Chapter 2 : One's First Love

2.6K 244 13
                                    

    Hari ini aku, eomma juga dia sedang pergi bersama untuk berbelanja di karenakan hari ini sedang libur.
     Eomma terus mengajaknya berbicara dan dia terlihat biasa saja, apa dia tidak tahu aku terus memikirkan kejadian tadi malam. Dasar gadis gila.

"Rose, perhatikan jalanmu," ucap eomma yang membuatku tersadar dari lamunanku. Di depanku ternyata ada sebuah kolam. Aku tersandung dan menarik tangan gadis itu, posisi ini sungguh awkard. Dia berada di atas tubuhku dengan baju kami yang basah kuyup.

      Eomma segera membawa kami pulang, karena kondisi kami yang tak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan kami

"Rose. Cepat mandi nanti masuk angin," ucap eomma sedikit berteriak.

"Ne," balasku singkat sembari membuka baju.

"Jennie kau juga mandi," aktivitasku terhenti. Kami mandi bersama? Hah, ini wajar bukan? Kami sesama perempuan. Ya, tidak ada masalah.

    Aku sudah berada di dalam bath up sementara ia sedang di bawah shower. Diguyur oleh air hangat, kulitnya putih dan tubuhnya ya sangat sexy. Rambut hitam yang panjang dan terurai indah. Bagaimana jika aku menyentuhnya? Apa akan selembut itu? Ah apa yang aku pikirkan? Apa karena ciuman itu aku jadi berpikiran yang aneh? Astaga Tuhan, hilangkan pikiran kotorku ini.
     Ia berjalan ke arahku, wajahku memerah. Aku segera berdiri.

"Aku akan keluar, kau bisa memakainya," ketika kakiku melangkah keluar dari bath up, tangannya mendorong dan mengunci tanganku. Aku tersentak ketika ia mulai menjilati leherku, apa yang ia lakukan? Aku segera mendorong tubuhnya. Wajahku memerah, sungguh ini tidak benar.

"Apa yang kau lakukan?"

Ia tersenyum miring, "kau terlihat seperti ingin kusentuh."

   Ah apakah aku terlihat seperti itu? Tidak mungkin. Aku segera keluar dari kamar mandi dan menuju kamarku.

***

    Pagi ini aku kembali ke aktivitas biasaku. Kakiku melangkah menuju sekolah, tetap seperti riasan kemarin. Aku tidak akan mau mengikuti peraturan sekolah, itu menyebalkan.
   Aku berjalan melintasi jalan menuju sekolah, mataku melihat para siswi yang saling bergandengan tangan satu sama lain serta bermesraan bersama. Apakah itu normal? Tentu bagi orang awam itu adalah suatu yang tidak normal.

"Selamat pagi Chaeyoung," sapa Jisoo yang langsung merangkulku keras.

"Aduh. Bisakah kau datang dengan baik?" mataku melirik kesal ke arahnya dan dia hanya menyengir tanpa dosa.

"Ehm Jisoo, apakah semua siswi perempuan disini saling bermesraan seperti itu?" tanyaku sembari memandang dua orang gadis yang saling bermesraan dan bergandengan tangan.

"Bukankah itu hal yang normal di sini," ucap Jisoo santai.

"N-normal?"

"Ya, kebanyakan siswi di sini sudah di jodohkan oleh orang tua mereka. Sebelum menuju jenjang pernikahan biasanya mereka akan bermain-main dulu. Kau tahu, mereka semua sangat panas," jelas Jisoo.

"Apakah dia juga begitu?" batinku memikirkannya.

"Apa kau mau melakukannya Chaeng?" tanya Jisoo menggodaku dengan mengedipkan matanya genit.

"Eoh, t-t-tidak,"

"Ehm. Chaeng sepertinya kau dalam masalah. Hari ini ada Kepala Sekolah menunggu di depan gerbang," ucap Jisoo menghentikan langkahnya begitupun dengan Chaeyoung. Mata Jisoo memandang gerbang sekolah.

Winter [CHAENIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang