Chapter 16 : Winter of Love (2)

1.1K 130 10
                                    

     Musim dingin akan segera tiba. Tak disadari festival hari ini sudah berakhir. Aku berjalan sendiri menelusuri trotoar menuju apartement. Mungkin eomma sudah pulang dan sedang memasak makan malam. Jennie? Aku tidak tahu, mungkin sibuk dengan urusannya.
     Aku menghela napas pelan kemudian memandang langit gelap, seperti akan hujan malam ini. Sibuk dengan pikiran sedari tadi, aku tidak sadar sudah sampai di depan pintu apartement. Aku langsung masuk ke dalam dan melihat eomma berada di dapur bersama dengan Jennie. Ku kira ia belum pulang, ternyata sudah sampai duluan.

"Rose, segera ganti bajumu. Kita makan bersama," ujar eomma ketika melihatku. Aku membalas perkataannya dengan anggukan kepala kemudian berjalan ke kamar.

     Setelah berganti pakaian, aku mengecek ponsel pintarku sebentar. Ada pesan chat dari SinB, aku segera membukanya. Dia mengajakku kencan besok dan memberitahu dimana kami akan bertemu, padahal besok diperkirakan akan turun salju. Ah, mungkin akan menyenangkan jika bisa melihat salju turun apalagi disaat-saat begini.
       Aku membalas pesan tersebut kemudian meletakkan ponsel pintar itu di atas nakas dan segera menuju ruang makan untuk makan malam bersama.
Tidak banyak hal yang dilakukan saat makan malam. Sesekali bercanda bersama, lebih tepatnya eomma yang mencairkan suasana canggung antara aku dan Jennie.
      Tapi terkadang aku bingung. Sebenarnya anak kandung eomma itu aku atau Jennie. Mereka keliatan sangat akrab. Hah, benar-benar menyebalkan.

...

"Kau ada rencana apa besok Rose?" suara eomma membuyarkan lamunanku. Aku melipat tanganku di atas meja.

"Hanya akan pergi bersama SinB, eomma."

"Kalau kau Jennie?"

"Aku juga sudah ada janji dengan seseorang," jawabnya. Aku menatapnya tak percaya. Siapa orang itu? Lisa? Atau seorang pria? Aish gadis ini. Dia memang sangat sulit untuk ditebak. Jarang sekali ia akan mengatakan bahwa ia akan pergi dengan seseorang, apalagi sampai membuat janji.

"Kalau begitu pulang sebelum makan malam ya. Kita akan makan bersama lagi," ujar sang eomma. Aku menatap eomma dengan raut wajah heran. Bukannya besok eomma akan lembur.

"Bukannya besok eomma akan lembur?" tanyaku sembari menyuapkan makanan terakhirku.

"Khusus untuk besok eomma akan memberikan waktu untuk kalian, ini adalah natal pertama kita kan? Mana mungkin eomma lenih memilih pekerjaan. Kalau bisa kau undang SinB sekalian," jawab sang eomma sembari tersenyum menatapku. Kemudian pandangannya beralih ke Jennie yang sedang menegak minumannya.

"Jennie juga boleh mengundang temanmu. Oh ya Rose, kau bisa undang Jisoo juga untuk bergabung," ujar eomma lagi.

"Akan Rose beritahukan undangan dari eomma untuk mereka," balasku kemudian meneguk minumanku.

"Tapi eomma, apakah kita tidak membuat persiapan untuk besok?" tanyaku. Biasanya setiap tahun eomma akan mengajakku untuk membuat persiapan untuk natal.

"Sudah eomma siapkan, kalian bersenang-senang saja ya untuk besok," jawab eomma yang ku balas anggukan.

Selesai makan malam, kami segera menuju ke kamar. Aku berbaring di tempat tidur, sementara Jennie dia duduk di atas kursi belajarnya. Aku tidak tahu ia sedang apa, tapi sepertinya ia sedang membalas sebuah pesan. Namun, anehnya sepertinya itu bukan ponselnya. Ah sudahlah, jika dipikirkan tidak ada habisnya.

Winter [CHAENIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang