|S E L E S A I|

92 20 4
                                    

~♡~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♡~

Kedua insan tersebut beradu tatap, saling melempar tatapan tajam, "aku muak dengan mu" kata Heeryung

"Apa yang membuat mu muak, huh?! Hanya karena aku di cium oleh karyawan ku?" tanya Wooshik

"Kau bilang hanya? Wooshik-ah, hati ku remuk melihat mu seperti itu"

"Bukankah sudah ku bilang! Itu bukan kemauanku! Dia memulainya lebih dulu!"

"Tapi setidaknya kau bisa menolaknya!"

Mereka saling membentak, sementara kedua anaknya sangat khawatir takut akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan

"Ibu.. Ayah.. " panggil Jisung dengan pelan

Keduanya menoleh ke arah sumber suara, "cih! Ku kira kau sudah tiada" celetuk Wooshik

"Apa apaan ayah--"

"Sudah lah hyung" Jisung menghentikan pergerakan kakaknya agar tidak mendekat kearah ayahnya, ia tidak ingin mereka bertengkar

"Ibu.. Maaf kan peter, di saat ibu seperti ini peter malah tidak bersama ibu, tidak bisa menguatkan ibu, peter--"

Belum selesai Jisung berbicara, ibunya lebih dulu memeluknya, "tidak apa sayang, ibu juga sadar bagaimana bebanmu selama ini, ibu juga minta maaf" kata Heeryung

Jisung melepaskan pelukannya, kini beralih ayahnya. Wooshik menatap nyalang ke arah Jisung

"Beban apa yang membuat mu sampai kabur begini?!" tanya Wooshik

"..." Jisung masih terdiam, tidak menjawab pertanyaan sang ayah

"Beban apa ku tanya!!! Ayah sudah cukup banyak memberi mu apa yang kau mau, apa lagi yang kurang?!!!"

"Cinta ayah kepada ku, hanya itu yang kurang"

"Apa?!"

"Ayah.. aku tidak perlu barang barang mewah dan yang lainnya, ayah menyayangi ku saja itu sudah cukup"

"..."

"Tadi saja ayah mengiraku sudah tiada, segitu tidak di harapkannya kehadiran ku?"

"Ya! Aku tidak mengharapkan mu!"

Brian rasanya ingin memukul ayahnya saat itu juga, tetapi ibunya menahannya

Brian tak habis pikir kepda ayahnya kali ini, ia tahu ayahnya sedang marah tapi tidak kah itu terlalu menyakitkan untuk dilontarkan

"A-ayah? Aku minta maaf selama ini menjadi beban, tapi ayah benar benar tidak mengharapkan ku?" Jisung sedang mencoba menahan air matany, hatinya sakit mendengar pernyataan ayahnya tersebut

"Ya! Benar benar beban peter, bukan hanya ayah kau pun beban bagi ibumu, kau tahu dulu ibu mu hampir meninggal karena dirimu? Jika aku tahu lebih awal akan terjadi seperti itu maka aku tidak menginginkan mu ada di dunia ini"

Side Effect || •365 Days•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang