|S A L A H|

92 25 29
                                    

∽♡∽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∽♡∽


"Kau tidak pulang?" tanya Jaebum

"Entaran saja,  aku malas di rumah" saut Brian

Jaebum menghembuskan nafasnya pelan,  ia kembali duduk di sebelah Brian,  padahal niatnya tadi ingin langsung pulang

"Sebenci itu dengan keluarga mu? Sampai malas pulang?" tanya Jaebum

"Ya begitu lah,  mereka selalu saja ada tingkahnya,  sangat memuakkan" saut Brian ketus

"Kau tahu?" Jaebum menggantungkan ucapannya untuk mengalihkan atensi Brian untuk melihat kearah nya dan berhasil

Brian menoleh ke arah Jaebum,  "kau bisa membenci mereka sekarang,  tapi setelah kau kehilangan mereka,  baru kau akan merasa menyesal"

Brian tidak mengerti arah bicara Jaebum, "kau tau?  Ayah tiri ku sudah tidak ada?"

Brian mengangguk,  "dulu aku selalu membencinya,  karena aku merasa ia yang membuat ibu dan ayah kandung ku bercerai, karena itu aku sangat membencinya, meskipun ia baik pada ku"

Brian kembali mengalihkan atensinya,  dia mentap jalanan yang sedikit yang berlalu lalang

"Tapi suatu hari,  aku menglami kecelakaan,  dan aku kehilangan banyak darah,  darah ku adalah AB dan hanya ayah tiri ku yang bisa memberikan donor pada ku" lanjut Jaebum

"Dan dia mendonorkan darahnya untuk mu?" tanya Brian

"Yep,  padahal dia punya darah rendah,  tapi ia tetap ingin mendonorkan darahnya pada ku,  sekitar 16 kantong darah" sontak membuah Brian tercengang

"16? Tidak kah itu sangat banyak?" Jaebum menganggukinya

"Setelah beberapa hari koma,  aku pun tersadar,  tanpa tau bahwa ia telah mendonorkan darahnya untuk ku,  semenjak itu aku tidak pernah melihatnya,  dan setelah 7 hari aku di rawat di rumah sakit akhirnya aku pulang ke rumah.. " Jaebum menghela nafasnya sebelum melanjutkan ceritanya

"Entah kenapa saat itu aku menanyakan keadaanya, dan ternyata dia sudah tidak ada saat aku siuman,  ada perasaan menyesal dalam diri ku saat ini,  aku belum menyampaikan rasa terimakasih ku untuknya,  aku baru saja ingin membukakan hati ku untuknya,  tetapi dia sudah lebih dulu meninggalkan ku" lanjut Jaebum

Terlihat mata kelam Jaebum sudah berkaca kaca,  "kau bilang ayah mu ambisius bukan?"

Brian mengangguk,  " ia ambisius terhadap pekerjaanya itu untuk kau,  adik mu dan ibu mu,  hanya saja caranya yang salah,  sama seperti ayah ku"

Jaebum beranjak dari duduknya,  "pulang lah,  mereka pasti sedang menunggu mu,  kau bilang tidak ingin membuat mereka khawatir,  termasuk ibu mu"

Jaebum langsung menaiki motor ninja nya,  dan langsung melaju menuju rumahnya

"Ingin rasanya membukakan hati untuk mereka,  tapi sangat susah"

Side Effect || •365 Days•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang