12

939 195 75
                                    

"KAK AJIII! AKU PADAMUUU! NGGAK MAU TAHU POKOKNYA KALO KAK AJI BERHASIL MASUKIN BOLANYA KE RING-"

Seolah ada yang mengomando, Aji yang tengah berada di lapangan itu langsung berhenti mendadak. Cowok itu menoleh ke arah sumber suara dan momen itu benar-benar dimanfaatkan Lio dengan baik.

"KAK AJII, AKU ULANG! POKOKNYA KALO KAK AJI BERHASIL MASUKIN BOLANYA KE RING AKU RELA KAMU NIKAHI SEKARANG KAK! KITA BENTUK KELUARGA YANG BAHAGIA, SEJAHTERA DAN BANYAK ANAKKK!"

Padahal, tinggal selangkah lagi bola ditangan Aji bisa masuk ke dalam ring jika saja Aji tidak tiba-tiba membuang bola itu. Lalu, cowok itu cuma mengusap belakang kepala saat mendapati Ale tengah melotot.

Ale langsung mengejar bola itu yang kini dikuasai lawan, sementara Aji masih bengong.

"KAK AJII, BOLANYAAA! DEMI AKU! TOLONG KEJAR!"

Demi apapun.

Mira yang berada di samping Lio meringis. Ekor matanya melirik keramaian di pinggir lapangan, mendapati beberapa pasang mata tengah melirik sinis karena kelakuan sang sepupu. Lantas, ia pun segera menunduk dan menutupi sebagian wajahnya dengan tangan.

"KAK AJIII." Lio dengan semangat mengangkat tinggi kedua tangannya. Cewek itu naik ke atas kursi yang memang sengaja Lio bawa dari kelas.

"Turun, Li. Malu diliatin," mohon Mira.

Percayalah, Mira datang ke sini niatnya untuk menonton teman Janu bermain basket. Tapi apa ini? Lio justru malah membuat ia ikut malu dengan tingkah tidak biasa cewek itu.

Lio hanya merespon permintaan Mira dengan meletakan telunjuk dibibirnya sendiri, seolah menyuruhnya untuk diam sebelum kembali berteriak.

Mira memijit kepala.

Mira ingin menghilang dari sini sekarang juga.

"IKAN HIU DI BALIK BATU KARANG! I LOVE YOU KAK AJI SAYANG!"

"KAK AJI NOLEH SINI DONG-TUHKAN, EMANG BOLEH? EMANG BOLEH SEGANTENG ITU?"

"SARANGHAE KAK AJI!"

"KYAAA, AMBYAR POKOKNYA HATI DEDEK MAS!"

Mira bersiap untuk pergi. "Li, aku ke kelas aja, ya kalo kamu nggak mau berhenti-"

"KAK AJI-Hmpttt."

Teriakan Lio yang mereda itu membuat Mira sepenuhnya menoleh dan kembali berbalik arah.

"Berisik!"

Mira melihat Haikal berusaha menarik turun Lio dari kursi.

"Turun nggak lo?!"

"Apaan, sih??" Lio menggerang, tidak mau turun. "Orang lagi asik juga!"

"Iya, asik. Asik sendiri! Turun lo!"

"Nggak mau!" Lio menjulurkan lidah, "KAK AJIII-" Tetapi kemudian cewek itu jadi menjerit saat kursi yang ia naiki agak oleng. "Ya ampun, sumpah Kak Haikal kayak anjing!"

Haikal mendelik tidak terima.

"Jangan narik-narik ini gimana aku kalo jatuh, hah?! Kalo jatuh ke pelukan kak Aji sih nggak apa-"

Hidden [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang