangkan tangisnya.

"Huwaaaa Jeno!!"

Oh ya tuhan, salahkah Jeno jika mempunyai kekasih se-kekanakan dan se-manja renjun? Jeno gemas, antara ingin merematnya hingga badan itu makin mengecil atau ingin menggigit pipi gembilnya itu.

.

.

.

Renjun menatap memelas pada Jeno yang masih memandangnya datar, tadi saat renjun terjatuh Jeno langsung mengangkatnya dan memasukan dirinya kemobil. Langsung pergi kedokter gigi langgganan keluarganya.

Tapi renjun terus merengek mengatakan cabut gigi itu sakit dan terus meminta Jeno untuk kembali pulang.

"Menurut atau aku tidak mau berbicara padamu." Ancamnya. Renjun merengut dan menundukkan kepalanya.

"Ini juga demi kebaikanmu renjun, kau tidak mau merasakan sakit itu selamanya kan?" Renjun menggeleng.

"Kalau begitu menurut padaku, sakitnya hanya sebentar."

"Tetap saja sakit." Cicitnya tanpa menatap Jeno. Jeno hanya mengeratkan rangkulannya pada renjun. Gemas.

"Huang Renjun?" Panggilan dari suster jaga mengalihkan perhatian mereka. Jeno tersenyum menampilkan eye smilenya seolah berkata pada renjun bahwa semua akan baik baik saja. "Jangan takut, sakitnya hanya sebentar."

Mereka masuk kedalam ruangan dokter, disana sudah ada Taeyong yang sedang menyiapkan beberapa alat.

"Halo renjun, kita bertemu lagi." Sapanya dengan ramah. Taeyong itu kakak sepupu Jeno, jadi dia sudah mengenal renjun dengan cukup baik.

Renjun gugup sungguh. Ia terus menatap memelas kearah Jeno tapi kekasihnya itu hanya tersenyum dan menggenggam tangannya. "Tidak usah takut, ini tidak akan sakit." Ucap Taeyong seolah tau apa yang renjun rasakan.

"Ayo, buka mulutmu." Setelah menghembuskan nafas berat renjun membuka mulutnya dan Taeyong mulai memeriksanya.

"Gigimu ada yang berlubang, itu harus dicabut jika tidak akan semakin parah sakitnya."

"Apa tidak ada cara lain selain dicabut?"

"Tidak ada renjun, buka lagi mulutmu. Tahan ya." Taeyong mulai mencabut gigi renjun yang berlubang.

Sikecil itu menutup mata rapat dengan tangan yang meremat genggaman tangan Jeno. Air mata menetes perlahan, Jeno jadi kasihan pada kekasihnya. Apa sesakit itu?

"Aaaarghhh!" Teriakan keras renjun menjadi pertanda bahwa gigi berlubang sialan itu sudah selesai dicabut.

.

.

.

"Huhuhh, sakitnya masih terasa. Ini berdenyut Jeno." Walau sudah dicabut pun renjun masih merengek dan menangis. Tidak salah sih, memang sakitnya masih akan terasa beberapa saat setelah dicabut.

Jeno menatap kekasih hatinya yang sedang menempel dengan dirinya dan memeluknya erat. Persis seperti seorang anak yang tidak mau jauh dari ayahnya. "Itu salah mu juga, sudah kukatakan jangan terlalu sering memakan makanan manis dan es krim. Lihatkan? Itulah akibatnya."

Tangan besarnya mengusap Surai kapas renjun, "kau ingin apa?"

"Peluk saja aku sampai rasa sakitnya hilang huhuhu. Sakit sekali." Jeno tersenyum gemas melihat tingkah renjun. Ingin mencubit pipi tembam itu tapi pasti dia akan mendapat elusan sayang dipipinya nanti.

"Baiklah baby Moomin, malam ini aku akan memelukmu. Cepat sembuh injunie."

Cup

Jeno mengecup dahi renjun dan menyamankan posisinya agar renjun lebih nyaman lagi. Mengusap punggung renjun, dan mengecupi pucuk kepalanya.

Lama kelamaan usapan Jeno membuat renjun mengantuk, "Jeno aku mengantuk."

"Tidurlah,"

"Tetap peluk aku dan usap punggungku."

"Siap yang mulia." Renjun tidak menghiraukan ucapan terkahir Jeno karena kesadarannya sudah terenggut dan memilih pergi menjelajahi dunia mimpi. "Apakah seperti ini rasanya mengurus anak?" Jeno bertanya pada dirinya sendiri kemudian terkekeh geli. Renjun memang benar benar menolak lupa.

Jeno jadi semakin terbayang segala tingkah kekanakan renjun yang menggemaskan dimatanya. Kemudian ia melirik renjun yang tertidur nyaman dipelukannya. Pipi gembul yang tertekan dan basah karena jejak air mata dan jangan lupakan bibir merah merekah yang sedikit terbuka.

Jeno tidak tahan, tolong.

"Maaf tapi aku tidak bisa menahannya lagi."

Dengan rusuh Jeno langsung menerjang bibir renjun dan beralih ke pipi gembilnya. Gerakan Jeno yang tiba tiba membuat sikecil terkejut dan bangun dari tidurnya.

Jeno sangat ganas saat mengecupi pipinya hingga...

"Huwaaaa jenoo!! Sakitnya kembali lagiii!!!"

Sakit gigi sialan-jeno

.

.

End

Buciners [Renjun W//3B] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang