~♡~
"Kalian tunggu saja dulu disini, aku akan ambilkan makanan" kata sang tuan rumah
"Hey hyung! Tidak perlu repot repot, aku sudah bawakan tteokbokki dan kimbap" kata yang paling muda
"Baiklah kalau begitu ayen-ah, aku akan mengambil soft drink saja" saut sang tuan rumah
"Jangan lupa ambilkan piring kecil hyung!" kata yang paling muda, I.N
"Lixie! Tolong bantu hyung membawakan piring!" pinta sang tuan rumah, Bangchan
Felix pun menurut, ia mengikuti kakaknya menuju ke dapur
"Jisungie! Apa lirinya sudah selesai?" tanya Changbin
"Sudah" sautnya singkat
Changbin langsung saja mempersiapkan musik yang telah mereka buat untuk perekaman hari ini
"Kalian ingin makan dulu atau rekaman dulu?" tanya Bangchan setelah memasuki studio rekamannya
"Lebih baik rekamam dulu" saut Seungmin yang di setujui oleh semuanya
"Baiklah kalau begitu, mari kita mulai saja" kata Changbin sudah siap dengan peralatannya
"Hey! Kemari dulu!" suruh Bangchan kepada teman temannya
Bangchan menyuruh mereka semua untuk menyatukan salah satu tangan mereka di tengah
"Aku harap rekaman kali ini memuaskan kita semua, YOROBUN! FIGHTING!" tetiak Bangchan di akhir kalimat
"FIGHTING!" seru mereka serempak
~♡~
"Aku khawatir dengannya, sayang" nyonya Choi terlihat sangat khawatir, tuan Choi takut penyakit sang istri akan kumat
"Tidak apa sayang, dia sudah meninggalkan surat, mungkin dia sedang di rumah temannya, kau ke kamar ya, istirahat jangan sampai kau kumat lagi" tuan Choi mengusak rambut sang istri dan membawanya ke kamar
Brian yang dari tadi menyaksikan obrolan kedua orangtuanya itu hanya terdiam duduk di sofa
"Brian!" panggil tuan Choi sembari berjalan menuju Brian
"Kau akan mencarinya?" tanya Brian
"Tidak, aku rasa ia hanya kesal, namanya juga remaja, biarkan lah dia seperti itu, aku malas mengurusnya kalau sudah begini" kata tuan Choi dingin
"Ku tau? Peter tidak pernah seserius ini, jika dia marah atau kesal dia tidak pernah seperti ini, apa kau tidak khawatir dengannya?" tanya Brian lagi
"Khawatir? Entah lah, aku masih beranggapan bahwa di hanya kesal dan kabur dari rumah" tuan Choi mendudukan dirinya di sofa, bersebelahan dengan Brian
"Jika anggapan mu salah? Apa kau akan menyesal jika peter benar benar tidak kembali?" Brian menatap wajah ayahnya
"Tidak mungkin, dia bukan orang yang seperti itu" saut tuan Choi mengalihkan pandangannya ke sembarangan arah
"Terserah mu, aku tidak ikut campur" Brian beranjak dan pergi keluar rumah
~♡~
"Hati hati di jalan, ini sudah malam" kata Bangchan
"Baiklah! Sampai bertemu di hari graduation!" seru Seungmin
Bangchan dan Felix melambaikan tanganya kepada teman temannya
"Kalian ingin aku antar? Kebetulan aku membawa mobil" kata Changbin
"Aku mau!" kata Lino dengan semangat
"Aku juga, rumah ku kan satu jalur dengan hyung" saut I.N
"Seungmin dan jisung? Kalian tidak ikut?" tawar
"Tidak hyung, aku naik bus saja, lagi pula tidak jauh dari sini" saut Seungmin
"Aku akan berjalan jalan sebentar disini, aku akan pulang naik bus juga" timpal Jisung
"Ya sudah, kalian hati hati ya, kami pulang dulu" mereka melambaikan tangannya ke Jisung dan Seungmin
~♡~
Mereka berjalan beriringan, tidak ada yang membuka suara sama sekali, jalanan juga terlihat sepi di karena kan sudah malam
"Kau sakit? Dari tadi kau tidak banyak bicara" kata Seungmin membuka obrolan
"Tidak" saut Jisung singkat
Memang benar adanya, Jisung sedari tadi terlihat lebih diam dari biasanya, walaupun Seungmin selalu jengkel dengan sifat Jisung yang cerewet, tapi ia lebih risih dengan Jisung yang sedari tadi tidak banyak bicara
"Kau terlihat mengerikan jika tidak banyak bicara ternyata" kata Seungmin sambil terkekeh pelan
Kembali hening, Seungmin sangat tidak mengerti dengan teman disebelah nya ini
"Sebenernya ada apa jisung-ah, ada masalah?" tanya Seungmin
Jisung sedikit tersentak dengan kata 'masalah' yang di lontarkan, memang benar bahwa Jisung lagi ada 'masalah' tapi ia enggan membicarakannya
Bukan karena ia tidak ingin ada yang mencampuri urusannya, tapi memang ada perasaan yang susah untuk ia ungkapkan ke orang lain
"Jisung-ah!" panggil Seungmin sambil menggoyang bahu Jisung pelan
"A-ah? Ada apa?" Jisung gelagapan
Seungmin semakin bingung dengan temannya ini, "sudah sampai di halte, kau akan pulang sekarang?"
"Ahh itu, tidak, aku akan berjalan jalan sebentar, kau duluan saja" Jisung langsung berjalan meninggalkan temannya dengan segala kebingungan yang ada di kepala pemuda Kim tersebut
Jisung berjalan ke sungai Han, sudah sangat sepi, suasana ini yang Jisung butuhkan sekarang, keheningan
"Apa aku salah, kabur dari rumah dalam jangka waktu selama itu? Apa aku tidak bertanggung jawab dengan masalahku? Aku kabur dari rumah, seakan akan aku juga kabur dari masalah ku, tapi jika tidak begini, mereka akan tetap pada sikap mereka, jika aku tidak seperti ini apa mereka akan menyadari masalah mereka masing masing, aku harap mereka bisa merubah sifat mereka dan keluarga ku bisa hidup dengan tenang"
Ucap Jisung panjang lebar, ia kembali menitikkan airmatanya, menangis sejadi jadinya
"Aku harap ini akan berjalan seperti harapan ku, mereka akan sadar dengan sifat mereka masing masing, bisa saling melengkapi, saling mencintai, jika benar begitu semuanya akan baik baik saja" Jisung mengusap pipinya yang basah karena airmata yang terus membasahi pipinya
"Tapi jika tidak..." Jisung menggantungkan kalimatnya, ia menatap langit malam yang dihiasi gemerlap bintang yang sangat Indah, terlihat sangat damai, berbanding terbalik dengan suasana hatinya sekarang
Resah, ada rasa marah di dalam hati Jisung, marah dengan dirinya sendiri, kesal dengan dirinha sendiri, kesal karena bisa bisanya ia meninggalkan rumah, ia memikirkan Ibunya, ayah dan kakaknya? Jisung sudah lelah dengan mereka
"...aku akan melakukan apa saja, agar keluarga ku damai dan tenang, meskipun aku harus meninggalkan dunia ini" lanjutnya
~♡~
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Effect || •365 Days•
Fanfiction🌿first book of 𝗦𝗶𝗱𝗲 𝗘𝗳𝗳𝗲𝗰𝘁🌿 ❝Aku akan memberi kalian 365 hari untuk mengetahui permasalah kalian masing masing, aku akan kembali setelah 365 hari lagi, jangan cari aku jika kalian belum benar benar berubah, aku ingin kalian rasakan ap...