Chapter 15 : Winter of Love (1)

1.2K 137 6
                                    

"Jangan berterima kasih jika begini caranya. Aku membantumu, karena aku mau. Jadi, maafkan aku. Aku tidak bisa."

Kim Roseanne

...

"Hei Chaeyoung," ujar Jisoo menyapa Rose.

"Tumben kau menyapaku dengan baik," balas Rose manatap Jisoo yang ada di sampingnya saat ini. Jisoo mendengus sebal.

"Kau ini, aku menyapamu dengan baik salah. Aku menyapamu dengan tidak baik, kau marah-marah. Sebenarnya apa maumu ha?"

"Hahaha, aku bercanda Kim Jisoo," balas Rose menepuk pelan pundak temannya.

"Yak, kau mewarnai rambutmu?" tanya Jisoo ketika ia baru menyadari bahwa Rose mengganti warna rambutnya.

"Bagaimana? Bukankah aku terlihat keren dengan warna merah?" Rose menaikkan turunkan alisnya sembari tersenyum.

"Kau gila? Kau bisa kena masalah," Jisoo menepuk pelan dahinya melihat tingkah temannya.

Mereka memasuki kawasan sekolah. Para anggota inti OSIS hanya menggelengkan kepala melihat Rose, mereka tidak tahu harus berbuat apa agar anak itu bisa tertib pada aturan. Yang bisa mereka lakukan hanya mencatat dan memberikan poin kepada Rose. Percuma menasehati anak itu, itulah pikir para anggota inti OSIS terutama Lisa.

Rose terkekeh dan mulai melontarkan candaan kepada Jisoo. Sepanjang perjalanan menuju kelas, ada beberapa pasang mata menatap mereka. Heran, karena keduanya tertawa tanpa memedulikan keadaan sekitar. Bahkan banyak juga yang berpendapat bahwa mereka menjalani hubungan spesial. Padahal keduanya hanya teman. Sekali lagi, mereka hanya teman.

"Apa kau akan pergi berkencan lagi dengan SinB besok?" tanya Jisoo ketika mereka sudah duduk di bangku masing-masing.

"Mungkin," jawab Rose.

"Pakai pakaian yang tebal Chaeng. Diperkirakan salju akan turun besok," ujar Jisoo. Rose mengangguk sebagai jawabannya kemudian membuka manga miliknya.

"Yak, kenapa membaca komik seperti itu secara terbuka?" tanya Jisoo berteriak ketika melihat Rose membaca manga yuri. Rose mengalihkan tatapannua ke Jisoo dengan satu alis terangkat.

"Apa tidak boleh?" tanya gadis bermarga Kim itu kepada temannya.

"Kau tidak bisa terang-terangan seperti ini," jawab Jisoo.

"Ini sekolah khusus perempuan. Tidak ada salahnya aku membaca ini," balas Rose kemudian kembali menatap manga yang ada di tangannya.

Cukup lama keduanya terdiam hingga Jisoo kembali membuka percakapan.

"Kau tidak tertarik untuk ikut mengisi acara festival musim dingin hari ini?" tanya Jisoo.

"Aku ikut mengisinya. Penampilan terakhir, mengapa? Kau ingin ikut denganku tampil di atas panggung?" tanya Rose menggoda Jisoo. Sedangkan gadis cantik itu menoyor kepala Rose hingga sang empu meringis.

"Enak saja. Kau ingin mempermalukan ku ya?"

"Aku bercanda chagiya," balas Rose sembari tertawa. Jisoo hanya memutar bola matanya malas. Ia heran, darimana Rose belajar menggombal seperti itu.

Teng teng teng

Bel masuk sekolah berbunyi. Hari ini hanya ada satu mata pelajaran, itu karena akan ada festival musim dingin di sekolah.
Guru memasuki kelas, kemudian memberi hormat seperti biasanya. Pelajaran berlangsung membosankan, itulah yang dirasakan oleh Rose. Kalau Jennie? Dia sedang tidak ada di kelas karena sibuk mengurus acara yang sebentar lagi akan dimulai.

Winter [CHAENIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang